OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 26 Juni 2023

Ironi Negara-negara Arab: Kunjungi Turkistan Timur, Sebut Masyarakat Harmonis dan Makmur

Ironi Negara-negara Arab: Kunjungi Turkistan Timur, Sebut Masyarakat Harmonis dan Makmur 



Delegasi Liga Arab mengunjungi Masjid Id Kah di Kashgar, yang dibuka untuk wisata, tetapi dilarang untuk beribadah bagi jamaah Muslim selama bertahun-tahun. Foto: Kevin Frayer/Getty Images 

10Berit, TURKISTAN TIMUR (RFA) – Dunia Arab kembali melukai hati Muslim Uyghur yang menjadi korban genosida oleh rezim komunis Cina. Tak hanya menutup mata, bahkan mereka menyatakan dukungan atas kekejaman Cina kepada etnis minoritas tersebut. 

Pada 30 Mei hingga 2 Juni, sebuah delegasi dari Liga Arab, yang beranggotakan 22 negara Arab guna berkoordinasi dalam masalah-masalah regional, mengunjungi Turkistan Timur (Xinjiang). 

Menurut Kementerian Luar Negeri Cina, “Anggota delegasi mengatakan bahwa masyarakat Xinjiang hidup harmonis, ekonominya makmur, dan umat Islam dengan bebas menggunakan hak etnis dan agama mereka sesuai dengan hukum.” 

Kunjungan tersebut membuat kecewa Muhajirin Uyghur dan para aktivis hak asasi manusia. 

“Sangat mengecewakan melihat para pemimpin Muslim dari negara-negara Islam mengizinkan Cina menggunakan mereka untuk menyembunyikan genosida terhadap Muslim Turki dan minoritas lainnya,” sebut Robert McCaw, Direktur di Council on American-Islamic Relations. 

Berpihak pada Cina–dan tetap diam atas penganiayaan rezim komunis terhadap Muslim Uyghur–tampaknya lebih menarik bagi kepentingan nasional mereka. 

“Setiap negara bergerak untuk kepentingan terbaik mereka,” kata McCaw. “Saat ini, negara-negara Muslim melindungi Cina karena mereka pikir itu bermanfaat untuk kepentingan ekonomi mereka.” 

Delegasi Liga Arab ke Xinjiang terdiri atas 34 anggota dari 16 negara, termasuk Arab Saudi dan Mesir. 

Negara-negara Arab telah lama mendukung penindasan Cina terhadap etnis Uyghur dan minoritas Muslim lainnya di Turkistan Timur. 

“Kami menghormati dan mendukung hak Cina untuk mengambil tindakan ‘kontra-terorisme’ dan ‘de-ekstremisme’ untuk menjaga keamanan nasional,” kata Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman selama kunjungan tahun 2019 ke Cina. 

Sedikitnya enam pemerintah Arab–Mesir, Maroko, Qatar, Arab Saudi, Suriah, dan Uni Emirat Arab–telah menahan atau mengekstradisi sekira 292 Muhajirin Uyghur atas perintah Cina, menurut sebuah studi bersama tahun 2022 oleh Uyghur Human Rights Project dan Oxus Society for Asian Affairs. 

Pada Juli 2017, Mesir menangkap lebih dari 200 warga Uyghur, kebanyakan mahasiswa di Universitas Islam Al-Azhar, dan mendeportasi sebagian ke Cina. 

Selama kunjungannya ke Beijing pekan lalu, Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas menyuarakan dukungan atas kebijakan Cina.  

Pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh Xi dan Abbas menyatakan bahwa “masalah terkait Xinjiang bukanlah masalah hak asasi manusia sama sekali, tetapi tentang ‘terorisme, antikekerasan, deradikalisasi, dan antiseparatisme.” (RFA)

Sumber: Sahabat Al-Aqsha.


Related Posts: