OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 25 Mei 2020

Noraknya Liberal Udik NGajarin Toleransi, SMA Lu Dimana?

Noraknya Liberal Udik NGajarin Toleransi, SMA Lu Dimana?




Noraknya Liberal Udik

10Berita,Sejak saya kecil tinggal di Letjen Suprapto Senen Jakarta Pusat, lingkungan saya bertetangga dan berteman adalah anak2 Cina, ada Alut, Apin, Ace, Abun,Tekming dan banyak lagi lainnya. Sampai yang mengajarkan saya berbisnispun namanya Pak Lau Direktur Pemasaran Keramik Super Italia, dia memberi saran-saran untuk saya tetap bangkit ketika mengalami San Ci Pa yg cukup besar dimasa itu.

Sampai SMA dan dewasa lingkungan pergaulan di Jakarta memang sudah seperti itu adanya, selalu bertemu teman atau bertetangga  yang berbeda keyakinan dengan beragam etnis.

Tibalah saya memiliki anak yang sudah mulai remaja dan memasuki sekolah SMA. Anak2 itu saya daftarkan di SMA Jubilee yang 96% murid2nya adalah Chines.

Dari sejak mereka SD sampai dengan kuliah tak pernah saya ijinkan anak - anak saya menginap dirumah temannya tapi mempersilahkan siapapun dan berapapun temannya untuk menginap dirumah saya.

Tiba di hari jumat menjelang sholat saya meminta anak saya Hamzah namanya untuk segera bersiap ke Masjid dekat rumah, hari itu ada empat temannya yang kebetulan sedang menginap. Yang dua sudah siap ikut ke masjid namun dua temannya lagi nampak tetap duduk2 tak beranjak, saya bertanya: Kalian ga ikut sholat jumat? Teman anak saya itu menjawab: Maaf kita ga ikut Om  kita berdua nasrani.

Sayapun maklum dan mengatakan kalau kalian mau makan silahkan duluan sambil meminta istri saya menyiapkan makan siang, kami ke masjid dulu.

Anak2 itu menolak dan tetap ingin menunggu kami pulang dari Masjid dulu untuk makan bersama.
Hari demi hari bulan demi bulan, tahun demi tahun berlalu sampai anak2 itu menamatkan kuliah. Selama itupula rumah saya menjadi tempat mereka datang berkumpul dan menginap kalau lagi ada tugas bersama atau hanya sekedar berkumpul.

Apa yang saya dan keluarga saya alami tentu saja banyak dialami oleh para keluarga lainnya yang lahir dan besar di Jakarta.

Lalu datang lah para Liberal Udik berbicara tentang toleransi dan pluralisme mengajarkan kita anak Jakarta tentang menghormati perbedaan keyakinan.  Saya tak punya jawaban lain kecuali: Norak Luh, SMA Luh dimane,  Udikkkkkkk.😊

2 Syawal 1441

(By Geis Chalifah)

Sumber: konten islam

Related Posts:

  • Hersubeno Arief: Silakan Jadi Koruptor, Asal Jangan Radikal Hersubeno Arief: Silakan Jadi Koruptor, Asal Jangan Radikal… 10Berita – DI bawah rezim pemerintahan Jokowi, tampaknya ada semacam aturan. Setidaknya paham dan kesepakatan baru: Silakan jadi koruptor, asal jangan Radikal! … Read More
  • MANIPULASI ESEMKA MANIPULASI ESEMKA MANIPULASI ESEMKA Oleh: M Rizal FadillahPemerhati PolitikPeresmian mobil Esemka di Boyolali dikritisi. Bukan tidak suka atau gembira memiliki industri otomotif akan tetapi kejujuran atau transparans… Read More
  • Manipulasi Esemka Manipulasi Esemka 10Berita - PERESMIAN mobil Esemka di Boyolali dikritisi. Bukan tidak suka atau gembira memiliki industri otomotif akan tetapi kejujuran atau transparansi produk diragukan.Dicitrakan Esemka ini adala… Read More
  • Menteri Keuangan Terburuk Menteri Keuangan Terburuk Oleh:  FUAD BAWAZIER10Berita - PRESIDEN Jokowi kecewa kepada tim ekonomi pemerintah karena dari 33 perusahaan yang migrasi dari China (Juni-Agustus 2019) kabarnya hanya satu yang pindah… Read More
  • Tempo ‘Tonjok’ Pinokio Tempo ‘Tonjok’ Pinokio Catatan M Rizal Fadillah* 10Berita: Cukup heboh cover Majalah Tempo Edisi 16-22 September 2019. Bayangan Jokowi berhidung panjang seperti Pinokio. Judul yang diangkat ‘Janji Tinggal … Read More