OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Rabu, 19 Februari 2020

Gerakan Subuh Berjamaah, Bentuk Perlawanan Baru Warga Palestina terhadap Israel

Gerakan Subuh Berjamaah, Bentuk Perlawanan Baru Warga Palestina terhadap Israel



10Berita, Tepi Barat – Ribuan warga Palestina berduyun-duyun ke masjid yang terletak di Victory Square di Nablus, Tepi Barat, pada Selasa (18/02/2020). Mereka menghadiri shalat Subuh berjamaah dengan jumlah tak biasa untuk membuka front baru dalam protes terhadap Israel dan Amerika Serikat.
Pemandangan seperti ini juga terlihat di daerah lain di Tepi Barat beberapa waktu terakhir. Warga berbondong-bondong mengikuti shalat jamaah Subuh dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Mereka menghindari tempat-tempat protes biasa di mana mereka berisiko ditangkap. Aksi protes yang biasanya dilingkupi kemarahan pun kini menjadi suasana keimanan.
“Ini adalah cara paling damai untuk menyampaikan pesan,” kata seorang pemilik restoran, Saif Abu Bakr, ketika massa meninggalkan Nablus dari masjid dan berpencar di jalan dan alun-alun di sekitarnya.
Para jamaah meneriakkan slogan-slogan selepas kumandang adzan. Di antara slogan itu, “di jalan Allah kami berdiri berharap bendera berkibar tinggi”.
Abu Bakar mengatakan, saya berharap ini akan menjadi bentuk baru penyampaian pesan. Kami sudah mencoba berbagai bentuk protes dan tidak berhasil karena kami tidak memiliki kekuatan yang cukup. Ini adalah cara teraman untuk semua orang.
Dalam bentuk aksi protes terbaru itu, massa membawa pesan penolakan rencana perdamaian di Palestina yang dibuat oleh Presiden AS Donald Trump.
Sejak rencana Trump itu diumumkan, jalanan di Palestina dipenuhi aksi protes dalam skala kecil setiap hari. Tidak sedikit yang menanggapi seruan Otoritas Palestina yang dipimpin oleh Presiden Mahmoud Abbas untuk mengorganisir protes “Days of Wrath”.
Sebagai gantinya, banyak yang menyambut seruan itu melalui Facebook dan media sosial lainnya dengan mengajak aksi yang dikenal sebagai “Fajar Besar Nablus”, yang berupa shalat Subuh berjamaah. Aksi Subuh ini untuk menunjukkan diri kepada Trump dan menghadang ancaman Israel terhadap situs suci Islam di Yerusalem dan kota Hebron. Di kedua kota ini, jamaah shalat Subuh meningkat setelah seruan di media social itu.
Seruan pertama untuk memenuhi masjid di waktu Subuh datang dari gerakan Fatah pimpinan Mahmod Abbas, yang mendominasi Organisasi Pembebasan Palestina.
Jumlah jamaah semakin meningkat setelah kampanye itu mendapatkan dukungan dari gerakan Islam Hamas, yang memiliki pengaruh di masjid-masjid, terutama di kota-kota di mana banyak pendukung gerakan.
Fawzi Barhoum, juru bicara gerakan Hamas di Gaza, mengatakan kepada Reuters bahwa kampanye itu merupakan upaya untuk memperingatkan warga Palestina akan rencana Trump dan rencana Israel untuk mencaplok kota mereka di Tepi Barat.
Di Nablus, di mana jumlah jamaah yang terus meningkat, para jamaah bersikeras bahwa tidak ada kelompok khusus di belakang kampanye ini. Mereka menggambarkannya sebagai gerakan rakyat yang berusaha berdiri dengan kedua kakinya sendiri.
Namun, Reuters mendapati slogan-slogan yang biasa yang digunakan Hamas menggema di jalan-jalan dalam aksi Subuh itu.
Sumber: Reuters, kiblat