Prof Dadang Kahmad: Muhammadiyah Tetap Tuntut China Hentikan Kekerasan Ke Muslim Uighur
10Berita - Organisasi massa Islam di Indonesia seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah dan Majelis Ulama Indonesia dikabarkan The Wall Street Journal mendapatkan dana dari China untuk bungkam mengenai pembantaian etnis Uighur di Xinjiang, China.
Menyikapi kabar tersebut Ketua PP Muhammadiyah bidang Majelis Pustaka dan Informasi Prof Dadang Kahmad menegaskan bahwa pernyataan tersebut merupakan fitnah lantaran tidak ada uang yang mengalir ke Muhammadiyah dari China.
“Tidak ada pemberian uang kepada Muhammadiyah dari negeri China, karena Muhamadiyah tidak akan menerimanya,” kata Dadang kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (15/12).
Pihaknya membenarkan ada beberapa kader Muhammadiyah yang melakukan peninjauan ke China, yang diarahkan oleh pemandu di sana.
“Memang teman-teman ada yang dapat undangan peninjauan ke negeri China, saya sendiri tidak ikut, menurut laporan mereka kunjungi tempat yang diarahkan oleh pemandu,” ujarnya.
Setelah plesiran ke China dan melihat etnis Uighur di Xinjiang, kader ormas tersebut tetap menuntut pemerintah China untuk tidak diskriminatif dengan umat muslim di negara tirai bambu tersebut.
“Tetapi sepengetahuan saya sepulangnya dari kunjungan tersebut, mereka tetap menuntut pemerintah China tidak melakukan kekerasan terhadap Suku Uighur yang beragama Islam,” tutupnya.(rmol)