Meneladani Sifat Dermawan Rasulullah, Tetap Memberi meski Kondisi Sulit
Untitled Image
Ilustrasi Tasbih Foto: pexels
10Berita,Sikap saling peduli dan tolong-menolong menjadi salah satu ciri khas dalam Islam. Tolong menolong dalam bahasa Arab adalah Ta’awun. Sedangkan menurut istilah, pengertian Ta’awun adalah sifat tolong menolong di antara sesama manusia dalam hal kebaikan dan takwa.
Sifat suka menolong juga merupakan salah satu sifat Rasulullah Muhammad SAW. Rasulullah bahkan selalu berusaha untuk tidak mempersulit orang lain. Seperti dikisahkan oleh Sahabat Rasul, Abu Hurairah RA. Suatu hari kami duduk bersama Rasulullah SAW di masjid, apabila beliau berdiri, kami pun berdiri. Suatu hari, beliau berdiri, lalu kami pun berdiri. Ketika beliau sampai ke pertengahan masjid, tiba-tiba seorang laki-laki menarik mantel Rasulullah dengan keras, padahal mantelnya itu terbuat dari bahan yang kasar. Saking kerasnya, leher Rasulullah pun tampak memerah.
Laki-laki itu berkata, "Wahai Muhammad, isikan kedua untaku dengan apa saja, karena kau tidak pernah membawa harta, baik dengan hartamu sendiri maupun dari harta bapakmu."
Rasulullah SAW menjawab, "Tidak, dan aku memohon ampun kepada Allah. Aku tidak akan memenuhi kedua untamu sehingga kau terlebih dahulu melepaskan tarikanmu dari leherku."
Laki-laki itu berkata kembali: "Tidak, demi Allah, aku tidak akan melepaskannya sebelum kau memenuhi permintaanku." Rasulullah SAW lalu mengulang perkataannya tadi tiga kali. Namun, laki-laki itu tetap tidak mau melepaskan tarikannya.
Begitu mendengar jawaban laki-laki tadi, kami para sahabat segera bermaksud menghampiri laki-laki tersebut, namun Rasulullah segera berpaling kepada kami dan berkata: "Tolong semuanya, jangan mengubah posisi dan tempat laki-laki tersebut sampai aku memberikan izin."
Rasulullah lalu berkata kepada sahabatnya untuk memenuhi unta orang tersebut dengan makanan:
"Wahai fulan, penuhi unta laki-laki tadi dengan gandum, dan untanya yang satu lagi dengan kurma." Setelah dipenuhi, Rasulullah bersabda: "Ayo bubarlah kalian." (HR. Abu Daud).
Kisah lain soal kedermawanan Rasulullah juga diceritakan dalam buku Akhlak Rasul Menurut Al-Bukhari dan Muslim (Abdul Mun’im al-Hasyimi, 2018) seperti dikutip dari situs NU. Suatu ketika ada seorang anak kecil mendatangi Rasulullah. Anak kecil itu menyampaikan pesan ibunya kepada Rasul untuk meminta baju gamis. “Sesungguhnya ibuku meminta pakaian darimu,” kata anak kecil itu.
Saat itu Rasul tidak langsung memberinya. Beliau meminta anak kecil itu untuk datang lagi pada waktu siang hari. Setelah mendapat jawaban seperti itu, anak kecil itu balik kepada ibunya. Ia menceritakan bahwa Rasul akan memberinya baju siang nanti.
Namun ibu anak kecil itu tetap menginginkan baju gamis dan meminta anaknya untuk kembali menemui Rasul. Kali ini dia bahkan meminta baju yang dikenakan oleh Rasul.
Mendengar permintaan tersebut, Rasul masuk ke dalam rumah, melepaskan baju yang dikenakannya, dan langsung memberikannya kepada anak kecil itu. Padahal saat itu, azan sudah dikumandangkan. Para sahabat menunggu kedatangan Rasul untuk mengimami salat, namun beliau tidak kunjung tiba di masjid karena masih berbenah setelah bajunya diberikan kepada anak kecil tersebut.
Itulah sifat menolong dan kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam. Beliau tetap berusaha untuk menolong dan tidak menyusahkan orang lain, meski kondisinya juga dalam kesulitan. Semoga kita sebagai pengikut beliau bisa mengikuti sifat beliau.
Sumber: kumparan
Untitled Image
Ilustrasi Tasbih Foto: pexels
10Berita,Sikap saling peduli dan tolong-menolong menjadi salah satu ciri khas dalam Islam. Tolong menolong dalam bahasa Arab adalah Ta’awun. Sedangkan menurut istilah, pengertian Ta’awun adalah sifat tolong menolong di antara sesama manusia dalam hal kebaikan dan takwa.
Sifat suka menolong juga merupakan salah satu sifat Rasulullah Muhammad SAW. Rasulullah bahkan selalu berusaha untuk tidak mempersulit orang lain. Seperti dikisahkan oleh Sahabat Rasul, Abu Hurairah RA. Suatu hari kami duduk bersama Rasulullah SAW di masjid, apabila beliau berdiri, kami pun berdiri. Suatu hari, beliau berdiri, lalu kami pun berdiri. Ketika beliau sampai ke pertengahan masjid, tiba-tiba seorang laki-laki menarik mantel Rasulullah dengan keras, padahal mantelnya itu terbuat dari bahan yang kasar. Saking kerasnya, leher Rasulullah pun tampak memerah.
Laki-laki itu berkata, "Wahai Muhammad, isikan kedua untaku dengan apa saja, karena kau tidak pernah membawa harta, baik dengan hartamu sendiri maupun dari harta bapakmu."
Rasulullah SAW menjawab, "Tidak, dan aku memohon ampun kepada Allah. Aku tidak akan memenuhi kedua untamu sehingga kau terlebih dahulu melepaskan tarikanmu dari leherku."
Laki-laki itu berkata kembali: "Tidak, demi Allah, aku tidak akan melepaskannya sebelum kau memenuhi permintaanku." Rasulullah SAW lalu mengulang perkataannya tadi tiga kali. Namun, laki-laki itu tetap tidak mau melepaskan tarikannya.
Begitu mendengar jawaban laki-laki tadi, kami para sahabat segera bermaksud menghampiri laki-laki tersebut, namun Rasulullah segera berpaling kepada kami dan berkata: "Tolong semuanya, jangan mengubah posisi dan tempat laki-laki tersebut sampai aku memberikan izin."
Rasulullah lalu berkata kepada sahabatnya untuk memenuhi unta orang tersebut dengan makanan:
"Wahai fulan, penuhi unta laki-laki tadi dengan gandum, dan untanya yang satu lagi dengan kurma." Setelah dipenuhi, Rasulullah bersabda: "Ayo bubarlah kalian." (HR. Abu Daud).
Kisah lain soal kedermawanan Rasulullah juga diceritakan dalam buku Akhlak Rasul Menurut Al-Bukhari dan Muslim (Abdul Mun’im al-Hasyimi, 2018) seperti dikutip dari situs NU. Suatu ketika ada seorang anak kecil mendatangi Rasulullah. Anak kecil itu menyampaikan pesan ibunya kepada Rasul untuk meminta baju gamis. “Sesungguhnya ibuku meminta pakaian darimu,” kata anak kecil itu.
Saat itu Rasul tidak langsung memberinya. Beliau meminta anak kecil itu untuk datang lagi pada waktu siang hari. Setelah mendapat jawaban seperti itu, anak kecil itu balik kepada ibunya. Ia menceritakan bahwa Rasul akan memberinya baju siang nanti.
Namun ibu anak kecil itu tetap menginginkan baju gamis dan meminta anaknya untuk kembali menemui Rasul. Kali ini dia bahkan meminta baju yang dikenakan oleh Rasul.
Mendengar permintaan tersebut, Rasul masuk ke dalam rumah, melepaskan baju yang dikenakannya, dan langsung memberikannya kepada anak kecil itu. Padahal saat itu, azan sudah dikumandangkan. Para sahabat menunggu kedatangan Rasul untuk mengimami salat, namun beliau tidak kunjung tiba di masjid karena masih berbenah setelah bajunya diberikan kepada anak kecil tersebut.
Itulah sifat menolong dan kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam. Beliau tetap berusaha untuk menolong dan tidak menyusahkan orang lain, meski kondisinya juga dalam kesulitan. Semoga kita sebagai pengikut beliau bisa mengikuti sifat beliau.
Sumber: kumparan