OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 23 Mei 2020

Sederhana, Ini 6 Cara Rasulullah Merayakan Hari Raya Idulfitri

Sederhana, Ini 6 Cara Rasulullah Merayakan Hari Raya Idulfitri





Ilustrasi . (Pexels)

10Berita - Sederhana, Ini 6 Cara Rasulullah  Merayakan Hari Raya Idulfitri

Dalam hitungan hari umat Muslim di seluruh dunia akan merayakan hari kemenangan dari hawa nafsu, yaitu hari Raya Idulfitri pada 1 Syawal 1441 Hijriah. Hari ini Jumat (22/5/2020) pada sore nanti, Kementerian Agama akan menggelar sidang isbat untuk menentukan 1 Syawal 2020.

Perayaan Idulfitri di Indonesia biasanya sangat semarak, penuh dengan kebahagiaan, dengan banyak orang menyambutnya dengan suka cita, termasuk takbiran keliling hingga melakukan tradisi pulang kampung.

Tapi, bagaimana cara Rasulullah SAW merayakan Hari Raya Idulfitri?

Dikutip dari NU Online yang merujuk buku 'How Did Ths Prophet and His Companion Celebrate Eid?'. Disebutkan Rasulullah dan umat Islam pertama kali menggelar perayaan hari raya Idulfitri pada tahun kedua hijriah atau 624 masehi atau usai Perang Badar.

Pertama, diriwayatkan bahwa Rasulullah mengumandangkan takbir pada malam terakhir Ramadan hingga pada pagi hari satu Syawal. Hal ini sesuai dengan apa yang difirmankan Allah SWT dalam alquran surat al-baqarah ayat 185:

"Dan hendaklah kamu sempurnakan bilangan puasa serta bertakbir (membesarkan nama Allah) atas petunjuk yang telah diberikan-nya kepadamu. Semoga dengan demikian kamu menjadi umat yang bersyukur,".

Kedua, memakai pakaian terbaik pada hari raya Idulfitri. Rasulullah mandi, memakai wangi-wangian dan mengenakan pakaian terbaik yang dimilikinya. Kisah ini terekam dalam hadist yang diriwayatkan Al Hakim.

Ketiga, makan sebelum salat Idulfitri. Salah satu hari yang diharamkan berpuasa adalah hari raya Idulfitri. Maka dalam kitab-kitab fiqih disebutkan bahwa berniat tidak puasa pada hari Idulfitri, itu pahalanya seperti orang yang sedang puasa di hari-hari yang tidak dilarang.

Sebelum salat Idulfitri, Rasulullah  biasa memakan kurma dengan jumlah yang ganjil 3, 5 atau 7. Dalam sebuah hadis disebutkan pada waktu Idulfitri Rasulullah tidak berangkat ke tempat salat sebelum memakan beberapa buah kurma dengan jumlah yang ganjil.

Keempat, salat Idulfitri. Rasulullah menunaikan salat Idulfitri bersama dengan keluarga dan sahabat-sahabatnya, baik laki-laki perempuan ataupun anak-anak.

Rasulullah memilih rute jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang dari tempat diberlangsungkannya salat Idulfitri.

Rasulullah juga mengakhirkan pelaksanaan salat Idulfitri, biasanya pada saat matahari sudah setinggi tombak atau sekitar 2 meter. Hal ini dimaksudkan agar umat Islam memiliki waktu yang cukup untuk menunaikan zakat fitrah.

Kelima, mendatangi tempat keramaian. Suatu ketika saat hari raya Idulfitri, Rasulullah menemani Aisyah mendatangi sebuah pertunjukan atraksi tombak dan tameng.

Bahkan saking asyiknya, sebagaimana hadist riwayat Ahmad, Bukhari dan Muslim, Aisyah sempat menjengukan atau memunculkan kepala di atas bahu Rasulullah, sehingga dia bisa menyaksikan permainan itu di atas bahu Rasulullah dengan puas.

Keenam, mengunjungi rumah sahabat. Tradisi silaturahmi saling mengunjungi saat hari raya Idulfitri sudah ada sejak zaman Rasulullah. Ketika Idulfitri tiba, Rasulullah mengunjungi rumah para sahabatnya. Begitu pun para sahabatnya.

Pada kesempatan ini Rasulullah dan sahabatnya saling mendoakan kebaikan satu sama lain, sama seperti yang dilakukan umat Islam saat ini datang ke tempat sanak famili dengan saling mendoakan.

Tapi sayang lebaran kali ini berada di masa pandemi virus corona Covid-19. Jadi sebaiknya dihindari bertemu dan berkumpul bersama keluarga berlainan rumah tanpa melupakan silahturahmi melalui bantuan teknologi.
Sumber: Suara.com