OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.
Tampilkan postingan dengan label ANOMALI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ANOMALI. Tampilkan semua postingan

Jumat, 14 Juli 2017

Bikin Gagal Paham, Beredar Foto Penusuk Hermansyah Duduk Santai, Semeja dengan Kapolda Metro

Bikin Gagal Paham, Beredar Foto Penusuk Hermansyah Duduk Santai, Semeja dengan Kapolda Metro


10Berita-JAKARTA  — Beredar viral di media sosial, foto pelaku penusukan Hermansyah, Edwin Hitipeuw (37) dan Lauren Paliyama (31) yang berbincang satu meja dalam suasana secara santai dengan jajaran kepolisian usai penangkapan mereka, Rabu (12/7/2017) dini hari.

Dalam foto tersebut pelaku tampak rileks tanpa ada penjagaan khusus atau diborgol, bahkan mereka disajikan minuman berupa teh.
Potret tersebut jelas menunjukkan perlakuan istimewa terhadap seorang pelaku kejahatan sadis.

Hal ini disampaikan Azam Khan, kuasa hukum ahli telematika Hermansyah yang juga Wakil Ketua Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) seperti dikutip tribunTPUA kemudian melayangkan protes terkait perlakuan khusus kepolisian terhadap pelaku penusukan klien mereka.

“Gambar yang beredar di medsos menunjukkan perlakuan istimewa terhadap seorang preman. Kalau berdasarkan etika tidak boleh seseorang yang sudah dinyatakan sebagai tersangka bisa duduk satu meja dengan Kapolda, Kapolres, serta jajaran kepolisian lainnya,” ujarnya saat dihubungi wartawan, Kamis (13/7/2017).

Azam Khan menyatakan beredarnya gambar tersebut bisa menimbulkan keresahan di masyarakat.

“Itu etikanya di mana, kenapa saat itu juga tidak langsung dipakaikan baju tahanan, kan sudah dinyatakan sebagai tersangka. Justru pelaku tampak dilayani dengan baik, wajar kalau timbul keresahan di masyarakat,” terangnya.

Walaupun begitu ia tetap mengucapkan terima kasih kepada pihak kepolisian yang sudah secara sigap membekuk para pelaku.

“Tentu kami ucapkan terima kasih kepada polisi karena pelaku segera terungkap. Kami minta fakta-fakta yang ada diungkapkan sejelas-jelasnya,” pungkasnya. (fm)

Sumber:tribun


Ada Apa Dengan Media Arus Utama(Kompas Grup)?! Korban Justru Dikorek Kesalahannya

Ada Apa Dengan Media Arus Utama (Kompas Grup)?!
Korban Justru Dikorek Kesalahannya

10Berita-Mahendradatta menanggapi pemberitaan dari media arus utama yang menggambarkan sisi buruk keluarga Hermansyah ahli IT yang menjadi korban pembacokan. Keburukan keluarga Hermansyah dikorek-korek walaupun tidak relevan dengan kejadian pembacokan yang sadis.

Mahendradatta menulis twitt dengan nada pertanyaan yang keras.

“Sadis,sdh dipukuli,dibacok merasakan luka yg menyakitkan,skrg ada upaya membunuh Karakter Hermansyah&Istrinya.Mrk tuh mahluk apa sih?”

Padahal biasanya yang dikorek keburukan adalah pelaku, bukan korban. Seperti dikabarkan waktu yang lalu.

Namun anehnya pelaku yang berprofesi sebagai debt collector, yang biasa meresahkan masyarakat di jalan dikabarkarkan sebagai sosok yang ramah.

Padahal Polsek Bekasi Timur waktu yang lalu memasang spanduk himbauan terhadap masyarakat, agar tidak segan-segan melapor apabila ada perampasan kendaraan bermotor di jalanan yang mengaku debt collector.

Bahkan pernah juga seorang yang mengaku debt collector dipukuli oleh PM karena merampas motor warga dijalanan.

Lihat videonya disini :

Ada apa dengan media arus utama ini? [ank]

 

Sumber: RAMBAHMEDIA.COM.

Kapolri Tito Karnavian Sebut Media Konvensional Lebih Mudah di-Setting

Kapolri Tito Karnavian Sebut Media Konvensional Lebih Mudah di-Setting

"Media konvensional lebih mudah di-setting. Yang tidak mudah kalau pimpinan medianya juga memiliki kepentingan politik," katanya. Oleh karena itu, lanjut dia, perlu dilakukan pendekatan personal.


Umatuna.com, SEMARANG -- Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengaku paling menghindari wawancara doorstop atau mencegat, yakni wartawan tak dikenal mengadang narasumber.


Hal tersebut diungkapkan Tito saat menjadi pembicara dalam focused group discussion (FGD) Manajemen Komunikasi Pemerintah di Era Digital di Semarang, Jawa Tengah, Kamis.

"Saya paling menghindari doorstop karena saya tidak tahu siapa wartawan yang saya hadapi, apakah akan 'menyerang' saya. Kita ngomong apa nulisnya beda," katanya.

Saat ini, menurut dia, Polri sedang berupaya membangun kepercayaan publik melalui manajemen media. Ia menyebut adanya media konvensional dan media sosial yang dirasa cukup cepat dan instan dalam membentuk opini publik.

"Media konvensional lebih mudah di-setting. Yang tidak mudah kalau pimpinan medianya juga memiliki kepentingan politik," katanya. Oleh karena itu, lanjut dia, perlu dilakukan pendekatan personal.

Salah satu tantangan terbesar dalam membangun opini publik saat ini, menurut dia, yakni media sosial. "Di media sosial, semua orang bisa jadi 'citizen jurnalis'. Ini lebih liar, pengelolaannya harus berbeda," katanya.

Berkembangnya teknologi informasi, lanjut dia, menyebabkan munculnya dunia tanpa batas. Ia menuturkan, demokratisasi atau demokrasi liberal yang terjadi tidak bisa dibendung lagi.

"Demokrasi yang lebih liberal membuat kita harus bertanggung jawab kepada rakyat. Oleh karena itu, kita harus merebut kepercayaan publik," katanya.

Salah satu tips yang disampaikan Tito dalam upaya meraih kepercayaan publik, yakni dengan bicara jujur ke media massa. "Jujur ke media, tetapi tidak semua informasi kami sampaikan ke media," katanya.

Sumber: Republika

Lupakan Tindakan Sadis Kepada Hermansyah, Media Mulai Blow Up Sisi Positif Pelaku Pembacokan

Lupakan Tindakan Sadis Kepada Hermansyah, Media Mulai Blow Up Sisi Positif Pelaku Pembacokan

10Berita-Dengan kamera media yang siap merekam aksi penangkapan, aparat berwenang akhirnya berhasil membekuk 2 dari lima pelaku pengeroyokan dan pembacokan ahli IT ITB hermansyah di Jalan Raya Sawangan, Kota Depok, sekitar pukul 01:00 WIB Rabu (12/07).

Kedua pelaku yang tertangkap bernama Edwin Hitipeuw (37 tahun) dan Laurens Kevin Paliama (31 tahun). Menurut keterangan sementara yang dikeluarkan polisi, kedua tersangka adalah debt collector.

Namun anehnya yang terjadi adalah dimana para pelaku penyerangan dan penusukan sadis justru mendapat bingkai positif dari media arus utama Indonesia.

Tribun News dalam pemberitaanya elektroniknya menyoroti Edwin Hitipeuw yang dikenal para tetangga sebagai sosok yang ramah.

Menurut penuturan Agin warga kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Pancoran Mas, Edwin adalah sosok ramah serta supel walaupun tidak mengetahui dengan pasti apa pekerjaan Edwin.

“Orangnya supel, ramah, kalau dia kenal pasti ditegurnya duluan. Sejak awal nikah sudah tinggal di sini bersama istri, dua anak, serta mertuanya,” ungkap Agin.

Lain lagi dengan Detik News yang menyoroti komentar positif dari Ketua RT 02 M Syarif, yang mengatakan bahwa Edwin dikenal rajin iuran dan sering membantu dalam kegiatan di lingkungannya.

“Nggak ada masalah, dia baik-baik saja di sini, ronda ikut. Keluarganya sopan, pungutan iuran, apa aja nggak ada masalah,” ujat M Syarif pada Rabu 12 Juli.

Dan ini semua berbanding terbalik dengan pemaparan Kompas terhadap Hermansyah serta istrinya, Irian beberapa waktu lalu. (Link: http://www.portal-islam.id/2017/07/ada-apa-saat-publik-mengagumi-ketegaran.html)

Kehidupan Hermansyah dan Irian dikorek habis dan ditempatkan dalam bingkai negatif. Mirip ketika media mengorek habis kehidupan pelaku kejahatan dan mem-blow up sisi negatif mereka.

Sementara pelaku kejahatan kini justru ditempatkan dalam bingkai positif dan dipoles rapih seakan mereka adalah korban kedzaliman publik.

Sudah saatnya bagi umat Islam untuk sadar dan memilih media bacaan yang baik dan terpercaya serta meninggalkan media mainstream.

Sumber: RAMBAHMEDIA.COM.

Ada Upaya Pembunuhan Karakter, Iriana Minta Perlindungan MUI

Ada Upaya Pembunuhan Karakter, Iriana Minta Perlindungan MUI

10Berita-Berita miring kepada Iriana, istri Hermansyah membuat geram banyak pihak. Warganet menyebutnya upaya pembunuhan karakter. Pihak keluarga sendiri tidak tinggal diam. Mereka meminta perlindungan kepada Majelis Ulama Indonesia atau MUI.

"Mohon dicatat, Ibu Iriana adalah seorang muslimah. Dengan ini, keluarga dan bu Iriana meminta kepada pemimpin agama, MUI memberikan perlindungan kepada umatnya. Meminta kepada MUI perlindungan dalam versi Islam,” kata Ichwan, juru bicara keluarga Hermansyah, sebagaimana dikutip dari Viva Kamis 13 Juli 2017.

Selain ke MUI, Ichwan juga telah melaporkan ke LPSK. “Kepada MUI, kami mohon mendapatkan perlindungan kepada muslimah Irina, dari fitnah dan pembohongan karakter tuduhan sebagai pelacur,” ujarnya lagi.

Iriana dituding sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK) Malioboro. Kabar itu sontak membuat wanita berdarah asing tersebut depresi. “Bu Iriana kecewa dan depresi,” kata Ichwan.

Di media tersebut bahkan terpampang wajah Iriana yang diyakini sedang berada di rumah dinas Kapolresta Depok. Saat itu ia (Iriana) sedang dipertemukan dengan dua pelaku penganiaya suaminya, Rabu dinihari, 12 Juli 2017..

Ichwan menambahkan, saat itu Kapolres memang sempat menanyakan latar belakang Iriana, yakni terkait pekerjaan yang dituduhkan kepadanya saat ini.

“Kapolres sempat nanya pekerjaan bu Iriana, dan dibantah saat itu. Iriana menjawab, ‘I am not prostitute’. Dia tegaskan, saya tidak pernah kerja di Malioboro, karaoke. Saya adalah ibu rumah tangga biasa. Itu disaksikan oleh saya,translator, dan ikatan alumni ITB,” ujar Ichwan.

“Padahal itu tidak pernah diomongkan, dan tidak benar itu,” ucap Ichwan lagi. 

Sumber: Wajada

Kamis, 13 Juli 2017

Setelah BERNAFSU Mengorek Sisi Negatif Keluarga Hermansyah, Media BLOW UP Sisi Positif PELAKU PEMBACOKAN

Setelah BERNAFSU Mengorek Sisi Negatif Keluarga Hermansyah, Media BLOW UP Sisi Positif PELAKU PEMBACOKAN



10Berita- Akhirnya, polisi berhasil membekuk dua dari lima pelaku pengeroyokan dan pembacokan ahli IT ITB Hermansyah melalui sebuah drama penangkapan yang dramatis oleh Polisi, di Jalan Raya Sawangan, Kota Depok, sekitar pukul 01:00 WIB Rabu, 12 Juli 2017.

Kedua pelaku yang tertangkap itu bernama Edwin Hitipeuw dan Laurens Kevin Paliama. Masing-masing berusia 37 tahun dan 31 tahun. Menurut keterangan polisi, mereka berdua adalah debt collector.

Masyarakat pun mengapresiasi tindakan cepat polisi yang berhasil menangkap pelaku.

Namun anehnya, pelaku penyerangan dan penusukan sadis sadis itu justru mendapat bingkai positif dari media arus utama.

Tribunnews misalnya mengabarkan, bahwa Edwin Hitipeuw dikenal warga sebagai orang yang ramah.

Agin, warga Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Pancoran Mas, Depok tak pernah menyangka Edwin Hitipeuw yang dikenalnya ramah menjadi satu pelaku pengeroyokan Hermansyah.


Menurut penuturan Agin, Edwin adalah sosok yang ramah serta supel walaupun ia tidak mengetahui dengan pasti apa pekerjaan Edwin.

"Orangnya supel, ramah, kalau dia kenal pasti ditegurnya duluan. Sejak awal nikah sudah tinggal di sini bersama istri, dua anak, serta mertuanya," ujar Agin.

Sumber: Tribunnews, Portal Islam