OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 23 Juli 2020

PRAHARA Mendikbud Nadiem, Hibah Rp20 M Sampoerna-Tanoto Foundation, NU-Muhammadiyah Mundur

PRAHARA Mendikbud Nadiem, Hibah Rp20 M Sampoerna-Tanoto Foundation, NU-Muhammadiyah Mundur




10Berita, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim kembali jadi sorotan.

Hal ini lantaran program Organisasi Penggerak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Dimana Sampoerna dan Tanoto Foundation masuk menjadi salah satu Organisasi Penggerak Kemendikbud dan mendapat dana hibah Rp 20 Miliar.

Komisi X Pertanyakan Sampoerna dan Tanoto Foundation Jadi Organisasi Penggerak Kemendikbud
https://www.liputan6.com/news/read/4310871/komisi-x-pertanyakan-sampoerna-dan-tanoto-foundation-jadi-organisasi-penggerak-kemendikbud

DPR Protes Hibah Rp20 M Nadiem ke Sampoerna-Tanoto Foundation
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200721122032-32-527072/dpr-protes-hibah-rp20-m-nadiem-ke-sampoerna-tanoto-foundation

Hal ini yang kemudian memicu ormas Islam terbesar yang selama ini konseren di bidang pendidikan Muhammadiyah dan NU memutuskan keluar dari Organisasi Penggerak Kemendikbud.

Muhammadiyah Mundur dari Organisasi Penggerak Kemendikbud
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200722130604-20-527593/muhammadiyah-mundur-dari-organisasi-penggerak-kemendikbud

NU Turut Mundur dari Program Organisasi Penggerak Kemendikbud
https://www.liputan6.com/news/read/4312290/nu-turut-mundur-dari-program-organisasi-penggerak-kemendikbud

***

ALASAN MUNDUR

Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pengurus Pusat Muhammadiyah menyatakan mundur dari program Organisasi Penggerak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

"Setelah kami mengikuti proses seleksi program Organisasi Penggerak Kemendikbud dan mempertimbangkan beberapa hal, maka dengan ini kami menyatakan mundur dari keikutsertaan program tersebut," ujar Muhammadiyah melalui keterangan tertulis, Rabu (22/7/2020).

Muhammadiyah menyatakan sejumlah alasan pihaknya memutuskan mundur dari program dengan dana ratusan miliar tersebut. Salah satunya karena polemik organisasi masyarakat yang lolos merupakan lembaga tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR.

"Kriteria pemilihan organisasi masyarakat yang ditetapkan lolos evaluasi proposal sangat tidak jelas. Karena tidak membedakan antara lembaga CSR yang sepatutnya membantu dana pendidikan dengan organisasi masyarakat yang berhak mendapat bantuan pemerintah," ungkapnya.

NADIEM TAK TAU SEJARAH

Pengamat Sosio-Politik, Fachry Ali menyebut mendikbud Nadiem benar-benat tak tau sejarah kontribusi Muhammadiyah dan NU yang puluhan tahun bahkan sebelum kemerdekaan sudah menjadi lembaga pendidik bagi putra putri Indonesia.

Di akun fbnya, Fachry Ali menuliskan:

Ketika keluar dari istana, sehabis dipanggil presiden terpilih, akhir 2019, calon menteri pendidikan yg masih muda belia itu (Nadiem -red) berkata kpd wartawan: ‘Saya tdk tahu masa lalu. Tapi saya tahu masa depan.’ Lalu ia pulang naik ojek.

Kini, Muhammadiyah dan NU keluar dari program ‘Pendidikan Merdeka’ karena Menteri Pendidikan memberikan dana hibah Rp 20 milyar kpd masing2 Sampurna Foundation dan Tanoto Foundation pertahun.

Menteri Pendidikan benar2 membuktikan tdk tahu masa lalu. Bahwa Muhammadiyah dan NU telah melakukan pendidikan rakyat jelata jauh sebelum Indonesia ada. Sementara Sampurna Foundation dan Tanoto Foundation baru lahir beberapa ‘menit’ lalu —untuk ukuran masa panjang pengabdian Muhammadiyah dan NU mencerdaskan anak2 bangsa.

Ironi orang tak mengerti masa lalu. Saya perintahkan Menteri Pendidikan belajar sejarah!!!!