OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.
Tampilkan postingan dengan label INTOLERAN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label INTOLERAN. Tampilkan semua postingan

Senin, 29 Januari 2018

Intoleransi yang Absurd

Intoleransi yang Absurd

10Berita – Kebijakan yang akan diambil oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, terkait dengan mengembalikan becak sebagai salah satu alat transportasi di wilayah permukiman, menuai kontroversi. Banyak masyarakat yang mendukung, namun ada juga masyarakat yang menentang. Padahal sudah dipastikan bahwa keberadaan becak tidak di wilayah jalan protokol, namun hanya berada di wilayah pinggiran, permukiman penduduk.

Terkait hal tersebut, berikut adalah tulisan pendapat dari seorang warga masyarakat yang menurut Tim Ngelmu patut dibaca tuntas.

INTOLERANSI YANG ABSURD

Baru sadar akan angka-angka mobil vs. becak di Jakarta. Mempesona jua. Ada sekitar 2,500,000 mobil penumpang pribadi. Hanya ada 1,000an becak.

Mobil-mobil itu memakai 25,000,000 m2 lahan jalan kalau diam tak bergerak. Kalau bergerak bisa 50,000,000 hingga 60,000,000 m2 (Belum lagi parkirnya di jalan milik sabarataan, tempat isi bensin, bengkel dll).

Becak total hanya memakai 2,000 m2 lahan jalan. Itupun di ruang-ruang yang jarang dilewati mayoritas mobil-mobil itu.

Bagaimana mungkin pemilik yang 2,500,000 itu tak mau toleransi sama yang punya cuma 1,000an itu? Lagipula yang 1,000 itu benar-benar untuk kebutuhan hidup minimal; sementara yang 2,500,000 itu untuk banyak hal melampaui minimal.

Sementara itu, minimal 250,000 ojek online (baru satu merek saja) beroperasi MELANGGAR UNDANG-UNDANG (Kata Jonan ketika Menhub) di seluruh Jakarta. Kenapa tidak!

Benar juga kata orang, mengurangi ketimpangan dengan menolong yang lemah dan miskin itu tak sukar. Mereka hanya perlu sedikit. Yang sukar itu meladeni intoleransi yang kaya. Hal yang sama mungkin benar dalam hal membantu orang bodoh; tantangannya ada pada meladeni yang pintar yang tidak toleran, bukan sebaliknya.

Oleh Ir Marco Kusumawijaya
Arsitek, Ahli Perancangan Kota & Mantan Ketua Dewan Kesenian Jakarta

Sumber : Ngelmu.co

Jumat, 19 Januari 2018

Daerah Muslim di China Larang Anak-Anak dari Acara Keagamaan

Daerah Muslim di China Larang Anak-Anak dari Acara Keagamaan

10Berita , BEIJING (Reuters) - Sebagian besar wilayah Muslim di China barat melarang anak-anak menghadiri acara keagamaan selama liburan musim dingin. Sebuah biro pendidikan mengatakan dalam sebuah pengumuman yang diumumkan secara online, saat ini pihak berwenang meningkatkan kontrol terhadap pendidikan agama.

"Siswa sekolah di kabupaten Linxia di provinsi Gansu, rumah bagi banyak anggota etnis minoritas Muslim Hui, dilarang memasuki gedung-gedung keagamaan selama istirahat mereka," kata sebuah biro pendidikan distrik, menurut notifikasi tersebut.

Seperti dilansir Reuters.com, "Para siswa juga tidak boleh membaca tulisan suci di kelas atau di gedung keagamaan," kata biro tersebut. Ia menambahkan bahwa semua siswa dan guru harus memperhatikan pemberitahuan tersebut dan bekerja untuk memperkuat ideologi dan propaganda politik. Namun, Reutersmengaku  tidak dapat secara independen memverifikasi keaslian pemberitahuan tersebut.

Seorang pria yang menjawab telepon di biro pendidikan Linxia menutup telepon saat Reuters bertanya tentang pemberitahuan tersebut. Seorang wanita di biro pendidikan distrik menolak untuk mengomentari keaslian dokumen tersebut.

Xi Wuyi, seorang ilmuwan Marxis di Akademi Ilmu Sosial Tiongkok yang didukung oleh negara dan seorang kritikus vokal atas meningkatnya pengaruh Islam di China, mengyatakab\n ada berbagi gambaran dan menyambut baik langkah yang jelas dari pihak berwenang.

"Dengan pemberitahuan tersebut, wilayah bagian tersebut mengambil tindakan nyata untuk menjaga agar agama dan pendidikan tetap terpisah dan tetap berpegang teguh pada hukum pendidikan," katanya di media sosial Weibo.

Peraturan baru tentang urusan agama yang dikeluarkan pada bulan Oktober tahun lalu. Dan ini akan mulai berlaku pada bulan Februari. Semua bertujuan untuk meningkatkan pengawasan terhadap pendidikan agama, dan memberikan peraturan aktivitas keagamaan yang lebih besar.

Musim panas yang lalu, sebuah larangan Sekolah Minggu diperkenalkan di kota tenggara Wenzhou, yang kadang-kadang dikenal sebagai "Yerusalem di China" karena populasi Kristennya yang besar. Namun orang tua Kristen menemukan cara untuk mengajar anak-anak mereka tentang agama mereka.

Hukum China secara resmi memberikan kebebasan beragama untuk semua. Tetapi peraturan tentang pendidikan dan perlindungan anak di bawah umur juga mengatakan bahwa agama tidak dapat digunakan untuk menghalangi pendidikan negara atau untuk "memaksa" anak untuk percaya.

Pihak berwenang di daerah-daerah bermasalah di China, seperti wilayah Xinjiang yang jauh di barat, tempat tinggal minoritas Muslim Uighur yang berbahasa Turki, telah melarang anak-anak menghadiri acara keagamaan. Tapi komunitas religius di tempat lain jarang menghadapi batasan-batasan.

Ketakutan akan pengaruh Muslim telah berkembang di China dalam beberapa tahun terakhir, sebagian dipicu oleh kekerasan di Xinjiang.

Hui yang berbahasa China, yang secara kultural lebih mirip dengan mayoritas Han China daripada orang Uighur, juga mendapat sorotan dari beberapa intelektual yang takut mempengaruhi pengaruh Islam terhadap masyarakat.

Sumber : IHRAM.CO.ID

Minggu, 24 Desember 2017

Tak Mau Ucapkan Natal, Fp Chocolicious Indonesia Diserbu Kaum Intoleran, Ayo Kita Bantu!

Tak Mau Ucapkan Natal, Fp Chocolicious Indonesia Diserbu Kaum Intoleran, Ayo Kita Bantu!


10Berita , Chocolicious Indonesia, Toko Pastry and Bakery no. 1 di Makassar milik owner Muslim menolak untuk menyediakan tulisan ucapan Selamat Natal.

Chocolicious Indonesia, Toko Pastry and Bakery no. 1 di Makassar milik owner Muslim menolak untuk menyediakan tulisan ucapan Selamat Natal.

"Dengan segala kerendahan hati dan segala hormat. Sebelumnya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kami dari Chocolicious Indonesia belum bisa memberikan atau menyediakan tulisan ucapan selamat Natal dan semisalnya."

"Bukan berarti kami tidak menghargai agama mas/mba. Akan tetapi dengan segala hormat inilah yang harus kami jalankan dari prinsip agama kami," kata pihak Chocolicious Indonesia melalui akun media sosialnya (Fb dan Instagram), Sabtu, 23 Desember 2017

AKIBAT sikap memegang prinsip ini, akun fanpages Chocolicious Indonesia diserbu kaum intoleran dengan memberi ulasan jelek bintang 1.

Mari kita Umat Islam rapatkan Shof dan bantu saudara kita Chocolicious Indonesia dengan memberi ulasan bintang 5 atas prinsipnya ini.

KASIH BINTANG 5 SEBARKAN SELUASNYA....

klik: https://web.facebook.com/pg/chocoliciousindonesia/reviews/


Sumber : berita-islam24h.com


Minggu, 10 Desember 2017

Dicecar Kata-kata Kasar oleh Oknum Bali, UAS: Saya Bukan Perampok

Dicecar Kata-kata Kasar oleh Oknum Bali, UAS: Saya Bukan Perampok


10Berita - Hal tak mengenakan dialami oleh Ustadz Abdul Somad saat berada di Bali. Saat penolakan terjadi oleh oknum masyarakat, ia mengaku dicecar dengan kata-kata kasar yang cukup membekas baginya.

“Tidak ada gigi yang patah, tidak ada darah yang tumpah, tak ada kaki yang luka mengeluarkan darah,” ungkapnya saat konferensi pers di Pekanbaru pada Ahad (10/12/2017).

Ia melanjutkan,”hanya sekedar tekanan-tekanan, ucapan-ucapan, ‘ini orang kepalanya mesti dicuci. Ini orang seperti PKI. Ini orang bangsat. Hanya kata-kata itu. Tetapi, bagi kita orang melayu yang biasa mendengar kata-kata lembut, kata-kata itu luar biasa (kasar) bagi orang kita,” sambungnya.

Ungkapan itu sangat disayangkan oleh UAS. Pasalnya ia bukanlah perampok dan bukan pula pimpinan partai yang memiliki misi politik. Melainkan adalah seorang dai yang ingin bertemu umat Islam. Baginya, tindakan persekusi tersebut justru berbuah hikmah yaitu perjuangan dakwah.

“Saya diundang sebagai ulama yang ingin didengar fatwanya, yang ingin didengar kata-kata hikmahnya, saya bukan perampok, saya bukan pimpinan partai. Saya adalah seorang Muslim yang mau menjenguk saudara saya sesama Muslim,” tegasnya.

Hal lain yang dialami oleh UAS ialah kebrutalan para oknum persekusi. Menurutnya, tindakan meraka tak mencerminkan sebagai sikap cinta NKRI dan menjaga Kebhinekaan.

“Yang katanya kebersamaan, yang katanya kebhinekaan. Omong kosong! Allah mau tunjukan, ini yang namanya kebhinekaan, mencabut pisau di depan hotel. Memang kita tak punya pisau di Riau ini. Kalau bicara soal pisau. Tetapi kitakan mau menjaga keutuhan, kebersamaan,” tukasnya.

Sumber : kiblat.net

Sabtu, 09 Desember 2017

Ketua Ansor Bali: Gus Yadi Pelaku Penolakan Ustadz Abdul Sommad Bukan NU!

Ketua Ansor Bali: Gus Yadi Pelaku Penolakan Ustadz Abdul Sommad Bukan NU!


10Berita - Ormas Nahdlatul Ulama menolak disebut ikut dalam aksi penolakan Ustadz Abdul Somad di Bali. Hal itu disampaikan Zunus Muhammad salah satu pengurus NU online.

Seperti diberitakan di berbagai media, Gus Yadi disebut-sebut sebagai tokoh NU yang melakukan pelaporan Ustadz Abdul Somad ke Polda Bali.

“Ormas Patriot Garda Nusantara (PGN) dibawah naungan NU, dengan dipimpin oleh Gus Yadi mendatangi Polda Bali untuk melaporkan ustad Somad hari ini, (7/12). Klausul yang dilaporkan oleh PGN adalah perihal soal penistaan agama oleh Somad,” demikian seperti dikutip arrahmahnews.com, Kamis (7/12/2017).

Tak berhenti sampai di situ, Gus Yadi juga ikut melakukan penolakan Ustadz Abdul Somad ketika hendak berceramah di Denpasar Bali.

“Sekitar seratus orang dari Gerakan Nasionalis Patriot Indonesia, Perguruan Sandi Murti dan ormas Nahdlatul Ulama (NU) Provinsi Bali menolak kehadiran penceramah Abdul Somad alias Ustadz Somad di Bali,” demikian seperti dikutip media online kbr.id, Jum’at (8/12/2017).

Berita tersebut juga dikutip media nasional lainnya, seperti tribunnews.comrepelitasuaranasional termasuk panjimas dan lain-lain.

Lantas siapa sosok Gus Yadi? Menurut  Zunus dia bukanlah siapa-siapa, apalagi pengurus NU. Sebaliknya PWNU justru ikut mengawal Ustadz Somad.

“Nama aslinya Agus Priyadi, dipanggil gus karena Agus,  jadi bukan gus sebagai tokoh NU seperti yang kita sebut. Dia bukan siapa-siapa. Apalagi NU bukan juga. Bahkan Ketua PWNU turun langsung mengamankan Ustadz Abdul Somad (UAS) dari bandara hingga pengajian bisa berjalan. Jamaah yg hadir justru warga Nahdliyin. Alhamdulillah,” kata Zunus mengutip pernyataan Ketua Ansor Bali, yang tak disebutkan namanya.

Kabar terakhir, Ustadz Abdul Somad sendiri sudah diperbolehkan berceramah di Denpasar Bali, berkat mediasi aparat kepolisian bersama umat Islam dan tokoh masyarakat di Bali. [AW][] 

Sumber : panjimas.com

Intoleran! Jaringan Hindu Nusantara Resmi Tolak Kehadiran Ust Abdul Shomad di Bali

Intoleran! Jaringan Hindu Nusantara Resmi Tolak Kehadiran Ust Abdul Shomad di Bali


10Berita - Anggota DPD RI Arya Wedakarna secara tegas menolak kehadiran Ustadz Abdul Somad, Lc, MA dalam safari dakwahnya. Penolakan Arya tertuang secara resmi melalui surat “Penolakan Uztad AbduSomad” atas nama Jaringan Hindu Nusantara (JHN).

Surat penolakan itu dikirim ke Polda Bali untuk menindaklanjuti penolakan dari Jaringan Hindu Nusantara. Pihak JHN meminta surat itu menjadi bahan pertimbangan pihak Kepolisan. Mereka berdalih kedatangan Ustadz Somad dapat mengusik kedamaian yang ada di Bali.

Sebelumnya, Arya juga telah menolak kedatangan ustadz Somad secara pribadi melalui media sosial.

“Bali menolak jika ada oknum siapapun yang datang ke Pulau Dewata dengan agenda anti Pancasila. Ngiring kawal NKRI dan Tolak Agenda Khilafah tersosialisasi di Bali,” kata Wedakarna melalui fan page Facebook @dr.aryawedakarna, Jumat (1/12/2017).

Wedakarna menyebut, penolakan itu merupakan aspirasi masyarakat Bali yang sudah viral di medsos beberapa hari sebelumnya. Ia menyertakan screenshoot postingan Instagram @creme_de_violette yang berjudul “Jangan biarkan mereka meracuni Bali. Waspadalah wahai saudara2ku di Bali, jangan sampai Bali menjadi Majapahit kedua.”

Banyak netizen mengungkapkan kemarahannya atas fitnah keji ini salah satunya akun J Sparrow.

BERKEDOK NKRI HARGA MATI’,
Mereka Menolak Ust.Somad Dari NU Dakwah Di Bali… Padahal TIDAK ADA KESALAHAN’ Apapun Dari Ust.Somad’, Atau Bisakah Mereka Membuktikan Kesalahan Ust.Somad’,Dan Melaporkan Beliau Ke Polisi’ ???

Apa sikap pemerintah ? Kalo ada masalah seperti ini seharusnya pemerintah turun tangan untuk buat adem. Kalo diam saja, sangat disayangkan. Ini berbahaya !

#FitnahKeji
#Biadab

Sumber : dakwahmedia.my.id

Minggu, 03 Desember 2017

Tentang Safari Dakwah Ustadz Abdul Somad, Arya Wedakarna: Bali Menolak Oknum Anti Pancasila

Tentang Safari Dakwah Ustadz Abdul Somad, Arya Wedakarna: Bali Menolak Oknum Anti Pancasila





10Berita - Rencana Safari Dakwah Ustadz Abdul Somad di Bali pada 8 - 10 Desember mendatang mendapat penolakan keras dari Dr Arya Wedakarna. Anggota DPD RI asal Bali itu beralasan, Bali menolak oknum dengan agenda anti Pancasila.

“Siapapun boleh datang ke Bali, Pulau Seribu Pura, bahkan Raja Arab Saudi saja tidak masalah datang ke Bali untuk berlibur asal tanpa agenda politik terselubung. Tapi tentu Bali menolak jika ada oknum siapapun yang datang ke Pulau Dewata dengan agenda anti Pancasila. Ngiring kawal NKRI dan Tolak Agenda Khilafah tersosialisasi di Bali,” kata Wedakarna melalui fan page Facebook @dr.aryawedakarna, Jumat (1/12/2017).

Wedakarna menyebut, penolakan itu merupakan aspirasi masyarakat Bali yang sudah viral di medsos beberapa hari sebelumnya. Ia menyertakan screenshoot postingan Instagram @creme_de_violetteyang berjudul “Jangan biarkan mereka meracuni Bali 😖 Waspadalah wahai saudara2ku di Bali, jangan sampai Bali menjadi Majapahit kedua.”




Wedakarna juga menyampaikan terima kasih kepada LSM dan Kelompok Hindu Bali yang sudah bersuara terkait penolakan Ustadz Abdul Somad. “Dan saatnya bersatu amankan Bali,” tandasnya.

Ia juga meminta Polri memeriksa penyelenggara Safari Dakwah Ustadz Abdul Somad.


Poster jadwal safari dakwah Ustadz Abdul Somad di Bali yang ditolak Wedakarna

“Untuk aparat Polri, mohon diperiksa siapa penyelenggara program ini? Dan apa motif panitia lokal di Bali untuk mengundang atau mau menerima sosok yang tidak disukai oleh umat Hindu sebagai mayoritas? Apa ada skenario adu domba umat? Selain itu dari agenda mereka ada terera ada kegiatan di tempat ibadah di tengah kompleks TNI di Jl Sudirman Denpasar, apakah program ini tidak masuk radar Jajaran TNI baik Kodam atau Korem? Jangan lupa bahwa umat Hindu masih menunggu tindaklanjut kasus pelecehan pecalang oleh M pentolan ormas agama dan kasus penghinaan Hindu oleh ES. Semoga segera diklarifikasi,” pungkasnya. [Ibnu K/]

Sumber :Tarbiyah.net