OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 16 April 2022

Kisah Unik Ketum Muhammadiyah Jadi Imam Tarawih Warga NU, Jemaah pun Minta 11 Rakaat Saja

Kisah Unik Ketum Muhammadiyah Jadi Imam Tarawih Warga NU, Jemaah pun Minta 11 Rakaat Saja



 

10Berita - Bagaimana ceritanya seorang Ketua Umum PP Muhammadiyah bisa jadi imam tarawih warga Nadhlatul Ulama (Ulama)?

Apalagi, soal salat tarawih antara kedua organisasi Islam terbesar tanah air itu berbeda. Muhammadiyah biasanya 11 rakaat, sedangkan NU biasanya 23 rakaat.

Ternyata, kisah ini dialami oleh Kiai Abdur Rozaq Fachruddin (1916-1995) atau yang populer dipanggil Pak AR Fachrudin, Ketum Muhammadiyah kharismatik periode 1968-1990.

Dinukil dari situs resmi  Muhammadiyah, kisah unik ini pernah terjadi ketika Pak AR, sapaan AR Fachrudin, berada di Ponorogo, Jawa Timur.

Dikisahkan, AR Fachrudin seharusnya mengisi pengajian di Masjid At-Taqwa milik Muhammadiyah. Ternyata, beliau salah alamat dan masuk ke masjid berbeda, yakni datang ke Masjid At-Taqwa yang NU, bukan Muhammmadiyah.

Kebetulan, waktu itu masjid tengah mengadakan pengajian. Di masjid itu, ternyata Pak AR disambut penuh hormat oleh takmir masjid dan warga NU.

Mengetahui sang kiai kharismatik ternyata tiba di masjid itu, warga Muhammadiyah pun menyusul. Uniknya, sang kiai meminta waktu mengikuti acara di masjid NU itu sampai selesai.

Dari sinilah kisah unik bermula.

AR Fahcrudin Jadi Imam Tarawih Masjid NU

Diceritakan, takmir Masjid At-Taqwa bahkan memaksa Pak AR sekalian menjadi imam salat tarawih. Beliau pun segera menyanggupi permintaan tersebut.

Sebelum memimpin salat, Pak AR bertanya kepada jamaah berapa rakaat. Maka, jumlah 23 rakaat sesuai peribadatan NU pun disepakati.

Ketika mengimami salat, ternyata Pak AR mengimami salat tarawih dengan tumakninah, menikmati setiap rukun dan pembacaan ayat-ayat Al-Qur'an secara tartil.

Tentu saja, salat tarawih itu jadi lebih lama dibandingkan salat tarawih biasanya yang dilakukan saat salat tarawih NU, meskipun baru 8 rakaat dari 23 rakaat yang disepakati.

Lantas, setelah mencapai 8 rakaat, Pak AR membalikkan badan dan kembali bertanya kepada jemaah.

“Bagaimana bapak-bapak, diteruskan tarawih atau langsung witir?” Tanya AR Fahcrudin kepada jemaah.

Sontak, semua jemaah NU itu serempak menjawab, “Salat witir mawon (salat witir saja-red),” jawab jemaah sambil tertawa.

Salat itu pun akhirnya dilakukan dalam 11 rakaat, tidak jadi 23 rakaat.

Kisah pertama ini dipopulerkan ulang oleh aktivis Muhammadiyah Nurbani Yusuf pada tahun 2019.

Sebuah kisah unik tentang persahabatan antara warga NU dan Muhammadiyah yang terjalin lama hingga kini. [kompas]

Related Posts:

  • PM Inggris: Negara Tak Berhak Batasi Pakaian yang Dikenakan Wanita PM Inggris, Theresa May. (aljazera.net) 10Berita– London. Perdana Menteri Inggris, Theresa May menegaskan, negara tidak berhak membatasi pakaian yan… Read More
  • Komentar KH Hasyim Muzadi terkait Aksi Bela Islam Ini Bikin Bangga Umat Islam 10Berita-Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Kiyai Haji Hasyim Muzadi wafat di Malang Jawa Timur pada Kamis (16/3/17) sekitar pukul 06.15 … Read More
  • Refleksi KH. Hasyim Muzadi: Sudah Bukan Saatnya Lagi Ulama Diam, Segeralah Bergerak Selamatkan Bangsa dan Negara Ini! 10Berita – Mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi mengajak ulama ahlussunnah wal jamaah bangkit m… Read More
  • Jenazah KH Hasyim Muzadi Dimakamkan di Al-Hikam Depok 10Berita, Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Kullu nafsin dzaiqotul maut. Lahu ma akhodz wa lahu ma a'tho. Telah wafat KH Ahmad Hasyim Muzadi, ghaf… Read More
  • Merenungkan Kembali Wasiat Tegas KH Hasyim Muzadi terkait Muslim yang Hina Aksi Bela Islam 411 10Berita-Umat Islam Indonesia berduka sedalam-dalamnya. Kiyai yang juga berperan sebagai orang tua bangsa ini, Kiyai Haji… Read More