OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 31 Agustus 2020

MENJILAT KEKUASAAN

 MENJILAT KEKUASAAN




MENJILAT KEKUASAAN

Seorang Menteri datang ke Kabupaten untuk acara Peresmian Proyek.

Dalam acara peresmian tersebut dihidangkan hiburan musik Dangdut.

Penyanyi pertama tampil...
cantik sekali, tapi suara pas-pasan...
50% hadirin tepuk tangan.

Penyanyi kedua tampil...
wajahnya pas-pasan, tapi suaranya sangat bagus...
65% hadirin tepuk tangan.

Penyanyi ketiga tampil...
wajahnya jauh dari cantik, gendut, suara jelek tapi...
100% hadirin tepuk tangan dengan sangat meriah...!!

Pak menteri bingung...
lalu sambil berbisik bertanya kepada pak bupati,
"Aneh ya...
suaranya jelek...
wajah juga nggak cantik...
mana badannya amburadul...
bodi kayak bongkotan pring, mana bonggol mana pucuk, tidak jelas..
tapi semua hadirin kok tepuk tangan meriah...?!"

Bupati nyengir kecut,
sambil berbisik pelan menjawab, "Dia istri saya Pak..."
Langsung pak menteri berdiri tepuk tangan sendirian...
🤣 🤫 😛

-------

Pelajaran yang bisa diambil:

1. Kekuasaan bisa menghasilkan dua hal :
a. Rakyat yang takut berbicara benar, karena rezimnya otoriter dan zalim.
b. Rakyat yang berani berbicara benar, karena rezimnya demokratis dan adil.

2. Para penjilat terhadap pemimpin ada dimana-mana. Mereka menjilat karena takut, karena tidak enak hati, karena uang dan jabatan, atau karena aibnya akan dibongkar balik.

3. Ketika kekuasaan menjadi absolut, maka yang muncul adalah kesalahan demi kesalahan tanpa ada yang mau mengkoreksiya. Seperti Fir'aun yang makin lama makin zalim. Sampai pada sebuah titik, kekuasaannya ditenggelamkan Allah secara tiba-tiba.

4. Hati-hati berbicara apa adanya alias curhat. Pilih teman curhat yang tepat dan saring tata bahasa serta kontennya. Curhat tanpa kontrol bisa menjadi senjata orang lain untuk memukul balik kita. Sesungguhnya... selugas-lugasnya tempat curhat hanyalah kepada Allah SWT.

5. Suami takut istri nyata adanya. Suami yang gak enakan sama istri tidak lagi bisa menjadi pemimpin keluarga yang tegas dan adil. Bahkan mungkin bisa diajak istri untuk melakukan kesalahan demi kesalahan, seperti korupsi, maksiat, yang terus menerus. Maka pandai-pandailah mengelola "tulang rusukmu" wahai para suami.

6. Menghormati orang lain perlu, tapi tak usah berlebihan sampai terkesan ada udang dibalik batu. Ingatlah....hanya Allah yang perlu kita "jilat", kita puja sepenuh hati dan agungkan. Sebab hanya Dia yang memberikan segalanya kepada kita, bukan manusia. Manusia lain hanya sebagai perantara dari pemberian Allah.

Lakukan saja apa yang diperintahkan Allah dan jauhi larangan-Nya....setelah itu yang terjadi biarlah terjadi.

(Satria Hadi Lubis)

Sumber: PBI