OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 06 Februari 2020

Kisah Dokter Zaki Penemu Virus Corona Dipecat dari RS : Saya Pernah Ingatkan Ini Virus yang Serius

Kisah Dokter Zaki Penemu Virus Corona Dipecat dari RS : Saya Pernah Ingatkan Ini Virus yang Serius


Dr Ali Mohamed Zaki penemu virus corona - ISTIMEWA
10Berita- Penemuan dan peringatan awal kadang tak dihiraukan karena belum ada bukti serius.

Namun berselang beberapa tahun dunia heboh ternyata peringatan itu terbukti.

Itulah coronavirus temuan DR Zaki tahun 2012.

Hingga Rabu (5/2) ini jumlah korban meninggal akibat wabah virus corona  mencapai 492 orang dari total kasus 25.400.

Sedangkan Komisi Kesehatan Nasional China mengumumkan sudah ada 892 pasien virus corona dinyatakan sembuh dan dipulangkan dari rumah sakit.

Virus yang berasal dari kota Wuhan di Provinsi Hubei ini dilaporkan telah menyebar ke 30 provinsi di wilayah China, serta 20 negara di dunia.

Virus Corona di Wuhan dikenal dengan nama Novel Coronavirus (2019-nCov), karena teridentifikasi pertama kali pada tahun 2019.

Dikutip dari Kompas.com, Novel coronavirus (2019-nCov) merupakan virus penyebab penyakit saluran pernapasan.

Orang tak menyangka bahwa virus ini telah ditemukan tahun 2012.

Virus ini masih satu keluarga dengan virus SARS dan MERS.

Berdasarkan artikel yang ditulis Ian Sample yang terbit di The Guardian pada 15 Maret 2013, dengan judul Coronavirus: is this the next pandemic? Virus Corona ditemukan oleh ahli virologi Mesir Dr. Ali Mohamed Zaki pada tahun 2012.

Saat itu ia mengisolasi dan mengidentifikasi virus corona yang sebelumnya tidak diketahui dari paru-paru seorang pria.

Sebelum menteror China, virus corona pernah mewabah di Arab Saudi.

Ilmuwan muslim bernama Ali Mohamed Zaki, PhD (virologist) dari Rumah Sakit Dr Soliman Fakeeh di Jeddah, Arab Saudi berhasil membasminya.

Apakah mungkin sekarang dokter itu juga mampu membasmi virus corona yang telah menjadi wabah di banyak negara?

Memang dunia berharap dan membutuhkan pemikirannya untuk musnahkan Virus Corona  di China.

Kala itu, DR Ali Mohamed Zaki kemudian memposting temuannya pada 24 September 2012 di ProMED-mail.

Dari hasil penelitiannya, sel-sel yang diisolasi menunjukkan efek sitopatik (CPE), dalam bentuk pembulatan dan pembentukan syncytia.

Setelah menemukan virus corona jenis baru itu, Zaki dengan cepat mengirim email ke laboratorium virologi terkemuka di Erasmus Medical Centre di Rotterdam, Belanda.

Laboratorium itu adalah tempatnya pernah meminta bantuan dalam penelitiannya.

Untuk mengingatkan ilmuwan lain, Zaki juga memosting catatan tentang proMED, sistem pelaporan internet yang dirancang untuk secara cepat berbagi rincian penyakit menular dan wabah dengan para peneliti dan lembaga kesehatan masyarakat.

Sayangnya, akibat hal itu, ia malah dipecat.

Kontrak kerjanya di rumah sakit diputus atas tekanan dari Kementerian Kesehatan Arab Saudi, katanya.

Ia pun kembali ke tanah kelahirannya di Mesir.

"Mereka tidak suka ini muncul di proMED. Mereka memaksa rumah sakit untuk mengakhiri kontrak saya," kata Zaki kepada Guardian dari Kairo.

"Saya terpaksa meninggalkan pekerjaan saya karena ini, tetapi itu adalah tugas saya. Ini adalah virus yang serius," kata Dr Zaki memperingatkan.

Tak berapa lama setelahnya, kasus serupa dengan pasien Zaki juga dilaporkan terjadi di Inggris, tepatnya di Rumah Sakit St Thomas, Lond. Pada saat itu, seorang pria berusia 49 tahun dari Doha, Qatar, terjangkit.

Ia dilaporkan baru mengunjungi Arab Saudi.

Pada saat itu, tenaga medis yang menanganinya tahu pria itu terjangkit virus, namun mereka tidak tahu jenis virus apa yang menjangkitinya dan seberapa parah dampaknya.

Karena kebingungan, dokter di rumah sakit memberitahukan kasus itu ke Health Protection Agency's Imported Fever Service (HPA), yang memulai penyelidikan sendiri.

Mereka kemudian menemukan file yang diunggah Zaki di proMED. Setelah dicocokkan, virus itu ternyata adalah coronavirus.

Setelahnya, HPA segera memberitahu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). "Tiba-tiba ini menjadi jauh lebih menarik," kata Tony Mounts, kepala pemantauan dan pengawasan pandemi di Organisasi Kesehatan Dunia.

"Kami sekarang memiliki dua kasus yang terjadi beberapa bulan terpisah, dari virus dalam keluarga yang sama dengan SARS, dan kedua kasus memiliki pneumonia yang buruk."

Namun begitu, para ilmuwan disebut masih belum tahu dari mana asal virus, bagaimana caranya menginfeksi dan menyebar ke orang, serta seberapa cepat penyebarannya.

Mereka juga mengatakan, tidak ada tanda-tanda bahwa virus menyebar dengan mudah dari orang ke orang.

Namun mereka khawatir virus itu akan bermutasi dan dapat beradaptasi sehingga bisa menyebar lebih mudah.

"Itulah yang kami khawatirkan," kata Eric Snijder, kepala virologi molekuler di Leiden University.

"Jika itu terjadi, mungkin akan ada varian pandemi yang menyebar dengan mudah, dan itu akan menjadi masalah besar".

Dan kekhawatiran itu sekarang terbukti. Virus begitu cepat menyebar dari Wuhan ke banyak negara di dunia. (wartakota/net)