OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 23 Januari 2023

TINGGAL MAKAN AJA RIBET

TINGGAL MAKAN AJA RIBET



 

10Berita - Oleh: Ustadz Ahmad Syahrin Thoriq

"Afwan kiyai, kalau semua pendapat madzhab yang berbeda-beda itu semua sama-sama kuat, yang benar yang mana? Kami jadi bingung."

Begitulah, kalau nggak tahu tehniknya, jangankan masalah ilmu, la wong urusan makan saja bisa membingungkan bagi sebagian orang...

Ada yang hari-hari makannya cuma sayur sama sambel, atau maksimal tiga jenis hidangan. Lalu tiba-tiba dia hadir di meja prasmanan ala sultan, kemungkinan bingung bahkan malah panik.

Dari cara masaknya saja ada berbagai ragam masakan mulai dari yang kering, yang berkuah, yang digoreng, yang dipanggang sampai yang cuma dibiarkan mentahan.

Satu model makanan seperti ayam saja ada yang digeprek, digepuk, dipenyet sampai yang dicincang.

Ini makanan sebanyak ini, mana dulu yang mau dimakan. Bisa habis nggak ya ? Padahal yang nyuruh habisin semua juga siapa. Akhirnya lahir pikiran "barbar" keluar cari tas kresek, jurus membungkus.

Tapi bagi yang sudah ngerti, menghadapi situasi seperti ini, ia akan senyum dengan manis sekali. Saat perbaikan gizi dimulai.
Dia akan memilih dari sekian banyak hidangan yang sesuai seleranya. Bahkan jika perlu ia akan mainkan tehnik mengunyah makanan mulai dari makanan pembuka, pelanjut, penerus hingga penutup.

Tak akan ada sedikitpun ekspresi kebingungan di wajahnya, yang ada malah sumringah. Pikirnya, kan enak kalau banyak makanan begini, bisa dipilah dan dipilih sesuai kebutuhan dan selera.

Yang hobinya pecel lele yang ikannya digoreng sampai matang cenderung gosong, tak harus memaksakan diri untuk menelan Susi ala Jepang yang isian teripangnya masih uget-uget...

Tamsil Madzhab

Begitulah kurang lebih tamsil memilih pendapat dari para ulama madzhab, tak ubahnya seperti memilih makanan yang beragam. Para Imam Madzhab telah memasakan hidangan. Semuanya halal.

Setelah bab memilah yang halal dari yang haram selesai, makanan di meja makan itu kemudian tergantung kebutuhan, selera dan kebiasaan.

Anda akan sangat aneh jika kemudian di hadapan hidangan halal yang beraneka ragam itu anda dengan pedenya berkata: "Pilih yang halal, singkirkan yang haram."

Lalu anda menepi di pojok seorang diri hanya makan sayur bening sama sambel terasi, karena menganggap itu saja yang halal sebab itulah yang biasa anda konsumsi.

Yang salah tentu bukan menu pilihan anda, yang salah ketika anda menyalahkan menu orang lain yang bahkan bisa jadi lebih enak dari apa yang anda pilih....

Berkata Khalifah Umar bin Abdul Aziz:

ما يسرني أن أصحاب رسول الله يختلفوا ، لأنهم لو لم يختلفوا لم يكن لنا رخصة

"Aku akan kehilangan kebahagiakanku seandainya para sahabat Rasulullah tidak berbeda pendapat, karena jika mereka tidak berbeda, maka kita tidak akan punya banyak pilihan."

لوَإِذَا اخْتَلَفُوا فَأَخَذَ رَجُلٌ بِقَوْلِ هَذَا وَرَجُلٌ بِقَوْلِ هَذَا كَانَ فِي الْأَمْرِ سَعَةٌ

"Karena mereka saling berbeda pendapat, maka ada yang bisa mengambil pendapat ini, dan yang lain bisa mengambil pendapat yang itu. Karenanya agama ini menjadi luas." 

(*)

Sumber: