10Berita - Ketua DPD AA La Nyalla Mahmud Mattalitti meragukan adanya big data 110 juta orang pengguna internet ingin penundaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang disebutkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.
Dia mengatakan, setelah munculnya klaim big data itu sejumlah masyarakat melakukan riset kebenaran. Hasilnya kebanyakan tidak sesuai dengan yang disebutkan Luhut.
Selain untuk menjawab riset masyarakat, La Nyalla menilai data nyata terkait 110 warganet ingin pemilu ditunda harus dibuka ke umum sebagai bentuk transparansi pejabat publik. Namun jika tidak dilakukan, dapat mengundang persepsi telah terjadi kebohongan atau hoaks.
"Berita bohong itu, bahaya itu, kalau ada yang jeli bisa dilaporkan ke polisi," kata La Nyalla, dikutip dari kanal YouTube Refly Harun, Selasa 5 April.
Menurut La Nyalla, pejabat publik harus taat kepada Undang Undang Dasar 1945 yang mengatur masa jabatan presiden dan wakil presiden paling lama selama dua periode.
"Kita tahu lah konstitusi kita selalu mengatakan dua periode, tetap kita bersikukuh dua periode," ujarnya.
La Nyalla pun mengaku patuh kepada konstitusi sehingga sempat terpancing untuk menguji kebenaran klaim big data yang diklaim Luhut.
"Kemudian kalau ada yang disampaikan Pak Luhut bahwa ini masyarakat 110 juta minta tiga periode, minta perpanjangan, menurut big datanya beliau. Akhirnya membuat saya terusik, karena saya punya big data juga kita periksa begitu saya lihat dia podcast di salah satu tempat, saya lihat lho kok Pak Luhut bisa 110 juta," tuturnya.
Setelah menguji kebenaran big data itu, La Nyalla menemukan fakta bahwa warganet yang berbicara tentang penundaan pemilu sangat sedikit. Bahkan jumlahnya tak melebihi netizen yang berbicara tentang kelangkaan minyak goreng.
"Begitu dengar itu saya kumpulkan teman-teman, ayo kita lihat di big data kita kupas, pagi-pagi jam setengah enam sudah ketemu. Bahwa apa yang disampaikan Pak Luhut itu tidak benar. Bahwa orang yang berbicara tentang ini, rata-rata berbicara tentang minyak goreng, itu cuma 3,5 juta," ujar La Nyalla.
"Yang bicara penundaan Pemilu ada tapi kecil [sedikit] sekali," pungkasnya.
Sumber: voi
Rabu, 06 April 2022
Home »
» Luhut Ogah Buka Data 110 Juta Orang Ingin Pemilu Ditunda, La Nyalla: Bohong, Bisa Dilaporkan ke Polisi
Luhut Ogah Buka Data 110 Juta Orang Ingin Pemilu Ditunda, La Nyalla: Bohong, Bisa Dilaporkan ke Polisi
By 10 BERITA 4/06/2022 08:46:00 AM
Luhut Ogah Buka Data 110 Juta Orang Ingin Pemilu Ditunda, La Nyalla: Bohong, Bisa Dilaporkan ke Polisi
Related Posts:
Hasto PDIP: Apabila Ingin Bertemu Megawati, Jokowi Harus Ajak Ahok, Sri Mulyani dan BasukiHasto PDIP: Apabila Ingin Bertemu Megawati, Jokowi Harus Ajak Ahok, Sri Mulyani dan Basuki10Berita, Isu pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri kembali mencu… Read More
5 Manfaat Mandi Pagi5 Manfaat Mandi Pagi10Berita, UDARA pagi hari yang sejuk ditambah dengan mandi pagi hari membuat tubuh jadi lebih segar. Dengan kondisi tubuh demikian, kita pun akan tambah bersemangat dalam mengawali hari dengan beragam akti… Read More
Gibran Hingga Thomas Lembong Ribut Soal LFP, Bos Tesla Elon Musk Bilang BeginiGibran Hingga Thomas Lembong Ribut Soal LFP, Bos Tesla Elon Musk Bilang Begini10Berita, Debat Calon Wakil Presiden (Cawapres) membuat polemik baru yang kekinian menjadi perbincangan publik. Salah satunya, terkait dengan … Read More
Soal Wacana Pemakzulan Jokowi, Surya Paloh: Belum SaatnyaSoal Wacana Pemakzulan Jokowi, Surya Paloh: Belum Saatnya10Berita, Wacana pemakzulan Presiden Joko Widodo atau Jokowi terus menggelinding. Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh pun angkat bicara atas wacana pemakzulan tersebut… Read More
Media Asing Sorot Debat Cawapres, Bukan Cak Imin-Gibran-Mahfud Tapi...Media Asing Sorot Debat Cawapres, Bukan Cak Imin-Gibran-Mahfud Tapi...10Berita, Media asing kembali menyoroti pemilihan presiden (pilpres) RI. Kali ini debat calon wakil presiden (cawapres) yang berlangsung Minggu malam.Namun… Read More