Aboebakar Alhabsyi Ingatkan Sejarah, PKI Terus Berusaha untuk Ganti Pancasila
Politikus PKS Aboebakar Alhabsyi, secara pribadi melihat RUU HIP seperti kuda troya. Dia mengingatkan sejarah bahwa pancasila ingin diganti oleh PKI.
“Itu clear, pancasila kita ingin dirubah oleh PKI. Nah, sekarang ada yang mengusulkan RUU HIP tanpa ada TAP/MPRS 25/1966, sehingga semua elemen dan Ormas bergerak, ini menandakan ada sesuatu yang serius di RUU HIP,” kata Aboe dalam diskusi di Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (16/6) malam.
Lebih lanjut, Aboe menyampaikan ada tiga hal substansi penting dalam RUU HIP. Pertama, komunisme bertentangan dengan Pancasila; kedua komunisme berbaju PKI; dan ketiga perlu diambil langkah tegas komunisme.
“Jadi, sudahlah kalau soal komunisme ini reaksi cepat masyarakat sekali. Karena, pada tahun 1966 juga sudah diambil kesimpulan bahwa PKI sangat berbahaya, makanya dibuat TAP/MPRS,” ujar Aboe.
Menurut Aboe, ada luka sejarah bangsa yang dalam terhadap PKI. Pengalaman bangsa mempertahankan Pancasila sudah menjadi hal penting untuk menjadi bahan pertimbangan RUU ini.
“RUU HIP ini kan sebenarnya mau memperkuat ideologi pancasila, tapi bagaimana mau memperkuat kalau TAP/MPRS (pelarangan PKI) tidak dimasukan,” tuturnya.
Karenanya, dia menilai ada pihak yang ingin mengaburkan sejarah dan nilai-nilai Pancasila di Republik ini. “Tapi, pemerintah kita sangat arif, sebelum kita diskusi disini, RUU HIP ini sudah ditunda,” ujarnya.
Pada kesempatan sama, politikus Gerindra, Fadli Zon berpandangan RUU HIP tidak akan bisa berjalan dan berlanjut. Sebab, menurut dia banyak kelemahan dari RUU ini, mulai dari perspektif berpikir hingga naskah akademik.
“Kalau saya lihat, RUU ini KW3 ya di dalam persoalan memahami Pancasila. Bagi orang-orang yang membaca sejarah dan filosofi pancasila, saya kira kewanguran di RUU HIP sangat nyata,” ujarnya. [indonesiainside]