Said Didu: Jangan Gunakan Ilmu Survei Untuk Menipu! Dosanya Besar
Survei Indo Barometer ini dilakukan pada 9-15 Januari 2020 terhadap 1.200 res-ponden yang tersebar di 34 provinsi.
Sontak survei ini diragukan kredibilitasnya. Bagaimana mungkin kondisi DKI tapi yang disurvei di 34 provinsi?
"Wahai tukang survey, kalau mau jadi gila, gilanya yg serius dong," kata mantan Sekretaris Kementerian BUMN M. Said Didu di akun twitternya, Senin (17/2/2020).
Survei yang dilakukan sejumlah lembaga dalam mencitrakan atau memetakan suatu kasus tidak boleh sembarangan. Ada metode-metode yang harus dipenuhi.
Salah satunya, persyaratan utama sampling dalam statistik bahwa populasi yang disampling harus homogen.
"Persyaratan utama sampling dalam statistik bahwa populasi yang disampling harus homogen, artinya tingkat pemahamannya terhadap yang disurvey adalah sama," ujar Said Didu.
Kalau survei tentang Jakarta ya orang Jakarta yang disurvei, bukan orang Sulawesi.
"Tidak mungkin orang Sulawesi pemahaman tentang banjir Jakarta sama dengan orang Jakarta," kata Said Didu.
Said Didu mengingatkan dosa besar gunakan ilmu, termasuk ilmu survei untuk menipu.
"Janganlah gunakan ilmu untuk menipu !!! Dosanya besar," tegas Said Didu.
Persyaratan utama sampling dlm statistik bhw populasi yg disampling harus homogen, artinya tingkat pemahamannya thdp yg disurvey adalah sama.
Tidak mungkin org Sulawesi pemahaman ttg banjir Jakarta sama dg orang Jakarta.
Janganlah gunakan ilmu untuk menipu !!!
Dosanya besar
805 people are talking about this
Sumber:Kunjungi website