10Berita - Gerakan Anti Radikalisme (GAR) Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) melaporkan mantan Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsudin ke Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) atas dugaan pelanggaran kode etik dan perilaku dengan tuduhan radikalisme.
Menanggapi hal ini Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI Sukamta menilai, tuduhan tersebut sangatlah tidak berdasar. Sebab menurutnya Dim Syamsuddin adalah tokoh yang mengedepankan dialog dan mendorong moderasi.
“Tuduhan radikal ini kan asal banget, sangat mungkin ada pesanan terkait kejadian ini. Beruntung tidak sedikit tokoh seperti dari ormas Muhammadiyah dan NU yang memberi kesaksian Pak Din adalah tokoh moderat, bukan radikal. Saya kira ini bukti otentik bahwa tuduhan radikal itu absurd (konyol-Red),” ujar Sukamta kepada wartawan, Senin (15/2).
Sukamta menuturkan, dengan adanya kejadian tersebut merupakan cerminan semakin bobroknya moral sebagian elit dan tokoh yang ditunjukkan dengan lebih mengedepankan sikap permusuhan dibandingkan dialog.
“Sedikit-sedikit sekarang melaporkan dengan tuduhan intoleran dan radikal, ini sesungguhnya mereka yang melaporkan ini menunjuk muka mereka sendiri sebagai orang intoleran dan suka menebar kebencian. Ini sangat memprihatinkan karena sikap elit dan tokoh yang seperti ini akan mendorong narasi kebencian meluas ke masyarakat,” katanya.
Akibatnya semakin mempertajam pembelahan di tengah masyarakat yang selama ini sudah terjadi. Sangat berbahaya kondisi seperti ini bagi masa depan Indonesia.
“Mestinya saat ini elit dan tokoh berikan contoh dengan kedepankan dialog, bukan permusuha,” tambahnya.
Di sisi lain Anggota Komisi I DPR RI ini menilai, Peraturan Presiden Nomor 7 tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme (Perpres RAN PE) yang belum lama ini dikeluarkan pemerintah akan rawan disalahgunakan oleh elit dan tokoh yang punya watak permusuhan. Mengingat di dalam Perpres tersebut disebutkan adanya pelatihan pemolisian masyarakat.
“Ini yang sejak awal saya kritisi, jangan sampai masyarakat didorong untuk merespon peristiwa dengan sedikit-sedikit memunculkan prasangka negatif, apalagi definisi ekstemisme atau radikalisme bisa subjektif,” tutur dia.
Tak hanya itu Sukamta berharap pemerintah harus ikut turun tangan untuk mendorong dialog antar elit dan tokoh. Karena, hal ini terasa kering sejak Pemilu 2014, tidak ada dialog antar elit dan tokoh, di pusat maupun daerah. Api permusuhan seakan dibiarkan tetap menyala antar pihak pro dan kontra.
“Yang demikian ini jika dibiarkan akan merusak sendi-sendi kerukunan Bangsa dan Bhineka Tunggal Ika. Oleh sebab itu pemerintah harus bisa hadir di tengah semua pihak,” pungkasnya.
Sumber: fajar.co.id
Selasa, 16 Februari 2021
Home »
» Laporan GAR ITB Disebut Tak Berdasar, Politikus PKS: Mungkin Ini Pesanan
Laporan GAR ITB Disebut Tak Berdasar, Politikus PKS: Mungkin Ini Pesanan
By 10 BERITA 2/16/2021 06:20:00 AM
Laporan GAR ITB Disebut Tak Berdasar, Politikus PKS: Mungkin Ini Pesanan