OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Selasa, 01 Maret 2022

Mayoritas dan Minoritas

Mayoritas dan Minoritas



10Berita - Pada akhirnya nanti, jika cara berpikir ini diteruskan, maka yang akan terjadi, semua urusan semakin runcing.

Misalnya. Di sebuah kampung. Semuanya Islam. Tapi 90% adalah organisasi A, 10% organisasi B. Saat organisasi B aktif, mendirikan TK/PAUD, pusat dakwah, dll, dsbgnya, lantas kelompok A kesal lihatnya, itu bisa jadi masalah. Apakah TK/PAUD itu juga harus dirobohkan karena berdiri di tempat mayoritas?

Semuanya Islam. Tapi telah terjadi mayoritas vs minoritas di sana.

Dan kadang, masalah ini ada turunanya juga loh.

Misal, organisasi B, ternyata di dalamnya juga ada kelompok X dan kelompok Y, yg berbeda pendapat. Di situ mayoritas kelompok X 90%, tapi kelompok Y 10% yang aktif di organisasi. Lantas kelompok X kesal lihatnya, lagi2 jadi masalah.

Sama2 Islam, sama2 organisasi B. Turunan masalah ini membuat ada minoritas di dalam minoritas pula. Dan seterusnya begitu, dan seterusnya dgn contoh2 lain.

Kenapa sih kita harus keberatan lihat sesuatu yg baik2 dikerjakan orang lain? Seharusnya sih, malah senang. Ada tanah wakaf, dijadikan masjid, ada organisasi C aktif di masjid itu, maka ayuk, organisasi D, E, juga rebutan aktif di sana. Berlomba2 berkegiatan di tempat tsb. Bisa gantian waktunya. Soal plang, silahkan pasang bertumpuk2 kayak plang klinik dan daftar dokternya.

Karena eh karena, kita itu saudara bukan? Bahkan jika dalam posisi, itu memang tanah kita  sendiri (misalnya), maka welcome saja siapapun yg mau kontribusi demi masyarakat luas. Bukankah itulah gunanya tanah wakaf? Duh, apalagi jika itu cuma tanah waris milik orang tua kita dulu, masa' ribut gara2 tanah waris yg sudah diwakafkan.

Pada akhirnya, dalam masalah mayoritas dan minoritas sejatinya kita nanti sama semua loh. Sama2 mati. Mau kamu item, kuning, putih. Mau pesek, mancung. Mau tinggi pendek. Mau organisasi A, B, mau agama ini, itu, semua sama.

Sama2 mati.

Sungguh, jangan bertengkar, ribut hanya gara2 kita tidak suka lihat sesuatu. Karena boleh jadi, yg kita tdk suka itu justeru baiiik sekali buat kita. Kecuali jika itu soal korupsi, mencuri, zalim, aniaya, Harun Masiku, dkk, baiklah, mari kita marah2. Bertengkar serius.

(By Tere Liye)

*fb

Related Posts:

  • Menaklukan Kota yang Dijanjikan 10Berita, JAKARTA -- Sebelum keruntuhannya, Turki Ustmaniyah telah menorehkan cacatan emas peradaban Islam. Salah satu catatan emas itu adalah penaklukan Konstantinopel yang kini bernama Istan… Read More
  • Jejak-Jejak Gurita Cina di Bumi Nusantara, Dulu dan Sekarang10Berita-Kalau ada yang mengatakan bahwa para taipan merupakan unsur garis depan pemerintah Republik Rakyat Cina untuk menjajah negara-negara di kawasan Asia Pasifik… Read More
  • Kedatangan Raja Salman Merupakan Shock Therapy kepada yang Anti Islam dan Anti Arab 10Berita—   Kedatangan Raja Salman ke Indonesia sangat tepat momentumnya dengan kondisi Ummat Islam di Indonesia yang sedang dalam … Read More
  • Hari Ini, Tepat 93 Tahun Umat Islam Hidup Tanpa Khilafah 10Berita, Jakarta – Hari ini 3 Maret 2017, sudah 93 tahun lamanya umat Islam hidup tanpa Khilafah. Saat itu, Menteri Luar Negeri Inggris Lord Curzon tengah bersuka cita… Read More
  • Cuma Datangi MUI, Uus Belum Minta Maaf Pada Habib Rizieq 10Berita-JAKARTA  – Mengaku jadi pengangguran, setelah dipecat dua stasiun televisi, Komika Rizky Firdaus Wijaksana atau lebih dikenal dengan Uus baru tobat dan mi… Read More