OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 27 Oktober 2023

Pengamat: Jokowi Adalah Sebab Kekisruhan Menjelang Pemilu 2024

Pengamat: Jokowi Adalah Sebab Kekisruhan Menjelang Pemilu 2024





10Berita, Gaya berpolitik Presiden Joko Widodo dilabeli orde baru gaya baru oleh pengajar ilmu pemerintahan lulusan Universitas Nasional (UNAS), Efriza.

Pasalnya, Jokowi mengacuhkan keputusan politik PDI Perjuangan yang membesarkannya sejak memenangkan pemilihan Walikota Solo, Gubernur DKI Jakarta, hingga 2 kali Pilpres.

Efriza menjelaskan, keputusan PDIP mengusung mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan Menko Polhukam Mahfud MD sebagai bakal pasangan calon presiden dan wakil presiden 2024, secara tidak langsung telah dimentahkan Jokowi melalui pencalonan putra mahkotanya, Gibran Rakabuming Raka sebagai bakal calon RI 2 bersama Prabowo Subianto.

Menurutnya, akibat dari manuver Jokowi dalam mempertahankan kekuasaannya tersebut stabilitas politik potensi terguncang, karena upaya yang dipakai untuk memuluskan langkah Gibran maju bersama Prabowo memanfaatkan suprastruktur kelembagaan pemerintah.

Efriza menyebutkan, manuver paling dahsyat yang dilakukan Jokowi adalah melalui penguasaan kelembagaan Mahkamah Konstitusi (MK), dimulai dari perkawinan politik Ketua MK Anwar Usman dengan adiknya yang bernama Idayati, dan faktanya membuahkan hasil pencalonan Gibran di Pilpres 2024 tak melanggar UU 7/2017 tentang Pemilu.

"Inilah penyebab kekisruhan perpolitikan menjelang pemilu kita tahun depan," ujar Efriza saat dihubungi, pada Jumat (27/10).

Dia memandang, Jokowi telah menghadirkan kekecewaan yang sangat besar di publik karena manuvernya cenderung otoriter, dan menimbulkan kesan ingin mempertahankan kekuasaannya dengan cara yang seolah-olah demokratis.

"Padahal ia (Jokowi) menjadi aktor kemunduran demokrasi, menjadi aktor terjadinya politik pencalonan dinasti politik di level nasional.

Ia juga menghadirkan stigma negatif bagi anak muda dalam berpolitik sebab adanya wajah dalam balutan dinasti politik," tuturnya.

"Bahkan, ia menjadi wajah politik 'neo orde baru di era reformasi' sebagai penguasa politik dalam balutan supremasi konstitusi hasil reformasi, namun aktor suramnya demokrasi di penghujung periode keduanya," demikian Efriza menambahkan. [RMOL]


Related Posts:

  • 10 Ketua ICMI: Umat Islam Jangan Golput Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie. (okezone.com) 10Berita – Jakarta.  Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesi… Read More
  • 09 Akhirnya, Kebohongan Kompas.com Terbongkar oleh Ahli Telematika yang Jadi Narasumbernya 10Berita-Media daring Kompas.com dinilai melakukan kebohongan publik. Terlihat dari artikel yang berjudul "Ahli Telematika … Read More
  • 03 Paparan di Jambore Mahasiswa: Kejahatan Ekonomi SBY, Kok BLBI dan PROYEK MONOREL? 10Berita- Gambar di atas adalah capture salah satu slide paparan pada acara Jambore Nasional Mahasiswa di Cibubur 4-6 Februa… Read More
  • 08 Sarankan Pertemuan SBY dan Jokowi, Fahri Hamzah: Jokowi Kan Belum Tentu Bisa Dua Periode 10Berita- Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) geram dan merasa terhina dengan banyaknya fitnah dan k… Read More
  • 02 KPU DKI Berharap Warga Ikut Awasi TPS Waspadai Pemilih Ganda; Kapolda Metro: Warga Tak Perlu Awasi TPS [?] 10Berita- Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Mochamad Iriawan mengomentari imbauan GNPF-MUI pada 15 Feb… Read More