Peralihan Televisi Analog ke Digital Tak Bisa Dihindari
10Berita,DIGITALISASI merupakan suatu keniscayaan. Maka itu, peralihan dari televisi analog ke digital tidak bisa dihindari lagi di tengah perkembangan teknologi seperti sekarang ini.
Namun begitu, Sekretaris Jenderal Asosiasi Televisi Digital Indonesia, Tulus Tampubolon tak menampik, jika tantangan terbesar dalam peralihan tersebut adalah menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
“Karena kualitas SDM menentukan pula kualitas konten. Dan, pelaku penyiaran harus meningkatkan kualitas di industrinya masing-masing,” ujar Tulus, di The Papandayan, Kota Bandung, Jumat (6/12/2019).
Tulus juga tak memungkiri peran TV analog di seluruh sendi kehidupan bangsa ini, namun perkembangan zaman menuntut masyarakat untuk berubah. Terlebih, di kawasan Asia Tenggara, tinggal Indonesia dan Myanmar yang belum bermigrasi ke TV digital.
“Maka itu, kita memacu peralihan dari analog ke digital, agar masyarakat mendapat manfaat yang maksimal,” serunya.
Guna mewujudkan hal itu, pihaknya mendorong pemerintah untuk membangun infrastruktur yang menunjang peralihan analog ke digital. Namun begitu, dirinya menekankan, bila peran pihak lain diperlukan dalam merealisasikan wacana tersebut.
“Memang konten akan menjadi rebutan, karena itu semua industri penyiaran harus meningkatkan kualitas SDM-nya,” ungkap dia.
Dirinya tak menyangkal, masih banyak acara yang ditayangkan di televisi belum memberikan edukasi bagi penontonnya. Hal itu, diutarakan dia, karena pelaku televisi masih terbuai dengan industri penyiaran.
“Maka itu, kita harus memerbaiki semuanya. Kita tidak bisa lagi menonton yang sifatnya tak mengedukasi. Itu kerja keras kita kedepannya,” cetus Tulus.
Tulus menekankan, TV digital bakal menjalankan tiga peran utama penyiaran, yakni edukasi, hiburan, dan kontrol. Oleh karena itu, konten yang dibuat nantinya harus berisikan ketiga fungsi tersebut, guna memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat.
Editor: Kiki Kurnia
Sumber: Galamedianews
10Berita,DIGITALISASI merupakan suatu keniscayaan. Maka itu, peralihan dari televisi analog ke digital tidak bisa dihindari lagi di tengah perkembangan teknologi seperti sekarang ini.
Namun begitu, Sekretaris Jenderal Asosiasi Televisi Digital Indonesia, Tulus Tampubolon tak menampik, jika tantangan terbesar dalam peralihan tersebut adalah menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
“Karena kualitas SDM menentukan pula kualitas konten. Dan, pelaku penyiaran harus meningkatkan kualitas di industrinya masing-masing,” ujar Tulus, di The Papandayan, Kota Bandung, Jumat (6/12/2019).
Tulus juga tak memungkiri peran TV analog di seluruh sendi kehidupan bangsa ini, namun perkembangan zaman menuntut masyarakat untuk berubah. Terlebih, di kawasan Asia Tenggara, tinggal Indonesia dan Myanmar yang belum bermigrasi ke TV digital.
“Maka itu, kita memacu peralihan dari analog ke digital, agar masyarakat mendapat manfaat yang maksimal,” serunya.
Guna mewujudkan hal itu, pihaknya mendorong pemerintah untuk membangun infrastruktur yang menunjang peralihan analog ke digital. Namun begitu, dirinya menekankan, bila peran pihak lain diperlukan dalam merealisasikan wacana tersebut.
“Memang konten akan menjadi rebutan, karena itu semua industri penyiaran harus meningkatkan kualitas SDM-nya,” ungkap dia.
Dirinya tak menyangkal, masih banyak acara yang ditayangkan di televisi belum memberikan edukasi bagi penontonnya. Hal itu, diutarakan dia, karena pelaku televisi masih terbuai dengan industri penyiaran.
“Maka itu, kita harus memerbaiki semuanya. Kita tidak bisa lagi menonton yang sifatnya tak mengedukasi. Itu kerja keras kita kedepannya,” cetus Tulus.
Tulus menekankan, TV digital bakal menjalankan tiga peran utama penyiaran, yakni edukasi, hiburan, dan kontrol. Oleh karena itu, konten yang dibuat nantinya harus berisikan ketiga fungsi tersebut, guna memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat.
Editor: Kiki Kurnia
Sumber: Galamedianews