Pengguna Whatsapp, Waspada Hacker Bisa Retas Kartu ATM Lewat Pesan Singkat
10Berita – Whatsapp merupakan salah satu aplikasi pesan singkat yang telah digunakan oleh hampir seluruh masyarakat di dunia.
Dengan Whatsapp, seseorang bisa lebih mudah untuk berkomunikasi dimana pun dan kapan pun.
Namun salah satu aplikasi pesan singkat milik Facebook tersebut nyatanya sangat berpotensi untuk diretas oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Dikutip dari Arabnews.com oleh Pikiran-Rakyat.com Rabu, 25 Desember 2019 pengguna Whatsapp khususnya di Arab Saudi telah menyaksikan peningkatan dalam kasus peretasan.
Kasus bermula dari para pengguna Whatsapp menerima pesan dari salah satu kontak mereka dengan modus meminta kode untuk bergabung dengan grup.
Selain itu, pelaku peretas tersebut meminta salinan kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) untuk penyetoran sejumlah uang yang tanpa disadari mereka berkomunikasi langsung dengan peretas.
Spesialis teknologi Abdullah Al-Sabe mengatakan bahwa masalah selalu dimulai dengan pesan pada Whatsapp dimana orang yang tidak dikenal meminta pengguna untuk bergabung dengan grup dengan mengirimkan kode.
Berdasarkan keterangan Arabnews, setelah hacker menerima kode ini, dia dapat dengan mudah menggunakan perangkat korban, mengirim pesan ke daftar kontaknya dan meminta transfer uang.
Masih dalam keterangan Arabnews, adapun solusi untuk mencegah terjadinya hal tersebut adalah sebaiknya pengguna tidak berinteraksi dengan pengguna yang tidak dikenal dengan modus meminta untuk mengikuti beberapa tautan atau memasukan kode apapun.
Sekretaris Jenderal Media dan Komite Kesadaran Perbankan Bank Saudi Talat Zaki mengatakan peretasan adalah bagian dari dampak negatif teknologi.
“Anda mendapatkan tautan melalui email atau SMS atau teks WhatsApp. Dengan berinteraksi dengan mereka, pengguna masuk perangkap dan berisiko perangkat mereka diretas, ” ujarnya.
Seluruh Bank Arab Saudi, Otoritas Moneter Arab Saudi seluruh operator telepon seluler dan Otoritas Pasar Modal secara rutin mengirim pesan peringatan kepada masyarakat untuk menanggapi pesan dengan modus tersebut lantaran mereka dapat membawa program yang menarik dari data telepon. ***
Sumber: PIKIRAN RAKYAT
10Berita – Whatsapp merupakan salah satu aplikasi pesan singkat yang telah digunakan oleh hampir seluruh masyarakat di dunia.
Dengan Whatsapp, seseorang bisa lebih mudah untuk berkomunikasi dimana pun dan kapan pun.
Namun salah satu aplikasi pesan singkat milik Facebook tersebut nyatanya sangat berpotensi untuk diretas oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Dikutip dari Arabnews.com oleh Pikiran-Rakyat.com Rabu, 25 Desember 2019 pengguna Whatsapp khususnya di Arab Saudi telah menyaksikan peningkatan dalam kasus peretasan.
Kasus bermula dari para pengguna Whatsapp menerima pesan dari salah satu kontak mereka dengan modus meminta kode untuk bergabung dengan grup.
Selain itu, pelaku peretas tersebut meminta salinan kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) untuk penyetoran sejumlah uang yang tanpa disadari mereka berkomunikasi langsung dengan peretas.
Spesialis teknologi Abdullah Al-Sabe mengatakan bahwa masalah selalu dimulai dengan pesan pada Whatsapp dimana orang yang tidak dikenal meminta pengguna untuk bergabung dengan grup dengan mengirimkan kode.
Berdasarkan keterangan Arabnews, setelah hacker menerima kode ini, dia dapat dengan mudah menggunakan perangkat korban, mengirim pesan ke daftar kontaknya dan meminta transfer uang.
Masih dalam keterangan Arabnews, adapun solusi untuk mencegah terjadinya hal tersebut adalah sebaiknya pengguna tidak berinteraksi dengan pengguna yang tidak dikenal dengan modus meminta untuk mengikuti beberapa tautan atau memasukan kode apapun.
Sekretaris Jenderal Media dan Komite Kesadaran Perbankan Bank Saudi Talat Zaki mengatakan peretasan adalah bagian dari dampak negatif teknologi.
“Anda mendapatkan tautan melalui email atau SMS atau teks WhatsApp. Dengan berinteraksi dengan mereka, pengguna masuk perangkap dan berisiko perangkat mereka diretas, ” ujarnya.
Seluruh Bank Arab Saudi, Otoritas Moneter Arab Saudi seluruh operator telepon seluler dan Otoritas Pasar Modal secara rutin mengirim pesan peringatan kepada masyarakat untuk menanggapi pesan dengan modus tersebut lantaran mereka dapat membawa program yang menarik dari data telepon. ***
Sumber: PIKIRAN RAKYAT