OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Selasa, 02 Juni 2020

‘Normal Baru’ Gagal, Korea Selatan Mengunci Seoul

‘Normal Baru’ Gagal, Korea Selatan Mengunci Seoul


10Berita, Korea Selatan kemarin kembali menerapkan pembatasan di wilayah metropolitan Seoul, yang awal bulan ini sempat dilonggarkan oleh pemerintah setempat.

Kota yang menampung setengah dari 52 juta penduduk negara itu dikunci kembali menyusul lonjakan terbesar infeksi Covid-19 dan munculnya sejumlah kluster baru.

Korea Selatan dianggap sebagai salah satu model global dalam mengatasi penyebaran virus SARS-CoV-2 ini.

Namun negara itu belakangan melaporkan lonjakan kasus setelah hampir dua bulan masyarakatnya merasakan kehidupan normal baru.

Negeri Ginseng melaporkan 79 kasus virus corona baru kemarin, terbesar sejak 5 April dan hari ketiga berturut-turut meningkatnya infeksi.

Menteri Kesehatan Korea Selatan Park Neung-hoo mengatakan museum, taman, dan galeri seni akan ditutup kembali mulai hari ini hingga dua pekan ke depan.

Perusahaan juga didesak untuk memperkenalkan kembali cara kerja yang fleksibel.

“Kami telah memutuskan untuk memperkuat semua tindakan karantina di wilayah metropolitan selama dua pekan mulai besok hingga 14 Juni,” kata Park.

Warga Seoul juga disarankan untuk menghindari pertemuan sosial atau pergi ke tempat-tempat ramai, termasuk restoran dan bar.

Fasilitas keagamaan diminta untuk ekstra waspada dengan melakukan karantina.

Kendati demikian, tidak ada penundaan untuk pembukaan kembali sekolah secara bertahap yang saat ini sedang berlangsung.

“Dua pekan ke depan, sangat penting untuk mencegah penyebaran infeksi di wilayah metropolitan. Kita harus kembali menjaga jarak sosial jika gagal,” ujar Park.

Pembatasan telah dicabut di seluruh negeri itu pada 6 Mei lalu setelah wabah tampaknya telah terkendali.

Namun Korea Selatan mencatat lonjakan terbesar kasus virus corona baru dalam 49 hari hingga Selasa malam waktu setempat.

Lonjakan baru ini muncul dari kluster di pusat logistik retail Coupang Corp, salah satu perusahaan belanja online terbesar di negara itu, di Bucheon, sebelah barat Seoul.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) menyatakan, dari 79 kasus baru, pihaknya mengkonfirmasi 69 kasus hingga Selasa tengah malam waktu setempat terjadi di pusat logistik retail itu.

Setidaknya 36 kasus baru dikaitkan dengan gudang Coupang, yang telah ditutup karena disinfeksi pada Senin lalu.

Sebanyak 3.600 orang bekerja di sana dan mereka tengah dites Covid-19.

Coupang menikmati lonjakan bisnis meski orang Korea Selatan tetap tinggal di rumah dan beberapa pekerjanya mengeluhkan kondisi kerja.

Para pejabat kesehatan memperingatkan bahwa kasus-kasus yang terkait dengan pusat kesehatan dapat meningkat.

“Kami sangat gugup tentang infeksi di masyarakat dan kami terus memantau situasi,” tutur Wakil Menteri Kesehatan Kim Kang-lip.

Hingga kini, total kasus Covid-19 di seluruh Korea Selatan tercatat 11.265 dengan 269 kematian.

Coupang, yang didukung oleh konglomerat teknologi Jepang SoftBank Group, menyatakan pihaknya menutup fasilitas Bucheon pada Senin lalu.

Kemarin, mereka juga telah menutup fasilitas terpisah di Goyang, di pinggiran Kota Seoul, setelah seorang karyawan dinyatakan positif di sana.

“Segera setelah diagnosis karyawan dikonfirmasi, Coupang mengirim pulang dan karyawan yang melakukan kontak dengan karyawan tersebut melakukan karantina mandiri,” demikian pernyataan perusahaan itu seperti dikutip dari Reuters.

Menurut KCDC, kluster di gudang Coupang tampaknya terkait dengan wabah yang muncul di beberapa klub malam dan bar di Seoul pada awal Mei lalu, dan muncul ketika negara itu berupaya melonggarkan aturan menjaga jarak sosial, membuka kembali sekolah-sekolah, serta mengendalikan infeksi virus baru.

Tidak seperti banyak negara, Korea Selatan tidak melakukan penguncian ketat untuk melawan virus corona baru.

Namun, para pejabat mengatakan, jika kasus baru terus meningkat, mereka mungkin mempertimbangkan untuk mengeluarkan pedoman baru.

Para pejabat kesehatan kemarin mengatakan mereka akan melakukan inspeksi di pusat-pusat logistik di seluruh negeri untuk mengembangkan kebijakan yang lebih baik guna mencegah wabah di fasilitas tersebut.

Sumber: tempo.co