Satu dari Tiga Orang Menteri Ini yang Diduga Merayu hingga Ancam PKS Tinggalkan Anies
10Berita - Bakal calon presiden (Capres) Anies Baswedan menyebut Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menerima tekanan hingga ancaman dalam memutuskan untuk mendukung dirinya di Pilpres 2024.
Kendati mantan Gubernur DKI Jakarta itu tak menyebut secara terang siapa sosok pengancam itu, Jurnalis Senior Hersubeno Arief mampu menebaknya.
Hersubeno menduga salah satu dari tiga orang menteri yang menjabat sebagai ketua umum (Ketum) Parpol bisa jadi merupakan sosok yang dimaksud Anies.
Hal itu disesuaikan dengan yang pernah disampaikan oleh Wakil Ketua Majelis Syura PKS, Mohamad Sohibul Iman soal ciri-cirinya.
“Kita cuma bisa menduga-duga, karena saat ini ada tiga menteri yang juga menjabat sebagai menteri di kabinet Pak Jokowi,” ujar Hersubeno, dikutip dari kanal FNN, Senin (27/2/2023).
Dugaan pertama ditujukan kepada Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.
Selain menteri, ia juga memenuhi ciri-ciri yang sempat disinggung oleh Sohibul Iman, yaitu menjabat sebagai Ketum Parpol (Gerindra).
“Kedua, Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto yang juga Ketum Partai Golkar, dan yang ketiga, Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan yang juga Ketum PAN,” ungkap Hersu.
“Siapa kira-kira dari ketiga orang itu yang menawari PKS?,” imbuhnya.
Namun, jika melansir dari sumber lain yang pernah ia ketahui, sosok perayu itu bukan hanya datang dari golongan Ketum Parpol.
“Tapi dari sumber lain, saya juga mendengar, bukan hanya dari Ketum, ada juga menteri lain yang datang ke PKS, dan dia memang cukup dekat dengan PKS,” ujarnya.
Namun bedanya, sosok kali ini justru dianggap memiliki ‘paket lengkap’ dalam memberi iming-iming kepada PKS demi meninggalkan Koalisi Perubahan.
“Dan dia menawarkan hal yang sama, masuk kabinet. Tapi ini paketnya lebih lengkap, bukan hanya dapat jatah dua menteri tapi ada juga kompensasi lain yang cukup menggiurkan,” terang Hersu.
Kendati mereka getol, namun Hersu menyebut PKS tak pernah gentar memperjuangkan Anies maju sebagai Capres usungan Koalisi Perubahan.
“Tapi rupanya tawaran-tawaran ini tidak cukup membuat PKS tergoda dan kemudian PKS tetap bertahan,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, Anies Baswedan menyebut PKS dalam memutuskan untuk mendukung dirinya sebagai calon presiden diwarnai tekanan bahkan ancaman.
"Saat PKS melewati perjalanan memutuskan, PKS lewati jalan perjuangan yang tak mudah banyak rayuan, banyak tekanan, dan mungkin ada ancaman," kata Anies dalam pidatonya di Kantor DPP PKS, Jakarta, Kamis (23/2/2023).
Anies sendiri tak merinci rayuan atau ancaman seperti apa yang diterima PKS.
Ia mengatakan PKS tetap berpegang teguh pada prinsip untuk perbaikan Indonesia ke depannya.
Sumber:kontenjatim