OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 29 Desember 2019

Rizal Ramli Ragu Ahok Bisa Berantas Mafia di BUMN, Sindir Jokowi yang Tak Berani Pecat Menterinya

Rizal Ramli Ragu Ahok Bisa Berantas Mafia di BUMN, Sindir Jokowi yang Tak Berani Pecat Menterinya


10Berita - Mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Rizal Ramli  tak setuju diangkatnya Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai petinggi BUMN.

Rizal Ramli lantas menyayangkan sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mendukung Ahok menjadi Bos BUMN.

Hal itu diungkapkan Rizal Ramli saat menjadi narsumber dalam acara Talk Show tvOne  pada Sabtu (16/11/2019).


Ahok disebut nantinya dapat membersihkan banyak mafia di perusahaan BUMN.

Namun, Rizal Ramli tidak percaya akan hal tersebut.

Jokowi harus membuktikkan kata-katanya.

Sehingga ia menyindir Jokowi yang tidak berani memecat Menteri Perdagangan pada era Kabinet Kerja, Enggartiasto Lukita.

"Belum tentu juga dan omongan Pak Jokowi  harus dibuktikkan misalnya, Enggar itu impor ugal-ugalan, corrupt, Jokowi enggak berani pecat jadi he has to prove his words (Dia harus membuktikkan kata-katanya) dengan tindakkan baru kita percaya," ujar Rizal Ramli.

Kemudian, Rizal Ramli mencontohkan dirinya yang pernah menjadi Ketua Bulog.

Ia berhasil memperbaiki sistem Bulog yang sudah diisi banyak korupsi.

Rizal Ramli mengatakan dirinya sempat memecat hampir semua pimpinan Bulog.

"Nah, saya pernah jadi Ketua Bulog tahun 99, itu adalah lembaga paling corrupt nomor dua setelah Pertamina, corruption-nya luar biasa."

"Memang dalam konteks itu perlu shock therapy yang kami lakukan adalah satu memajukan pengadilan, 19 dari pimpinannya kami minta mundur."

Mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Rizal Ramli  tak setuju diangkatnya Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok  sebagai petinggib BUMN. Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga (Channel Youtube Talk Show tvOne)


"Kalau enggak mundur kita ajukan ke pengadilan," terang Rizal Ramli.

Lalu, pria 64 tahun tersebut mengatakan bahwa untuk membersihkan mafia tak cukup menghentikan sejumlah orang yang bermasalah.

Melainkan sistem untuk mencegah adanya tindak korupsi.

"Tapi enggak cukup, habis itu you harus benahi sistem ya sehingga apa hasilnya, manfaatnya itu setelah corruption aneh-aneh nggak ada di Bulog," ungkapnya.

Rizal Ramli lantas mengaku tak hanya berhasil dalam membersihkan mafia, melainkan berhasil menaikkan keutungan yang cukup tinggi.

"Yang kedua keuntungan Bulog naik lima triliun ya dipakai untuk membeli pesawat supply yang pertama jadi dalam mengubah kultur apakah korporasi atau apa perlu shock therapy," lanjutnya.

Satu di antara sistem demi mencegah tindak korupsi, yakni adanya sistem budgetting online.

"Biasanya kan mereka tetep dengan old game, ngaco-ngaco-nya tapi setelah shock therapy  perlu dibenahi sistem, waktu itu budget kita bikin online sistemnya," pungkas Rizal Ramli.

Lihat videonya sejak menit awal:


Dalam kesempatan itu, Rizal Ramli juga mengatakan Ahok masih memiliki banyak kasus yang belum terselesaikan.

"Sebetulnya sih sederhana, Ahok punya banyak kasus keuangan," ujar Rizal Ramli.

Lantas, Rizal Ramli membeberkan kasus-kasus yang belum ditangani tuntas oleh Ahok.

"Pembelian Rumah Sakit Sumber Waras, beli tanah Cingkareng dari DKI, kasus Trans Bus itu yang importer Tiongkok," ucapnya.

"Kasus-kasus itu menunjukkan dia tidak biasa dengan Good Goverment," tambah Rizal Ramli.

Selain itu, Rizal Ramli menilai Ahok akan menjadi biang kerok dalam keributan baru.

Ia kemudian mengungkit kembali Pemilihan Daerah DKI Jakarta pada 2016 lalu.

"Yang kedua hari ini Indonesia juga sudah banyak masalah ya kan? Inget enggak bangsa kita hampir terpecah gara-gara Ahok  pemilihan Gubernur, orang berantem," katanya.

Sehingga, Rizal Ramli menyayangkan langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Kok ciptakan Pak Jokowi ciptakan masalah baru gitu," tutur Rizal Ramli.

Pria 64 tahun tersebut kemudian mengungkapkan lagi alasannya mengapa tak setuju Ahok menjadi petinggi satu di antara BUMN.

Ahok dianggap tidak memiliki pengalaman dalam perusahaan.

"Nah yang kedua dia tidak punya corporate experience (pengalaman perusahaan)  saya ledek kelas Glodog

"Maksudnya itu ga punya pengalaman corporate yang bagus padahal masih banyak anak-anak muda yang bisa punya pengalaman eksekutif yang bagus termasuk temen-temen Tionghoa," katanya.

Kemudian, Rizal Ramli tak segan menyebut Ahok hanya memiliki modal keributan.

"Itu akan memberikan nilai tambah yang lebih besar kepada Ahok yang modalnya keributan doang," ujarnya. (TribunWow.com/Mariah Gipty)