Prestasi, Kejujuran, hingga Gagasan Besar Anies Baswedan yang Menggerakkan Rakyat Secara Sukarela

KONTENISLAM.COM - Semangat masyarakat dalam mendukung Anies Baswedan untuk menjadi Presiden RI saat ini luar biasa. Gairah ini jauh lebih kuat dibanding antusiasme warga ketika memperjuangkan Prabowo Subianto pada Pemilihan Presiden 2019 lalu.
Penilaian tersebut disampaikan tokoh senior Sudirman Said dalam podcast di kanal Youtube @Bambang Widjojanto dikutip KBA News, Jumat, 2 Juni 2023. Sudirman Said merupakan anggota Tim 8 Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KKP) dari pihak Anies yang pada Pilpres 2019 lalu juga masuk dalam tim pemenangan Prabowo Subianto.
“Saya kan 2019 juga membantu Pak Prabowo ya. Dan saya juga menyaksikan fenomena yang kurang lebih sama. Ada satu kerelaan atau volunteerism yang luar biasa. Ibu-ibu yang dulu dikenal dengan kata emak-emak, anak muda, segala macam itu mengorganisasir diri kemudian acung tangan, ‘saya ikut membantu’,” jelasnya.
“Nah, cuman bedanya dengan sekarang itu kelihatannya, spiritnya, gairahnya lebih muncul,” sambungnya membandingkan dengan relawan Anies Baswedan saat ini.
Mantan Menteri ESDM ini menjelaskan dia berdialog dengan semua elemen relawan pendukung mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut. Semua bergerak atas kerelaan sendiri dengan membentuk simpul-simpul relawan. Saat ini simpul relawan Anies mencapai 500 yang berkelompok dalam 6-7 wadah besar.
“Dan itu inisiatif mereka sendiri. Bukan karena disuruh segala macam. Itu patut kita syukuri lagi,” ucapnya.
Ketua Institut Harkat Negeri (IHN) ini menilai masyarakat mendukung dan sampai bergerak sendiri tidak lepas dari kepemimpinan Anies Baswedan yang dibangun berdasarkan influence, bukan otoritas.
“Katanya pemimpin itu menggerakkan karena dua komponen. Satu karena otoritasnya. Otoritas itu buahnya adalah pangkat, jabatan, SK, budget, sanksi, program dan segala macam. Satu lagi influence, wibawa. Datangnya dari mana? Dari prestasi, dari pikiran-pikiran besar, dari reputasi, nama baik, kejujuran dan sebagainya,” urai Sudirman Said.
Pemimpin yang mengandalkan otoritas akan kehilangan pengaruh setelah masa jabatannya berakhir. Sementara pemimpin yang memiliki wibawa akan terus diteladani meski tidak memiliki kekuasaan formal. Karena kewibawaan tersebut melekat dalam dirinya.
“Satu influence, satu wibawa, satu pengaruh yang datang dari simbol perubahan namanya Anies Baswedan, yang sekarang enggak punya apa-apa. Bukan gubernur lagi, bukan penguasa, bukan pimpinan partai. Dia individu biasa warga negara yang memiliki itu semua. Memiliki rekam jejak, pikiran besar, memiliki integritas, memiliki kemampuan menggerakkan,” papar mantan Dirut PT Pindad ini.
Karena itu, dia menambahkan, kelompok-kelompok relawan pendukung Anies Baswedan tersebut tumbuh secara organik bukan karena ingin mendapatkan uang, kekuatan, dan lain sebagainya. “Tapi betul-betul ingin mendorong perbaikan,” tegasnya.
Namun soal apakah bakal capres yang diusung Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KKP) tersebut benar-benar akan menjadi pemimpin negeri ini, dia mengatakan itu sepenuhnya tergantung pada momentum.
“Ini yang saya sebut tadi bahwa diperlukan momentum saja. Katanya keberuntungan itu kan pertemuan antara momentum dan kesiapan. Tugas kita barangkali menyiapkan diri, memantaskan diri,” demikian Sudirman Said.
Sumber: kba