OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 09 Maret 2024

Tarawih Diminta Jangan Pakai Speaker Luar, Novel: Bukan Yaqut Namanya Kalau Tidak Buat Gaduh, Pecat!

Tarawih Diminta Jangan Pakai Speaker Luar, Novel: Bukan Yaqut Namanya Kalau Tidak Buat Gaduh, Pecat!





10Berita - Presiden Joko Widodo didesak untuk segera memecat Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas karena dianggap selalu membuat kegaduhan di masyarakat. Apalagi, kegaduhan tersebut terjadi menjelang bulan Ramadan.

Desakan itu disampaikan langsung Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Persaudaraan Alumni (PA) 212, Novel Bamukmin merespon Surat Edaran Menag 1/2024 tentang Panduan Penyelenggaraan Ibadah Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 1444 H/2024 M.

Menurut Novel, Surat Edaran Menag tersebut menuai kontroversi dan membuat kegaduhan lagi setelah sebelumnya juga membuat gaduh tentang KUA yang ingin dijadikan tempat nikah dan ibadah semua agama

"Bukan Yaqut namanya kalau tidak membuat gaduh, karena si Yaqut ini memang berangkat dari kelompok intoleran terhadap agama Islam, jadi kalau tidak menyerang Islam diduga bisa meriang badannya karena memang pengetahuan agamanya sangat kurang, maka di mana Rasulullah Sabdakan 'kalau sudah urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tinggal tunggu kerusakannya'," kata Novel kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (8/3).

Padahal menurut Novel, syiar agama Islam harus seluas-luasnya dilakukan, apalagi Indonesia adalah mayoritas beragama Islam yang sudah dijamin kebebasannya secara konstitusi dalam Pancasila dan UUD 1945.

"Dengan begitu secara hirarki surat edaran Menag harus tunduk ketetapan konstitusi yang lebih tinggi, yaitu Pancasila dan UUD 45. Apalagi penggunaan speaker dalam tarawih hanya kurang lebih 1-2 jam saja, apalagi hari pertama jamaah membludak bisa agak jauh dari masjid, sehingga suara imam harus sampai untuk memenuhi kesempurnaan Salat," terang Novel.

Adapun tadarus kata Novel, memang harus diatur waktunya, karena Ramadan merupakan bulan Al Quran, sehingga ada momen untuk Al Quran diperdengarkan.

"Umat non Islam sudah biasa dan sudah paham, karena hanya setahun sekali dan itu juga lebih banyak masjid atau musala tidak menyelengarakan karena memang faktor SDM-nya. Dan non Islam sangat toleransi," tutur Novel.

Novel meyakini, Islam di Indonesia sangat toleransi dengan agama yang ada di NKRI. Contohnya, ketika umat Hindu di Bali menyelenggarakan Hari Raya Nyepi, semuanya patuh pada peraturan yang dibuat oleh Pemda Bali.

Untuk itu, Novel meminta agar umat Islam tidak resah apalagi sampai terprovokasi dengan ulah Menag Yaqut. Novel meminta agar umat Islam menjalankan ibadah sebagaimana biasanya, dan tebar berkah Ramadan sebagai perwujudan Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin.

"Dan kepada Presiden Jokowi, segera pecat Yaqut karena walau saat ini kabinet sebentar lagi akan berakhir, namun demi keutuhan bangsa, tidak ada kata tanggung atau telat mereshuffle kabinet karena baru saja kemarin bisa terjadi reshuffle 2 menteri," pungkas Novel.

Sumber: rmol.


Related Posts:

  • Kedudukan & Peran Ulama Diantara Rakyat & Penguasa Ust. Dr. Zain An Najah, MA.10Berita – Dalam Al Qur’an terdapat ayat yang menyerukan kepada orang-orang beriman untuk ta’at kepada Allah, Rasul dan Ulul Amri. Def… Read More
  • Survei: Mulai Muncul Semangat 'Asal Bukan Ahok' di Putaran Dua10Berita-Lembaga Median Survei Indonesia merilis elektabilitas Anies-Sandi 46,3 persen, unggul dibandingkan Ahok-Djarot 39,7 persen memasuki putaran dua Pilgub DKI… Read More
  • Inilah Tujuh Khasiat Madu 10Berita– Di awal bulan lalu kita sudah mengenal apa itu madu beserta kandungan-kandungan yang ada padanya. Sebenarnya sebelum ilmu pengetahuan modern menemukan berbagai zat bermanfaat yang terk… Read More
  • ANIES-SANDI Memang "DATANG TELAT" ke KPUD DKI 10Berita-Senior saya, kang Marsudi Budi Utomo bilang Anies-Sandi memang datang telat ke KPUD..harusnya mereka datang 5 tahun lalu. Yaa...bisa jadi begitu..tapi saya percaya setia… Read More
  • Kala Erdogan Marah kepada Jerman 10Berita-ISTANBUL—Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, mengecam tindakan pemerintah Jerman yang melarang sejumlah kegiatan warga Turki di negera Tembok Berlin itu dalam rangka referendum. Erdo… Read More