OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 25 Maret 2022

Sujiwo Tejo Hadiri Acara PKS, Bahas Isu Penundaan Pemilu dengan Perumpamaan Ini

Sujiwo Tejo Hadiri Acara PKS, Bahas Isu Penundaan Pemilu dengan Perumpamaan Ini



10Berita – Budayawan Indonesia, Sudjiwo Tejo baru-baru ini ikut menyinggung isu penundaan pemilu dan masa jabatan presiden. Wacana itu disinggungnya saat menghadiri acara Pembukaan Konsolidasi Nasional dan Bimteknas Pimpinan Fraksi PKS se-Indonesia di Hotel Grand Sahid Jaya, Rabu (23/3/2022).

Melansir Wartaekonomi.co.id — jaringan Suara.com, Sujiwo Tejo hadir sebagai dalang. Ia menampilan pagelaran Wayang Kulit Kontemporer dengan membawakan lakon ‘Brajadentist Mbalelo’.

Dalam penampilan berdurasi sekitar dua jam, Sujiwo menyinggung sejumlah isu yang tengah mencuat. Salah satunya mengenai wacana penundaan pemilu yang ditampilkan saat episode ‘goro-goro’.

Sikap PKS gimana, Pak?” tanya Sujiwo seperti dikutip dari situs fraksi PKS.

PKS tegas menolak penundaan Pemilu dan perpanjangan masa jabatan Presiden karena melanggar konstitusi,” jawab Presiden PKS, Ahmad Syaikhu.

Mendengar jawaban Syaikhu, pria yang di juluki Presiden Jancukers itu langsung memberikan perumpamaan kepala dan peci yang kekecilan. Ia rupanya mencoba menggambarkan kritik rencana penambahan masa jabatan presiden.

Kalau kepala itu diibaratkan sebagai konstitusi, dan peci itu adalah kebutuhan. Saat kebutuhan itu tidak lebih besar, tidak cukup di kepala, maka apakah konstitusinya (kepala) yang harus dikecilkan (diubah)?” kata Sujiwo.

Ahmad Syaikhu pun berterima kasih kepada Sujiwo Tejo lantaran telah menyajikan pertunjukan sarat makna. Ia juga menilai sosok Sujiwo Tejo telah memberikan pencerahan kepada kader-kader PKS melalui kebudayaan.

Kami berterima kasih kepada Mbah Tejo yang sudah memberikan pencerahan kepada kader PKS, bagaimana kader-kader PKS juga harus memahami budaya,” ungkap Syaikhu.

Karena dulu, wali songo juga menjadikan budaya, khususnya wayang seperti itu, bukan hanya sebagai sebuah tontonan semata, melainkan tuntunan,” lanjutnya. [Suara]