10Berita - Wakil Ketua MUI, Anwar Abbas sedang jadi perhatian atas kritiknya pada Densus 88 yang menangkap tiga ustaz yang diduga terkait dengan jaringan Jemaah Islamiyah atau JI.
Anwar Abbas mengatakan kalau dia yang menjadi Presiden RI saat ini, maka dia meminta Densus 88 bukan prioritaskan JI.
Densus 88 menangkap dan menetapkan tiga ustaz sebagai tersangka dugaan tindak pidana terorisme.
Salah satunya dari ustaz itu adalah Ustaz Ahmad Zain An Najah yang merupakan anggota non aktif Komisi Fatwa MUI. Anwas Abbas heran kenapa sih Densus 88 kok darurat banget ngurusi JI.
Anwar Abbas Presiden RI
Mantan Sekretaris Jenderal MUI itu mengatakan andai dia adalah Presiden maka dia akan perintahkan Densus 88 terjun ke Papua bukan malah fokus ubek-ubek JI.
“Densus 88 apa tidak punya prioritas mana sedang dan mana yang benar-benar penting sih. Mana yang lebih penting JI di Lampung dan KKB di Papua? Kalau saya Presiden RI, saya lihat Papua lebih mendesak, kenapa Densus 88 sibuk urusi JI saja ya?” ujar Anwar dalam wawancara di Youtube Realita TV, dikutip Kamis 18 November 2021.
Anwar mengatakan demikian bukan bermaksud berpandangan JI itu tidak berbahaya.
Namun kan dia melihat ancaman serius kepada masyarakat JI di Lampung dengan KKB di Papua, bagi dia sih jelas untuk saat ini darurat yang KKB.
“Saya tak katakan JI tak berbahaya, mungkin berbahaya, tapi ada yang lebih berbahaya dari JI di Lampung yaitu KKB di Papua,” ujarnya.
Densus 88 Jangan Pake Lama Dong
Anwar mengatakan saat ini hormatilah proses hukum dari tiga ustaz tersebut.
Nah dia meminta kepada Densus 88, kan mereka sudah menetapkan tiga ustaz sebagai tersangka, maka dia mendorong proses cepat ketiganya.
Jangan sampai malah lambat proses hukumnya dengan dalih ini itu belum lengkap data faktanya.
Dia menantang Densus 88 bisa proses ketiga ustaz itu mulai bulan depan, jangan pake lama dong.
“Kalau ditangkap ya diproses cepat, jangan lambat kurang setahun baru diadili. Bawalah ke pengadilan, andaikan Densus 88 kalah, ya kan bisa bawa novum dan bawa lagi. Tapi saya melihatnya kayaknya ini akan ditahan lama dengan alsan fakta data belum cukup. Ya jangan begitulah,” kata tokoh Muhammadiyah itu. [Sumber:hops]
