OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 20 Juni 2020

Alasan Abu Jahal Tak Mau Beriman Meski Akui Muhammad sebagai Nabi

Alasan Abu Jahal Tak Mau Beriman Meski Akui Muhammad sebagai Nabi



ilustrasi (stutterstock)
AMR bin Hisyam atau tersohor dengan nama Abu Jahal adalah tokoh utama penentang dakwah Nabi Muhammad SAW pada awal Islam di Makkah. Abu Jahal yang termasuk salah satu pembesar Quraisy sebenarnya percaya adanya Allah dan Muhammad adalah Rasul.

Tapi, pemimpin Bani Makhzum itu tidak pernah mau beriman kepada Nabi Muhammad. Abu Jahal terus memainkan pengaruhnya untuk memusuhi Islam hingga ajal menjemput di Perang Badar.

Pendakwah Ustadz Khalid Basalamah mengatakan, Abu Jahal sebenarnya mengakui bahwa Muhammad adalah Nabi, tapi dia tak mau beriman karena gengsi.

  4 Cara Kotor yang Dilakukan Abu Jahal untuk Melawan Nabi

Dikutip dari kajian serial Sahabat Nabi disiarkan chanel Youtube Khalid Basalamah Official, suatu ketika Abu Sufyan seorang tokoh Quraisy pernah bertanya kepada Abu Jahal, kenapa tidak beriman kepada Muhammad.

Abu Jahal menjawab bahwa sukunya dengan Bani Hasyim atau suku Nabi Muhammad selalu bersaing, dan ia tak mau terlihat kalah.

“Dari dulu sukuku dengan suku Muhammad bersaing. Mereka siapkan makanan minuman untuk jamaah haji, kami juga lakukan, mereka siapkan pasukan bela Makkah, kami juga siapkan. Sehari suku Muhammad, sehari sukuku,” kata Abu Jahal.

“Sekarang di suku Muhammad ada Nabi, sukuku tidak ada nabinya. Kalau aku beriman berarti aku kalah. Saya tidak mau beriman sama muhammad,” ujar Abu Jahal.


Pernyataan Abu Jahal itu sampai ke telinga Nabi Muhammad. Waktu Rasulullah mendengar itu, maka Nabi bilang bahwa dia ‘Abu Jahal’ atau bapak kebodohan. Setelah itu, kaum Muslimin memanggil Abu Hakam dengan Abu Jahal.

Menurut Ustadz Khalid, seandainya Abu Jahal saat itu beriman, semua penduduk Makkah bisa beriman kepada Allah dan Muhammad, karena pengaruh dia luar biasa di kalangan Quraisy kala itu.

“Kalau dia beriman, satu Makkah beriman. Abu Sufyan bilang kau pemimpin kami, kalau kami beriman kami ikut,” tutur Ustadz Khalid.

Perjalanan Abu Jahal menentang risalah Rasulullah berakhir di kancah Perang Badar. Dia tewas di tengah pasukan Muslimin. Kepalanya dipenggal oleh sahabat dari kaum Ansar, Abdullah bin Mas’ud.

Sumber: Okezone.com