Anies Wajib Jadi Presiden
Konten Islam / 58 menit yang lalu
10Berita - Bagi saya pribadi—mungkin juga bagi banyak orang—sudah pada posisi wajib hukumnya Anies Baswedan (ABW) jadi presiden. Jadi saya akan merasa berdosa jika tidak memilih dan tidak turut memperjuangkannya. Meminjam jargon dunia pendidikan nasional masa kini, sebagai relawan harus tergerak, bergerak, dan menggerakkan demi pemenangan ABW sebagai Presiden 2024.
Tentunya bukan perkara sederhana menyimpulkan ABW wajib jadi presiden. Kata wajib akan mendapat sorotan tajam. Oleh karena itu, butuh argumen yang kuat, elementer, dan rasional untuk mempertahankan keyakinan bahwa sebenar-benarnya ABW wajib jadi presiden.
Banyak argumen yang bisa disuguhkan guna mendukung keyakinan bahwa sebenar-benarnya ABW wajib jadi presiden. Namun tidak mungkin seluruhnya dapat terurai dalam kupasan tulisan ini. Salah satunya dari sisi kinerja, banyak prestasi yang ABW torehkan. Khususnya saat dia menjabat Gubernur DKI Jakarta. Menggratiskan PBB untuk NJOP kurang dari Rp 2 M, sekadar menyebut salah satunya. Prestasi lainnya sangat mudah dilacak jejak digitalnya di dunia maya.
Contohnya, saya sendiri mencoba klik mencari kinerja ABW dan tersambung ke rmoldkijakarta.id, Jumat 25 Maret 2022. Di sana, Pengamat politik dan pemerhati bangsa Tony Rosyid mendeskripsikan lima alasan ABW harus jadi Presiden.
Pertama, Anies adalah seorang pemimpin yang sukses melanjutkan kebijakan dan program para pemimpin sebelumnya. Bahkan mewujudkan apa yang menjadi mimpi dan janji pemimpin sebelumnya. LRT/MRT adalah program yang sudah dimulai dari zaman Gubernur Sutiyoso. Dilanjutkan oleh Fauzi Bowo, lalu Jokowi, kemudian Ahok. Anies menuntaskan pekerjaan itu dan mengemasnya dalam program Jaklinko.
Anies juga mewujudkan janji Gubernur Sutiyoso, Fauzi Bowo, dan Jokowi yang berencana membangun stadion untuk Persija. Anies bahkan merealisasikannya melampaui janji dan ekspektasi para gubernur sebelumnya.
Kedua, Anies adalah seorang pemimpin yang merangkul dan menyatukan. Dalam situasi sosial dan politik yang terbelah, pemimpin model Anies dibutuhkan. Kata Anies: “Kehebatan Indonesia bukan pada keragamannya dan kebhinnekaannya, sebab itu adalah anugerah. Kehebatan Indonesia terletak pada kesuksesannya menyatukan masyarakat yang beragam agama, etnis, golongan dan asal daerah. Itulah Bhinneka Tunggal Ika.”
Ketiga, ketegasan hukum. Kasus penyegelan pulau reklamasi adalah bukti nyata ketegasan Anies. Tiga belas pulau distop. Empat pulau yang terlanjur jadi, 65 persennya diambil oleh Pemprov DKI, dan 35 persen jadi milik pengembang. Ini aturan. Dan aturan mesti ditegakkan. Pengembang boleh membangun tanah yang 35 persen itu selama sesuai dengan aturan yang ada.
Keempat, aspek keadilan sosial menjadi spirit Anies membangun kota Jakarta. Ini nampak pada kebijakan Anies terkait UMP. Anies naikkan UMP cukup signifikan yang membuat buruh lega dan puas. Anies berikan pemahaman kepada para pengusaha untuk selalu bersikap adil kepada para buruh. Anies juga menerbitkan KJP Plus, membebaskan pajak bumi dan bangunan (PBB) untuk para pendidik dan keluarga pahlawan.
Rumah-rumah ibadah: masjid, gereja, wihara, pura, dll, mendapatkan bantuan bulanan dari Pemprov DKI. Anies menyiapkan Rp11 miliar per tahun untuk memberi bantuan kepada rumah-rumah ibadah tersebut. Dari sini tampak sekali bahwa Anies adalah pemimpin yang adil, inklusif, pluralis, dan toleran.
Anies juga ambil alih perusahaan air bersih dari perusahaan swasta dan dikelola oleh PT. PAM JAYA. Tujuannya agar air bersih bisa dinikmati warga Jakarta dengan biaya sangat murah karena disubsidi oleh Pemprov DKI. Anies sediakan Rp33,68 miliar untuk subsidi air bersih. Harga air bersih semula Rp32 ribu per meter kubik, sekarang menjadi Rp3.550-Rp4.900 per meter kubik setelah disubsidi.
Perhatian Anies kepada warga kelas bawah untuk menegaskan bahwa kehadirannya punya tanggung jawab untuk memastikan adanya kesetaraan dan keadilan bagi seluruh warga DKI.
Kelima, Anies punya cukup banyak prestasi yang diakui oleh lembaga-lembaga regional, nasional maupun internasional dengan sejumlah penghargaan. WTP berturut-turut dari BPK, tiga penghargaan dari KPK, penghargaan dari Mendagri, Menkominfo, Metro TV, dll.
Soal penghargaan, tak terhitung lagi berapa banyak yang diterima Anies. Ini yang membedakan Anies dari yang lain, sekaligus membuat Anies sebagai kandidat presiden yang fenomenal.
Ada lagi yang menarik. Yaitu visi ekonomi ABW yang berkomitmen untuk “merobohkan” ketimpangan. Seperti diungkapkannya pada artikel “Meluruskan Jalan, Menghadirkan Keadilan” di kompas.id medio Februari 2023.
ABW menegaskan akan mendorong prinsip pertumbuhan ekonomi berkualitas. Pertumbuhan ekonomi bukan sekadar dari aspek makro, lebih dari itu bisa menjangkau semuanya. Semakin merata, maka semakin tinggi kualitas pertumbuhannya.
Menurut ABW, urusan ketimpangan harus diselesaikan melalui instrumen-instrumen ekonomi. Mereka yang miskin harus diakomodasi melalui kesempatan-kesempatan yang setara dalam sistem perekonomian. “Kita terus berupaya membesarkan yang kecil tanpa mengecilkan yang besar,” ungkap ABW.
Selain itu, belakangan ini saya juga mencermati tulisan berseri tentang kepemimpinan dari Prof. Ahmad Rusdiana di portal beritadisdik.com. Secara beruntun Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung ini menyampaikan beberapa artikel bertema kepemimpinan. Tiga di antaranya tentang pemimpin humanis, pemimpin merakyat, dan pemimpin profesional. Dalam hal ini, saya sepertinya GR (gede rasa), tulisan Prof. Ahmad Rusdiana tersebut tertuju kepada ABW.
Untuk menjadi pemimpin humanis dan efektif, Prof. Ahmad Rusdiana menyimpulkan harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, mampu memotivasi diri sendiri dan orang lain, menerima tanggung jawab dan memimpin dengan sikap positif, serta berempati terhadap orang lain dan memahami permasalahan mereka.
Sementara terkait dengan pemimpin merakyat, ia menegaskan pada prinsipnya pemimpin yang merakyat adalah pemimpin yang mengerti kondisi rakyatnya, mau mendengar keluhan mereka, dan dapat memberikan solusi yang terbaik. Dan, agar seluruh kebijakan yang baik di kota maupun di daerah terpencil bisa terakses.
Dijelaskannya “merakyat” adalah kandidat/siapapun memiliki program-program yang fokus pada kesejahteraan rakyat, seperti pembangunan infrastruktur, program-program sosial, dan ketersediaan lapangan kerja yang memadai.
Dalam konteks yang lebih luas, Prof. Ahmad Rusdiana menguraikan pemimpin profesional dapat membawa dampak positif bagi masyarakat dan negara. Seorang pemimpin profesional dapat memberikan kontribusi yang besar dalam menciptakan lingkungan sosial yang lebih baik, memajukan perekonomian, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dengan demikian, merindukan pemimpin profesional bukan hanya penting bagi organisasi, tetapi juga bagi masyarakat dan negara. Dengan memiliki pemimpin profesional yang dapat memimpin dan mengelola dengan baik, diharapkan dapat membawa dampak positif bagi perkembangan organisasi, masyarakat, dan negara secara keseluruhan.
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW: “Jika amanah telah disia-siakan, tunggu saja kehancuran terjadi.” Ada seorang sahabat bertanya: ‘Bagaimana maksud amanah disia-siakan?’ Nabi menjawab: “Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu.” (HR Al-Bukhari).
Dalam era modern ini, banyak organisasi membutuhkan pemimpin profesional yang dapat memimpin dan mengelola tim dengan baik. Pemimpin profesional yang memiliki pengetahuan yang cukup tentang bidangnya, berkomunikasi dengan baik, memotivasi tim, dan berpikir strategis. Dengan memiliki indikator tersebut, seorang pemimpin dapat memimpin dan mengelola tim dengan efektif dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Makanya, kita perlu merindukan pemimpin profesional yang dapat membawa dampak positif bagi organisasi dan lingkungannya.
Dari paparan di atas, saya sangat meyakini, sepertinya sudah menjadi kodrat zaman bahwa ABW tepat menjadi Presiden RI. Selain itu sudah menjadi kodrat ABW dengan segala kapasitasnya untuk menjadi Preside RI. Oleh karena itu, “Mencoblos Anies, Saya menjadi orang yang paling beruntung di Pilpres 2024.”
Dadan Supardan, Ketua Relawan Anies P-24 Jawa Barat
sumber: kba