OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 12 Oktober 2020

Dihajar Bertubi-tubi, Mahasiswa Ini Dipaksa Aparat Mengaku sebagai Provokator Demo

 Dihajar Bertubi-tubi, Mahasiswa Ini Dipaksa Aparat Mengaku sebagai Provokator Demo


10Berita, Akhfa Rahman Nabiel (20) salah satu korban demo ricuh di DPRD DIY beberapa hari lalu kini dirawat di RS Bhayangkara Sleman. Mahasiswa Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada angkatan 2017 itu mengaku sempat dipukuli dan dipaksa mengaku sebagai provokator oleh aparat.

Walau sudah di ruang inap, selang infus dan oksigen masih terpasang di tubuh Nabiel. Ia mengaku masih sesak napas usai alami tendangan oknum aparat, dan wajahnya lebam usai dipukuli saat diinterogasi di salah satu ruang DPRD DIY.

Saat aksi demonstrasi penolakan UU Cipta Kerja 8 Oktober 2020 lalu, Nabiel sendiri bercerita datang terlambat. Ia menyusul rekan demonstran lain yang sudah jalan kaki dari Bundaran UGM menuju Malioboro.


Menggunakan sepeda motor, Nabiel membawa dua kardus air untuk dibagikan ke rekan demonstran lain. Setelah memarkir kendaraan di area parkir Abu Bakar Ali, sambil bagikan air Nabiel bergabung dengan iringan mahasiswa UGM lain.

Saat ini, Nabiel memang berada di posisi depan. Tidak lama saat berada di depan pintu masuk DPRD DIY, demo ricuh setelah beberapa aparat terprovokasi ulah oknum demonstran dan Nabiel mundur bersama polisi masuk ke Aula DPRD.

Saat berlindung di Aula DPRD itu, Nabiel didatangi seorang aparat yang mulai menginterogasinya. Setelah itu, Nabiel dan rekan-rekan demonstran lain malah ditangkap, telepon selulernya disita, bahkan mengalami pukulan bertubi-tubi.

Sumber: Eramuslim