Kata Teman Semasa Kuliah, Anies Baswedan dari Dulu Santun dan Njawani
10Berita - Sejumlah rekan kuliah dan kawan organisasi Anies Baswedan mengisahkan kenangannya. Satu di antaranya Al Amin, seorang pengusaha konveksi di Solo. Menurutnya, Anies Baswedan dikenal sebagai seorang yang ramah, santun dan mengayomi semua.
“Dari dulu Anies Baswedan ya begitu. Santun dan ramah. Menurut saya sih njawani banget. Seperti itu karakter Anies sejak dulu,” ucap Al Amin kepada KBA News, Sabtu malam, 11 Februari 2023.
Dijelaskannya, Anies Baswedan adalah rekan ketika kuliah di Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta. Karakter kesantunan dan sifat merangkul pada diri Anies Baswedan sudah nampak. Dan karakter itu konsisten dia wujudkan hingga sekarang.
Anies yang dia kenal, sambung Al Amin, sedikitpun tidak tampak karakter yang ‘memukul’. Dia selalu menunjukkan jiwa mengayomi semua pihak. Makanya, Anies sering menyampaikan dalam visi kebangsaannya dengan ungkapan ‘merajut tenun kebangsaan’. Itulah karakter Anies yang sebenarnya. Dan karakter mulia itu sudah mendarah daging pada kepribadian Anies Baswedan.
“Memang begitulah politik kebangsaan yg dikedepankan Anies Baswedan. Tidak ada dalam diri Anies itu kamus ‘memukul’. Sama sekali tidak ada dari dulu,” terang pria murah senyum ini.
Atas sikap kesantunan Anies tersebut, tambahnya, membuat BuzzeRp dan lawan-lawan politiknya semakin jengkel. Kendati didera tuduhan miring, Gubernur DKI Jakarta 2017-2022 itu tetap menghargai lawan-lawan politiknya. Sedikitpun tidak tampak dendam maupun mereaksinya secara berlebihan.
“Terang saja lawan-lawan politiknya jengkel. Kok Anies tetap santun, nggak dendam sih. Mungkin begitu. Memang luar biasa karakter Anies yang cool itu. Menunjukkan figur pemimpin teladan serta mempersatukan,” ungkap pria yang juga seorang politisi kawakan di Solo ini.
Masih menurut Al Amin, para relawan pendukung Anies Baswedan hendaknya juga bisa mengikuti karakternya. Dalam bergerak dan berjuang merebut hati masyarakat, patut meneladani sikap Anies tersebut. Mampu merangkul semua pihak dan jangan sekali-kali ‘memukul’ siapapun. Perbedaan pilihan dan pandangan itu hal yang biasa dalam berpolitik.
“Filosofi Jawa menyebutkan, dipangku mati. Jadi harapan saya kepada relawan dan semua saja. Hentikan bullying, dendam, fitnah, dan adu domba. Apalagi sengaja memecah belah NKRI dengan ujaran kebencian dan sikap rasis,” tegas Al Amin.
Sumber: kbanews