10Berita - Ahli Rekayasa Perangkat Lunak & Manajemen Universitas Pasundan Dr. Leony Lidya menyebutkan, dia telah menuliskan karya ilmiah berjudul Sirekap Saksi Bisu Kejahatan Politik 2024.
Pasalnya, banyak logika yang tidak benar dari pengaplikasian teknologi Sirekap.
"Saya sudah juga sudah bilang Sirekap, dia menyimpan banyak barang bukti kejahatan itu sendiri," ujarnya dalam diskusi publik bertajuk 'Sirekap dan Kejahatan Pemilu 2024, Sebuah Konspirasi Politik' di Sekretariat Barikade 98, Cikini, Jakarta, Senin (18/3).
Dia menilai aplikasi Sirekap seharusnya meminimalisasi kesalahan atau mempercepat penghitungan suara.
Namun faktanya, Sirekap justru bekerja seakan memang untuk memenangkan paslon 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Dia mencontohkan ketika Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) menginput dokumen, tetapi datanya ketika ditotal tidak relevan dengan hasil yang ditunjukkan Sirekap.
"Yang enggak logisnya adalah dari Sirekap, scan itu suaranya tidak sama, bahkan jauh terus angka setiap paslon. Itu bisa kalau ditotal, itu juga tidak terjadi namanya validasi," kata dia.
Pakar IT Hairul Anas Beberkan Hasil Analisa Data Sirekap
Pakar Informasi dan Teknologi (IT), Hairul Anas Suaidi menyebutkan, telah memeriksa data Sirekap dengan cara mengumpulkan seluruh data satu per satu, dan dihitung menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif.
Hasilnya, masih ditemukan adanya dugaan kesalahan pada data yang tertuang di Sirekap.
"Saya sudah melakukan cek sampel, kemudian saya coba di cek sampel yang gagal-gagal itu, saya cek C1-nya dengan mata biasa. Ternyata luar biasa, bahkan ada C1 itu yang diubah. Ada C1 yang pindah lokasi, kemudian angkanya mengikuti TPS yang ditiru itu, dan menguntungkan seseorang tentunya," ujar Anas dalam diskusi publik bertajuk 'Sirekap dan Kejahatan Pemilu 2024, Sebuah Konspirasi Politik' di Sekretariat Barikade 98, Cikini, Jakarta, Senin (18/3).
Kemudian, mengenai kualitatifnya, Anas menyebut telah mencari pola dan algoritmanya. Ditemukan sumber kesalahan bukan pada OCR.
Sistem OCR atau optical character recognition merupakan sistem yang berfungsi untuk memindai dari gambar atau foto dari kertas rekapitulasi suara menjadi teks yang nantinya dikonversi dalam bentuk hitungan suara berbasis elektronik.
Sehingga, dinilai sudah terjadi kejahatan digital di balik permasalahan di aplikasi Sirekap.
"Nah saya juga melihat ada criminal supreme, jadi ada jejak digital kriminal dalam data yang saya kumpulkan, misal tadi perubahan C1. Kemudian angka-angka yang ditambahkan pada paslon tertentu berpola di satu wilayah bahkan dibasis orang lain," tuturnya.
Dia menilai, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah melakukan kejahatan setelah tak lagi menampilkan data perolehan suara Pilpres dan Pilpres dalam bentuk grafik dan tabulasi pada aplikasi Sirekap. Sebab, dianggap menutupi informasi publik.
Menurutnya, masyarakat sangat membutuhkan informasi perihal perolehan data perolehan suara sementara para kontestasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Terlebih, tak mungkin masyarakat harus menghitung secara manual apabila ingin mengetahui perkembangannya.
Walaupun saat ini masih ada data C-1, KPU tetap dinilai menutupi informasi. Sebab, angka pada data itupun telah dihapus.
Karenanya, banyak opini yang berkembang bila Sirekap tak perlu lagi digunakan karena permasalahan tersebut.
Sumber: Okezone
Selasa, 19 Maret 2024
Home »
» Pakar IT Hairul Anas Beberkan Hasil Analisa Data Sirekap
Pakar IT Hairul Anas Beberkan Hasil Analisa Data Sirekap
By 10 BERITA 3/19/2024 03:12:00 PM
Pakar IT Hairul Anas Beberkan Hasil Analisa Data Sirekap
Related Posts:
Ini Pernyataan Lengkap Anies soal Pemberlakuan PSBB di Jakarta Ini Pernyataan Lengkap Anies soal Pemberlakuan PSBB di Jakarta 10Berita, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akan mulai berlaku efektif pada Jumat (10/4) mendatang.… Read More
Kritik Utang Indonesia Fantastis, Tere Liye ke Buzzer: Gak Usah Sok Mau Usir Saya dari Indonesia, Saya Bayar Pajak Kritik Utang Indonesia Fantastis, Tere Liye ke Buzzer: Gak Usah Sok Mau Usir Saya dari Indonesia, Saya Bayar Pajak FANTASTIS 10Berita- Di tengah pandemi virus Covid-19, Indonesia baru saja membuat rekor mengagumk… Read More
PSBB Jakarta Berlaku! Sindiran Prabowo: Aman! Cukup DKI Saja yang ‘Ngasih Makan’ Rakyatnya PSBB Jakarta Berlaku! Sindiran Prabowo: Aman! Cukup DKI Saja yang ‘Ngasih Makan’ Rakyatnya 10Berita– Menkes Terawan Agus Putranto memutuskan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk DKI Jakarta mulai berlaku hari ini… Read More
AS UNGKAP: Dulu Italia Beri Pasokan APD Ke China Gratis, Kini China JUAL APD ke Italia AS UNGKAP: Dulu Italia Beri Pasokan APD Ke China Gratis, Kini China JUAL APD ke Italia 10Berita - Amerika Serikat (AS) menyebut China memaksa Italia membeli peralatan medis untuk penanganan pandemi virus corona baru,… Read More
SBY Ingatkan Pemerintah Jangan Asal Ciduk SBY Ingatkan Pemerintah Jangan Asal Ciduk 10Berita - Polri mengeluarkan telegram selama pandemi virus Korona atau Covid-19 ini. Salah satu poin dari telegram tersebut adalah acaman pidana bagi orang-orang yang menghina p… Read More