OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Rabu, 11 Oktober 2023

DEEP Indonesia: MK Jangan Muluskan Politik Dinasti Jokowi!

DEEP Indonesia: MK Jangan Muluskan Politik Dinasti Jokowi!






10Berita, Kredibilitas sebagai penjaga konstitusi bakal dipertanyakan publik, apabila Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan menerima perkara gugatan uji materiil norma batas usia minimum calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres).

Direktur Democracy and Electoral Empowerment Partnership (DEEP) Indonesia, Neni Nur Hayati menilai, desas-desus MK bertransformasi menjadi "Mahkamah Keluarga" akan terbukti kalau syarat batas usia minimum capres-cawapres berubah dari 40 tahun menjadi 35 tahun.

Isu yang menyebut MK berubah menjadi "Mahkamah Keluarga", menguat lantaran uji materiil perkara tersebut disebut-sebut untuk memuluskan pencalonan putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, sebagai bakal calon wakil presiden.

Terlebih lagi, Ketua MK RI saat ini dijabat Anwar Usman yang merupakan ipar dari Presiden Jokowi.

"Ini bukan hanya uji independensi, tetapi juga uji moralitas bagi MK untuk tidak terjebak pada
kepentingan politik praktis demi memuluskan politik dinasti Jokowi, dengan menghalalkan segala cara dan melabrak aturan main yang telah ditetapkan," ujar Neni kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (11/10).

Menurut Neni, gugatan yang dilayangkan Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Garuda, dan beberapa kepala daerah bukan isu konstitusional yang mesti diputus MK.

"MK seharusnya bisa menyadari untuk tidak masuk ke ruang open legal policy atau kebijakan hukum terbuka pembentuk undang-undang," tuturnya.

Lebih lanjut, Neni menyatakan, akan menyebut MK bukan negarawan serta telah menggadaikan moralitas serta etika kehakiman, apabila memutuskan menerima perkara 29, 51, dan 55/PUU-XXI/2023 dalam sidang pembacaan putusan pada Senin, 16 Oktober 2023.

"Bagi saya MK bukan hanya sebatas penjaga konstitusi dan demokrasi, tetapi jauh lebih luas dari itu
bagaimana memastikan berjalannya demokrasi konstitusional dan harus menyelamatkan demokrasi," pungkas Neni.

Sumber: RMOL


Related Posts:

  • 03  Penasihat Presiden Mahmoud Abbas Akui “Kesalahan”, Saat Pemerintahannya Mengakui Israel 10Berita YERUSALEM – “Pengakuan terhadap Israel tanpa mendapatkan pengakuan atas Negara Palestina “adalah suatu … Read More
  • 10 MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA GELAR TABLIGH AKBAR KECAM AHOK, "TANGKAP & HUKUM PENGHINA AL-QURAN!" 10Berita - Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam) menggelar Tabligh Akbar s… Read More
  • 09  Ratusan Akun Anonim Milik Intelejen Ikut Memprovokasi dan Menggiring Opini 10Berita Jakarta- Social media kini menjadi salah satu medan pelatihan bagi intelejen dalam Propaganda yang bersifat pr… Read More
  • 02  NAH LOH! KATA FADEL, GOLKAR TINJAU ULANG DUKUNGAN PADA AHOK MALAM INI 10Berita - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Golkar, Fadel Muhammad mengungkapkan DPP Partai Golkar malam ini akan memutuskan ap… Read More
  • 01  FPI: Jika Aparat Diam, Biar Rakyat yang Tangkap Ahok! 10Berita – Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) Rabu (30/9) lalu di Kepulauan Seribu, dianggap melecehkan umat Islam soal ‘dibohongi pakai Surat Al Mai… Read More