OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 06 September 2020

GEISZ CHALIFAH vs SI KOLOR MERAH

 GEISZ CHALIFAH vs SI KOLOR n




GEISZ CHALIFAH vs SI KOLOR MERAH

By Azwar Siregar

Barusan tadi saya membaca coretan Geisz Chalifah tentang si Kolor Merah. Rasa-rasanya memang wajar kalau orang-orang dekat Bang Anies perlu sesekali "menampari" mulut kotor si Kolor Merah.

Sejak selesai Pilpres, ulah si Kolor Merah semakin menjadi-jadi. Mulai dari Lompat Pagar dengan menuduh orang di sana-sini sebagai Kadrun, sampai fitnah membabi-buta kepada Gubernur Jakarta.

Terkadang kita sampai heran. Ada dendam apa si Kolor Merah terhadap Bang Anies Baswedan?

Demi menyerang Bang Anies, si Kolor Merah tiba-tiba saja jadi Ahli Tata Kota. Merasa sangat mengenal Kota Jakarta. Padahal jangankan lahir di Jakarta, SMA-nya saja entah dimana?

Berkali-kali saya perhatikan, si Kolor Merah menyerang Bang Anies cuma berdasarkan kebencian. Misalnya menganggap Jakarta Sial karena Gubernurnya yang sekarang sangat visioner, santun dan benar-benar berhasil mewujudkan Kota Jakarta menjadi kota yang begitu modern, manusiawi bagi warga Kota Jakarta dan pendatang yang datang berwisata.

Sekarang Kota Jakarta adem, tidak ada demonstrasi akibat pemimpinnya yang tidak bisa menjaga mulut. Tidak ada lagi ribut-ribut karena Gubernurnya menggusuri pemukiman orang miskin demi kenyamanan hunian orang kaya. Jakarta dibangun untuk semuanya. Kota Jakarta sekarang menjadi Ibu Kota Negara yang setara dengan Ibu Kota Negara-negara maju lainnya.

Jadi analisa saya, si Kolor Merah selama ini sibuk menyerang Bang Anies adalah bagian dari usahanya untuk mendapatkan perhatian Pak Jokowi.

Secara pribadi saya bisa memahami, betapa pedihnya luka batin yang dialami si Kolor Merah. Si Kolor Merah adalah pendukung fanatik pada masa Pilpres 2014. Hanya saja ketika Pak Jokowi berkuasa, si Kolor Merah sama sekali tidak dilirik. Malah Nyebelin yang menikmati kue diakhir pesta.

Di Pilpres 2019, si Kolor Merah mencoba peruntungan baru. Lompat ke Kubu Oposisi. Tapi keberadaannya justru lebih banyak merugikan. Kalau hal ini dianggap tuduhan, ayo kita buka-buka data dan lihat fakta. Seberapa banyak orang yang bisa diajak si Kolor Merah mendukung Capres oposisi di 2019 yang lalu. Yang ada justru pemilih oposisi banyak memilih balik arah karena melihat ada kutu kupret yang menjadi Penumpang Gelap.

Karena Pak Jokowi lanjut di periode kedua, si Kolor Merahpun mencoba berbalik arah lagi. Diam-diam berusaha menjilat Pak Jokowi. Sesekali kembali memuji. Di lain waktu berusaha menghantam semua orang yang dianggap lawan Pak Jokowi. Termasuk Anies Baswedan. Sayangnya si Kolor Merah lupa, ini bukan permainan Sepak Bola, tapi permainan Politik, dimana setiap posisi yang sama cuma butuh satu orang striker. Dan posisi anjing penjaga  yang dia idamkan sudah sejak semula di isi Nyebelin.

Woii Kolor Merah, usir dulu Nyebelin, baru ada harapan kau akan dilirik Pak Jokowi. Atau lebih baik ubah strategi. Dekati Ahok. Siapa tahu dia butuh tukang cor jamban di Pertamina.

Ayo gass terus Lae Geisz, sampai si Kolor Merah menyerah dan pulang kampung jadi Tukang Keramba Ikan Mas di Danau Toba !!!

[fb]
*Eh Udik, Gue Nanya Serius SMA Lu Dimane?* Geisz Chalifah Gue anak Jakarta dan sekarang gue udah mulai ga hafal setiap...
Dikirim oleh Geis Khalifapada Jumat, 04 September 2020
GEISZ CHALIFAH VS SI KOLOR MERAH Barusan tadi saya membaca coretan Lae Geisz tentang si Kolor Merah. Rasa-rasanya...
Dikirim oleh Azwar Siregarpada Jumat, 04 September 2020