Perancis melarang atlitnya mengenakan hijab di Olimpiade, dan ternyata penutupan Olimpiade Paris diwarnai wanita berhijab yang meraih medali emas
Hal yang menarik, dalam seremoni penutupan Olimpiade Paris ini diwarnai pemberian medali dari cabang lari marathon putri, dimana pelari dari Belanda yang mengenakan hijab Sifan Hassan meraih medali emas.
Perancis melarang atlitnya mengenakan hijab di Olimpiade, dan ternyata penutupan Olimpiade Paris diwarnai wanita berhijab yang meraih medali emas.
Pelari Belanda Sifan Hassan sukses menggondol medali emas sekaligus memecahkan rekor maraton putri usai tampil tercepat dengan catatan waktu 2 jam, 22 menit dan 55 detik di Olimpiade Paris 2024 yang berlangsung di Invalides, Paris, Minggu (12/8/2024).
"Saya merasa seperti sedang bermimpi. Saya hanya melihat orang-orang di TV yang merupakan juara Olimpiade. Maraton adalah sesuatu yang lain, Anda tahu. Ketika Anda menempuh 42 kilometer dalam lebih dari dua jam dan 20 menit, maka setiap langkah Anda merasa sangat sulit dan sangat menyakitkan," kata Sifan Hassan dikutip dari laman Olimpiade, Minggu.
Tambahan medali emas ini membuat pelari yang lahir di Ethiopia tersebut kini memecahkan rekor sebagai atlet pertama sejak pelari Ceko Emil Zatopek yang meraih tiga emas pada 1952, yakni nomor 5000 meter, 10000 meter dan maraton dalam satu kali gelaran Olimpiade.
Sifan mengaku tidak pernah membayangkan sebelumnya atas euforia perayaan kemenangannya kali ini yang sangat meriah. Bahkan ia menilai euforia perayaan perlombaan maraton lain tidak sebesar di Olimpiade Paris 2024 kali ini.
"Ketika saya selesai, seluruh momen adalah pelepasan. Sungguh luar biasa. Saya belum pernah mengalami hal seperti itu. Bahkan maraton lain yang saya jalankan tidak mendekati euforia ini," ujar Sifan Hassan.