OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Selasa, 29 Desember 2020

Haikal Hassan Dipanggil Polisi Karena Mimpi, Bukhori: Upaya Kriminalisasi Ulama

Haikal Hassan Dipanggil Polisi Karena Mimpi, Bukhori: Upaya Kriminalisasi Ulama



 

10Berita - Politisi PKS, Bukhori Yusuf angkat bicara terkait pemanggilan Polda Metro Jaya hari ini untuk pemeriksaan terhadap Jubir PA 212, Haikal Hassan, setelah sebelumnya batal.

Sebelumnya, Haikal Hassan dipolisikan karena dituduh menyebarkan berita bohong dan penodaan agama terkait pengalaman pribadinya mimpi bertemu Rasulullah SAW saat menyampaikan sambutan di prosesi pemakaman 6 anggota FPI yang wafat ditembak.
 
“Apa yang salah dengan mimpi bertemu Rasulullah? Itu adalah anugerah bagi muslim yang memperolehnya dan Nabi Muhammad pun telah menubuatkan hal tersebut,” ungkapnya di Jakarta, Senin (28/12/2020).

Dalam salah satu hadis, Nabi bersabda, “Barangsiapa yang melihatku (di dalam mimpi) maka apa yang ia lihat adalah benar karena syaitan tidak dapat menyerupai diriku,” (H.R. Bukhari).

Anggota Komisi VIII DPR RI ini justru menilai pelaporan Haikal Hassan sangat bermuatan politis karena posisinya sebagai ulama yang sejauh ini sangat kritis terhadap pemerintah Jokowi. Ia juga menganggap tindakan pelaporan tersebut sebagai upaya kriminalisasi tokoh agama.

“Laporan tersebut sangat janggal, bahkan terkesan mengada-ada. Rezim ini mencoba menggunakan segala daya dan upaya untuk membungkam suara-suara kritis. Peraturan seperti UU ITE dieksploitasi sebagai alat untuk menjebloskan pikiran yang tidak sejalan dengan kepentingan rezim sehingga tidak ada lagi orang yang berani menegur dan memberi nasihat pada kekuasaan,”sambungnya.

“Penjara adalah tempat untuk pelaku kejahatan, bukan untuk yang berbeda pikiran,” tegasnya.

Lebih lanjut, Anggota yang pernah duduk di Komisi III ini meminta supaya Polda Metro Jaya bersikap profesional dan adil dalam mengusut kasus ini. Ia mendorong supaya lembaga di bawah pimpinan Idham Azis ini bisa lebih selektif dan proporsional dalam menerima laporan dari masyarakat, khususnya menyangkut aduan yang sebenarnya bisa diselesaikan tanpa harus melalui mekanisme hukum.

“Bangsa kita tidak boleh menjadi bangsa yang cengeng dimana setiap perbedaan pikiran diselesaikan dengan aduan dan laporan ke polisi. Jika tren ini dibiarkan, kita akan kehilangan kehangatan bercakap sebagai warga negara. Sebab, dibalik silang argumen yang kita rawat selalu terbuka ruang jerat pidana yang bisa dimanfaatkan oleh mereka yang lemah mental dan pikiran,”

Lalu, apakah kehidupan seperti ini yang diinginkan oleh bangsa kita? Apakah masih layak bangsa ini disebut sebagai bangsa yang demokratis? Dimana pengamalan sila ke-4 Pancasila?,” ungkapnya retoris.

“Kasus ini, demikian Bukhori, jelas telah menghina akal sehat publik bahkan institusi negara (Polri). Banyak masyarakat yang memandang ini sebagai sebuah lelucon akhir tahun yang menggelikan. Ke depan, saya berharap bangsa kita bisa beranjak pada taraf percakapan intelektual yang lebih beradab. Segala bentuk perbedaan argumen harus dilawan dengan argumen, bukan dengan sentimen. Sebab, negara demokrasi memberikan fasilitas diskusi untuk mewujudkan toleransi, bukan laporan ke polisi,” pungkasnya.
 
Sumber: fajar.co.id 


Related Posts:

  • Khalid Misyaal: Tak Ada Pembebasan Tanpa Perlawanan 10Berita-PALESTINA—Kepala Biro Politik Hamas Khaled Misyaal dikabarkan telah menyatakan bahwa Hamas siap menerima tantangan Israel. Pernyataan ini Misyaal sampaikan saat men… Read More
  • Alfian Tanjung: PKI Bukan Satu-satunya Masalah di Indonesia10Berita, Jakarta – Pengamat Komunisme, Alfian Tanjung menjadi pembicara pada diskusi ‘Mewaspadai Ideologi Anti Islam’ di Pesantren Tinggi Al-Islam Bekasi pada Selasa… Read More
  • Diduga Memasang Spandung Berbau SARA, Tiga DKM Dikirimi Surat Panggilan Kepolisian 10Berita, JAKARTA -- Pemasangan spanduk yang bertuliskan 'Panitia Masjid Al Ijtihad menolak mengurus jenazah pendukung pemimpin non muslim' b… Read More
  • Tokoh Islam Bekasi Tidak Menolak adanya Gereja, Tapi Menolak Cara Licik Pendirian Gereja10Berita-JAKARTA – Menyikapi soal kisruh saat aksi menentang pendirian Gereja Santa Clara Jum’at lalu, tokoh Muslim Bekasi Utara, Us… Read More
  • Neraca Loyalitas, dari Abu Ubaidah bin Jarrah Hingga Donald Trump 10Berita – Berbicara tentang loyalitas terhadap agama, kita teringat sahabat ini. Sebut saja Amir bin Abdullah bin al-Jarrah, atau lebih kita kenal dengan… Read More