OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 22 Juni 2023

Deretan Fakta Pengambilan Organ Tubuh Warga Uyghur Secara Paksa Kian Terbuka

Deretan Fakta Pengambilan Organ Tubuh Warga Uyghur Secara Paksa Kian Terbuka  



Unjuk rasa menentang pengambilan organ secara paksa di Sydney, Australia. Foto: Twitter

oleh Ruth Ingram

10Berita, TURKISTAN TIMUR – Muhajirin Uyghur menyambut baik perkembangan dunia dalam merespons praktik pengambilan organ secara paksa yang dilakukan rezim komunis Cina terhadap tahanan-tahanan politiknya, terutama warga Uyghur. 

Di Amerika Serikat (AS), rancangan UU untuk menghentikan pengambilan organ secara paksa telah disahkan di Dewan Perwakilan Rakyat AS. Di sisi lain, pertemuan Asosiasi Medis Dunia baru-baru ini di Nairobi menyatakan bahwa perlakuan Cina terhadap etnis Uyghur menjadi perhatian khusus. 

Isu pengambilan organ yang membara selama puluhan tahun di Cina telah muncul sejak tahun 1970-an dengan keprihatinan atas organ yang bersumber dari tahanan yang dieksekusi. 

Menurut komite etik British Medical Council, praktik tersebut terus berlanjut, meski jumlahnya dikurangi untuk menghindari kritik.  

Cina melanjutkan proyek ambisius bernilai miliaran dolar, yakni sebagai pusat transplantasi organ terbesar di dunia, dengan sekira 90.000 transplantasi dalam setahun; dengan waktu tunggu hanya hitungan hari atau pekan. 

Pada tahun 1990, seorang ahli bedah muda di ibu kota Urumqi bernama Enver Tohti–yang kini telah tinggal di luar negeri–melihat tiga anak laki-laki dengan bekas luka berbentuk U di tubuh mereka, yang menunjukkan pencurian ginjal, dalam kurun enam bulan.

Bahkan pada tahun 1995, dia sendiri diminta untuk mengambil organ calon terpidana mati dan diperintahkan untuk mengingat bahwa “tidak ada hal yang terjadi hari itu.” 

Aynur, seorang Muhajirin Uyghur menceritakan bagaimana putri seorang temannya pergi meninggalkan desa bersama sekelompok gadis lain untuk bekerja di wilayah Cina bagian dalam pada suatu musim panas tahun 80-an.

“Mereka kembali enam bulan kemudian,” kenangnya, “tiga dari mereka memiliki bekas luka besar di tubuhnya. Mereka diberitahu bahwa mereka memerlukan pemeriksaan medis untuk bekerja di pabrik. Tetapi, ketika bangun mereka tidak tahu apa yang telah terjadi pada diri mereka.” 

Baru ketika kemudian dua di antaranya jatuh sakit dan meninggal, hasil rontgen mengungkapkan hilangnya ginjal mereka. 

Masalah ini muncul kembali pada tahun 2016 ketika program wajib pemeriksaan fisik mengharuskan setiap warga Uyghur di Xinjiang untuk melakukan pemindaian iris mata, golongan darah, sidik jari, dan DNA.  

Warga Uyghur dan aktivis hak asasi manusia khawatir pengambilan data itu digunakan untuk mencocokkan permintaan organ dari dalam maupun luar negeri.

Ketakutan diperparah pada tahun 2019 ketika para pengamat mengetahui dari keterangan saksi mata, pengalaman langsung, dan penelitian ahli bahwa organ dapat tersedia sesuai permintaan dan ada jalur khusus untuk organ manusia di Bandara Kashgar Xinjiang, di saat warga Uyghur semakin menjadi sasaran kekejaman rezim komunis. 

Peringatan khusus untuk etnis Uyghur dilaporkan di China Tribunal oleh produser Laporan Investigasi 7 milik stasiun TV Korea Selatan Chosun, yang menyelidiki ekspedisi organ di Tianjin, menemukan bahwa warga negara Saudi sedang menunggu di rumah sakit yang sama untuk mendapatkan “organ halal” mereka (mengacu pada organ dari sesama Muslim).

Sebuah video yang diproduksi oleh Rumah Sakit Pengobatan Tradisional Cina Tongshantang di Beijing menunjukkan adanya fasilitas khusus untuk pasien dari Arab, termasuk masjid dan restoran halal. 

China Tribunal menyimpulkan, “Di Cina, pengambilan organ secara paksa dari tahanan telah dipraktikkan dalam jangka waktu yang cukup lama yang melibatkan sejumlah besar korban.” 

Enver Tohti, memberikan kesaksiannya di Tribunal, bahwa setelah berbicara di Taipei mengenai pengambilan organ pada Oktober 2017, dia didekati oleh seorang warga negara Taiwan yang memberitahu bahwa saudara laki-lakinya telah mengunjungi Tianjin untuk mendapatkan ginjal baru. Dia diyakinkan oleh ahli bedah di sana bahwa “sekarang, semua organ berasal dari Xinjiang.” 

Kekhawatiran semakin menguat dengan kesaksian orang-orang yang berhasil selamat dari kamp konsentrasi di Xinjiang, mengenai pemeriksaan kesehatan yang menyeluruh dan invasif pada saat kedatangan, suntikan misterius, serta hilangnya narapidana yang masih sehat secara teratur. 

Laporan kematian dari dalam tahanan dan kerabat yang ditolak aksesnya untuk melihat jenazah orang yang mereka cintai telah memicu kecurigaan. 

Rushan Abbas dari Campaign for Uyghurs (CFU) mengatakan bahwa “iklan kurang ajar Cina untuk ‘organ halal’ bagi umat Islam hanya menambah kengerian kejahatan yang tak terbayangkan ini.  

Kebenaran mungkin terlalu mengerikan untuk dipercayai oleh beberapa orang, tetapi itu nyata, dan kita harus meminta pertanggungjawaban atas kekejian yang mereka lakukan. (Bitter Winter)

Sumber:  Sahabat Al-Aqsha.


Related Posts: