OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 30 Oktober 2020

LIHAT BEDANYA: Kasus Brenton Tarrant dan Abdullah Anzorov

 LIHAT BEDANYA: Kasus Brenton Tarrant dan Abdullah Anzorov



LIHAT BEDANYA

Pada tanggal 15 Maret 2019, seorang kristen, Brenton Tarrant (28), menyerang dua masjid di Christchurch New Zealand dengan senjata mesin. Korban tewas dalam insiden ini mencapai sedikitnya 49 orang, dengan rincian 41 orang tewas di Masjid Al Noor, tujuh orang tewas di Masjid Linwood dan satu orang tewas di Rumah Sakit Christchurch. Sedangkan korban luka mencapai 48 orang. Padahal Jamaah Masjid tidak ada yang menghina Yesus, yang dianggap suci oleh agama Kristen. 

Apa yang terjadi?

Penembak masih hidup, dia ditangkap dan diadili. 

Apakah ummat muslim menghina Yesus setelah insiden itu? Tidak!

Apakah ummat muslim memajang karikatur hinaan terhadap Yesus di gedung besar? Tidak!

Apakah ummat muslim menuduh Kristen agama Teroris? Tidak!

***

Pada 5 Oktober 2020, sebagai bagian dari diskusi isu kebebasan berpendapat, Samuel Paty menunjukkan pada murid-muridnya dua kartun karikatur Nabi Muhammad yang diterbitkan oleh koran satir Charlie Hebdo. 

Ternyata penggunaan kartun kontroversial itu tidak diterima oleh sejumlah orang tua. Mereka bahkan meminta agar Paty berhenti mengajar. Namun Paty tidak merasa bersalah, dia menganggap perbuatannya adalah kebebasan berpendapat.

Jumat 16 Oktober 2020, Samuel Paty yang berusia 47 tahun, guru yang menunjukkan karikatur penghinaan Nabi Muhammad SAW itu dibunuh oleh seorang pemuda muslim 18 tahun asal Chechnya, Abdullah Anzorov. Saat itu korban dalam perjalanan pulang usai mengajar di sebuah sekolah menengah pertama di Conflans-Sainte-Honorine, tidak jauh dari ibu kota Paris. 

Apa yang terjadi?
 
Abdullah Anzorov langsung ditembak mati oleh Polisi Prancis.

Karikatur Nabi Muhammad ditampilkan menggunakan proyektor ke gedung pemerintahan di Prancis. 

Penggambaran kontroversial dari Charlie Hebdo ini ditampilkan ke gedung Balai Kota di wilayah Occitanie, yakni Montpellier dan Toulouse. Proyeksi tersebut berlangsung selama lebih dari empat jam pada Rabu malam, 21 Oktober 2020. 

Presiden Prancis, Macron menyebut kejadian itu sebagai serangan Teroris Islam. Macron juga menuduh Muslim bersikap separatis. Macron juga membela kartun kontroversial itu sebagai bentuk kebebasan berekspresi.

(By Ikhsan Siregar)

Sumber: PBI

Related Posts:

  • PKS Optimistis Perolehan Suara Tembus Dua Digit PKS Optimistis Perolehan Suara Tembus Dua Digit 10Berita - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bersyukur atas hasil hitung riil atau real count sementara Pemilu Legislatif 2019."Hasil hitung riil sementara kita menunjukk… Read More
  • Refly Harun: KPU Jangan Perkeruh Suasana! Refly Harun: KPU Jangan Perkeruh Suasana! 10Berita- Saling klaim kemenangan di antara dua kubu yang berkontestasi dalam pemilihan presiden (Pilpres) adalah satu hal yang wajar. Pasalnya, hingga saat ini belum ada has… Read More
  • Tolak Klaim Kemenangan Jokowi Tolak Klaim Kemenangan Jokowi Oleh Asyari Usman10Berita - PRABOWO Subianto telah mengambil tindakan yang tepat dalam menyatakan kemenangan paslonpres 02 berdasarkan quick count (QC) sendiri dengan sample 5,000 (lima … Read More
  • Pemilu 2019, Aa Gym: Tidak Usah Pakai Licik Pemilu 2019, Aa Gym: Tidak Usah Pakai Licik 10Berita- Dai kondang KH Abdullah Gymnastiar yang akrab disapa Aa Gym, mengingatkan bahwa semua manusia adalah produk perbedaan yaitu dari ibu dan bapak. Karena itu, dalam … Read More
  • Hersubeno Arief: Pilpres 2019 Tercurang, TPS pun Bisa Hilang Hersubeno Arief: Pilpres 2019 Tercurang, TPS pun Bisa Hilang 10Berita – Pilpres 2019 sudah selesai. Prabowo Subianto mengklaim menang dengan perolehan suara 62 persen. Sejumlah lembaga survei melalui hitung cepat ( quick … Read More