OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Rabu, 18 Desember 2019

Yang Melawan Dicap Teroris, Muslim Uighur yang Ditahan 5 Juta Orang

Yang Melawan Dicap Teroris, Muslim Uighur yang Ditahan 5 Juta Orang


(Foto: Ketua Majelis Nasional Turkistan Timur (Uighur) Seyit Tumturk -pakai jas-)
10Berita,Jangan mau ditipu oleh antek-antek China yang sengaja mengaburkan dan menutupi fakta sebenarnya tentang kondisi muslim Uighur.

Ketua Majelis Nasional Turkistan Timur (Uighur) Seyit Tumturk beserta rombongan pada awal Januari 2019 lalu berkunjung ke Indonesia dalam rangka membawa bantuan dari muslim Uighur untuk korban tsunami Selat Sunda sebesar 50.000 dolar USD.

Kedatangan Seyit Tumturk juga untuk mensosialisasikan kondisi sebenarnya muslim Uighur di Xinjiang.

Seyit Tumturk mengungkapkan, Muslim Uighur yang dijebloskan ke dalam Kamp Penyiksaan rezim komunis Cina mencapai 5 juta orang. Menurut Tumturk, kekejaman rezim Cina dalam melakukan penyiksaan terhadap Muslim Uighur itu melebihi Nazi dalam Perang Dunia II.

“Mereka dalam tahanan mendapatkan perlakuan lebih kejam dar Nazi,” kata Tumturk dalam diskusi dan konferensi pers bertajuk ‘Kesaksian dari Balik Tembok Penjara Uighur’ yang digelar oleh Aksi Cepat Tanggap (ACT) dan Jurnalis Islam Bersatu (JITU) di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (12/1/2019).

“PBB menyebut angka lebih satu juta Uighur ditahan dalam Kamp Konsentrasi, tetapi menurut data kami jumlah mereka yang ditahan tiga sampai 5 juta orang,” paparnya.

Ia mengungkapkan, Muslim Uighur ditangkap dengan modus “proyek persaudaraan keluarga”. Modusnya, pegawai rezim dari etnis Han ditugaskan untuk masuk ke rumah-rumah Muslim Uighur dan tinggal bersama mereka. Dalihnya untuk membimbing keluarga-keluarga Muslim tersebut agar melawan radikalisme.

Akan tetapi, jika pegawai-pegawai rezim itu melihat keluarga Muslim tersebut beribadah seperti shalat, mengenakan jilbab, membaca Al-Qur’an dan berjenggot, maka mereka langsung ditahan.

“Yang melawan rezim komunis Cina, maka dicap sebagai teroris, radikal, dan dimasukkan ke dalam kamp,” terang Tumturk yang datang ke Indonesia bersama mantan tahanan Kamp Penyiksaan rezim komunis Cina, Ibu Gulbakhar Cililova.

[Video - Diskusi & konferensi pers bertajuk ‘Kesaksian dari Balik Tembok Penjara Uighur’]



Sumber: salam-online