OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Rabu, 29 Mei 2024

Pakar soal Keputusan Jokowi Berlakukan Tapera: Apa Hak Negara Atur Keuangan Swasta?

Pakar soal Keputusan Jokowi Berlakukan Tapera: Apa Hak Negara Atur Keuangan Swasta?




10Berita - Pakar Hukum Tata Negara, Feri Amsari, meminta Pemerintah Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjelaskan dengan runtut skema iuran wajib Tabungan Perumahan Rakyat atau Tapera. Pengajar hukum di Universitas Andalas ini mempertanyakan dasar negara memotong gaji swasta untuk Tapera.

Feri mengatakan, jika berbicara pengaturan bagi karyawan swasta, itu merupakan bagian sangat privat sebab berkaitan relasi mereka dan perusahaannya. "Apa yang menyebabkan negara punya hak mengatur keuangan yang dikelola oleh badan hukum privat, seperti perusahaan pribadi? Bagi saya agak janggal," kata dia saat dihubungi pada Rabu, 29 Mei 2024.

Iuran wajib Tapera tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2024 tentang Perubahan Atas PP Nomor 25 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Tapera. Aturan terbaru itu diberlakukan setelah ditandatangani Presiden Jokowi pada 20 Mei 2024.

Besaran total iuran yang wajib diberikan, yakni sebesar 3 persen, masing-masing 2,5 persen bersumber atau diberikan oleh pekerja dan 0,5 persen dari pemberi kerja. Pada PP Tapera yang diteken Jokowi, gaji pekerja bakal dipotong 3 persen untuk simpanan Tapera mulai Mei 2027. 

Aturan Tapera terbaru merevisi bahwa peserta iuran wajib Tapera kini bukan bukan hanya PNS atau ASN dan TNI-Polri, serta BUMN, melainkan termasuk karyawan swasta dan pekerja lain yang menerima gaji atau upah.

Feri juga mengatakan pemerintah perlu menjelaskan mengapa dan bagaimana pengelolaan iuran Tapera. "Jangan sampai banyak perspektif menduga ini upaya perampokan legal oleh negara terhadap warga negaranya," kata pengisi film dokumenter Dirty Vote ini.

Sebelumnya, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan Pekerja di Kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) yang tergabung dalam Serikat Buruh Industri Pertambangan atau SBIPE menolak wacana kebijakan pemotongan upah pekerja swasta. Program Tapera terbaru dianggap semakin menambah beban baru di tengah adanya depresiasi rupiah dan melemahnya permintaan pasar.  

"Tapera sebaiknya diperuntukkan bagi ASN, TNI/Polri," kata Ketua Umum Apindo, Shinta Kamdani, melalui keterangan resmi, Selasa, 28 Mei 2024.

Ketua SBIPE IMIP Henry Foord Jebss menilai kebijakan iuran wajib Tapera tidak bermanfaat. "Kami menduga ini cara pemerintah untuk menutup defisit APBN (anggaran pendapatan dan belanja negara)" kata dia melalui sambungan telepon kepada Tempo, Selasa malam, 28 Mei 2024.

Presiden Jokowi mengatakan pemerintah sudah menghitung kebijakan pemotongan gaji sebesar tiga persen untuk Tapera. Ia mengatakan masyarakat pasti akan menyesuaikan dengan kebijakan baru setelah regulasi berjalan.

Kepala negara mencontohkan saat diberlakukan BPJS Kesehatan di luar skema gratis yang sempat menjadi sorotan. "Tapi setelah berjalan saya kira bisa merasakan manfaatnya rumah sakit tidak dipungut biaya, hal-hal seperti itu yang akan dirasakan setelah berjalan. Kalau belum biasanya pro dan kontra," kata Jokowi  dalam keterangan pers usai inagurasi pengurus Gerakan Pemuda Ansor di Istora Senayan, kawasan Jakarta Pusat, Senin, 27 Mei 2024.


Sumber: tempo


Senin, 27 Mei 2024

Pengamat Nilai Polisi Militer Bisa Tangkap Densus dan Dikembalikan ke Polri

Pengamat Nilai Polisi Militer Bisa Tangkap Densus dan Dikembalikan ke Polri




10Berita -  Publik dihebohkan dengan penangkapan polisi militer (pom) TNI terhadap personel Densus 88 Antiteror Polri, Bripda IM di kawasan Cipete, Jakarta Selatan pada pekan lalu.

Pom TNI yang melekat bertugas mengawal Jampidsus Kejagung Febrie Adriansyah menangkap Bripda IM, lantaran menguntit pergerakan Febrie.

Setelah itu, Bripda IM dibawa ke ruang Jampidsus Kejagung untuk menjalani pemeriksaan.

Imbas penangkapan itu, muncul konvoi diduga puluhan personel Brimob Polri bersenjata lengkap berpakaian serba hitam dikawal kendaraan taktis (rantis) menggeber motor untuk meneror Kejagung, Jakarta Selatan.

Pengamat komunikasi militer Universitas Nasional (Unas), Selamat Ginting menilai, langkah pom TNI menangkap seseorang yang gerak-geriknya mencurigakan sudah tepat.

Menurut dia, penugasan prajurit TNI aktif di luar struktur TNI merupakan tindak lanjut dari Undang-Undang (UU) Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI yang mempunyai tugas pokok, yakni menegakan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI dan melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.

"Tugas tersebut dilaksanakan melalui Operasi Militer Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP), di mana terdapat satu klausul dalam OMSP yakni mengamankan objek vital nasional yang bersifat strategis," ujar Ginting di Jakarta, Senin (27/5/2024).

Menurut dia, permintaan untuk menjaga petinggi Kejaksaan Agung (Kejagung) juga berkorelasi dengan adanya posisi Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Militer (Jampidmil) yang ditempati pati TNI bintang dua.

Ginting menyebut, keberadaan Pusat Polisi Militer (Puspom) TNI yang terdiri atas tiga matra untuk menjaga kantor Kejagung otomatis menjaga dari gangguan yang dapat menghambat proses penyelidikan dan penyidikan suatu kasus tertentu.
 
"Jika 'gangguan' keamanan itu datangnya dari pihak kepolisian, tidak ada masalah bagi pom TNI untuk memeriksa personel kepolisian. Setelah itu dikembalikan kepada institusinya," ucap Selamat.

Dia menilai, tidak ada yang salah dengan penangkapan personel Densus 88 Antiteror Polri.

Apalagi, Jampidsus Febrie sedang mengusut kasus korupsi izin timah, yang disebut-sebut berkorelasi dengan pensiunan bintang empat Polri.

Karena itu, jika ada yang mencoba mengganggu Jampidsus maka pom TNI yang mengawal bisa bertindak sesuai penugasan.

"Jadi tindakan pom TNI sudah betul menangkap personel kepolisian yang diduga dapat mengganggu proses hukum yang kemungkinan dalam kasus korupsi di PT Timah senilai sekitar Rp 271 triliun," ujar Ginting.

Sebelumnya, personel Densus 88 AT Polri sempat dibawa dan ditahan di ruang khusus Jampidsus Kejagung untuk diinterogasi maksimal.

Menyusul penangkapan tersebut, pada Senin (20/5/2024) malam WIB, terjadi peristiwa konvoi personel kepolisian dengan seragam hitam-hitam, membawa senjata laras panjang, berboncengan mengendarai sekitar sepuluh motor trail di kawasan kompleks Kejagung di Bulungan dan Blok M, Jaksel.

Pantauan Republika.co.id di luar kompleks Kejagung pada malam sekitar pukul 23.00 WIB, puluhan motor trail yang membawa personel seragam hitam-hitam itu, juga membawa serta satu kendaraan taktis lapis baja, antihuru-hara.

Konvoi personel hitam-hitam dengan senjata laras panjang itu, sengaja berhenti di pintu utama gerbang barat Kejagung yang berada di Jalan Bulungan.

Konvoi tersebut berhenti lama sekitar 10 menit dengan menyalakan sirene dan berteriak-teriak. Petugas Pengamanan Dalam (Pamdal) Kejagung yang berjaga-jaga di pintu barat tersebut memilih untuk menutup cepat gerbang.

Dan konvoi seragam hitam-hitam tersebut melanjutkan aksinya dengan mengitari kompleks Kejakgung sebanyak tiga sampai empat kali melalui Jalan Bulungan ke arah Jalan Panglima Polim kawasan Blok M.

Tidak ada peristiwa fisik pada kejadian Senin malam itu. Tetapi sepanjang Selasa (21/5/2024), pantauan Republika.co.id di kompleks Kejagung, terlihat terjadi peningkatan jumlah personel keamanan berseragam Mabes TNI. Bahkan satuan Pamdal diwajibkan mengenakan rompi antipeluru. 


SumberRepublika


Sabtu, 25 Mei 2024

Apa Itu Peristiwa Rashdul Kiblat?

Apa Itu Peristiwa Rashdul Kiblat?




10Berita -  Kementerian Agama mengirim surat imbauan, perihal Khutbah Jumat Rasdhul Kiblat yang ditujukan kepada Kepala Kantor Kemenag Kabupaten/Kota, Kepala KUA Kecamatan, dan Ketua Pengurus Dewan Kemakmuran Masjid dengan lampiran naskah khutbah Jumat seragam.

Peristiwa Rashdul Kiblat merupakan Fenomena dimana matahari melintas tepat di atas ka’bah di Mekkah Arab Saudi.

Matahari akan tepat berada di atas Ka'bah pada Senin (27/5/2024) pukul 17.18 Wita. Karenanya, semua bayangan benda yang terkena sinar matahari pada saat itu akan tepat mengarah Ka'bah.

Peristiwa ini dikenal dengan istilah Rashdul Qiblat atau Istiwa A'zam.

Peristiwa ini penting bagi umat Islam untuk memastikan arah kiblat di rumah, mushala, ataupun masjid tempat mereka melaksanakan shalat tepat mengarah ke Ka'bah

Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama RI memanfaatkan momentum Rashdatul Kiblat. Mensosialisasikan program “Hari Sejuta Kiblat”.

Kepala Bidang Bidang Urusan Agama Islam (Urais) Kementerian Agama Sulawesi Selatan Wahyuddin Hakim, mengatakan naskah khutbah seragam yang akan dibacakan oleh khatib pada khutbah Jumat 24 Mei besok, berisi pesan tentang pentingnya ketepatan arah kiblat dalam pelaksanaan salat.

Sekaligus mengajak masyarkat ikut terlibat dalam program “Hari Sejuta Kiblat” yang dicanangkan Ditjen Bimas Islam.

“Melalui mimbar Jumat diharapkan para Khatib dapat menyampaikan pentingnya ketepatan arah kiblat dalam salat, dimana momentum rashdatul kiblat adalah waktu yang tepat bagi masyarakat melakukan pengukuran arah kiblat di tempat masing-masing secara mandiri,” ucap Haji Wahyu, sapaan akrab mantan Kepala Kemenag Kab. Bone ini.

Lanjut dijelaskan, bahwa rashdul kiblat atau istiwa a'zam adalah fenomena dimana matahari berada tepat di atas Ka'bah, sehingga semua bayangan dari benda yang tegak lurus akan menghadap ke kiblat.
 
“Dalam kondisi ini, bayangan yang dihasilkan setiap benda tegak lurus pada tanggal 27 Mei pukul 17.18 WITA adalah arah kiblat di lokasi itu. Cara dan metode ini sangat efektif untuk mengakurasi arah kiblat di berbagai tempat. Olehnya itu kami harap masyarakat memanfaatkan momentum ini untuk memastikan arah kibat di tempatnya sudah tepat,” jelasnya.

Ditambahkan Haji Wahyu, keikutsertaan masyarakat umum pada giat Hari Sejuta Kiblat ini diharapkan akan tercatat dalam museum rekor Indonesia atau MURI sebagai peserta kalibrasi arah kiblat terbanyak yang pernah dilakukan.

“Untuk itu kami harap masyarakat muslim ikut terlibat pada kegiatan ini, dan Kemenag meyiapkan hadiah yang cukup menarik yaitu 20 juta rupiah untuk 60 orang pemenang,” tandasnya.


SumberSuara


Huru-hara UKT Mahal, Prabowo: Universitas Negeri yang Dibangun oleh Uang Rakyat Harusnya Jangan Tinggi, Kalau Bisa Sangat Minim atau Gratis

Huru-hara UKT Mahal, Prabowo: Universitas Negeri yang Dibangun oleh Uang Rakyat Harusnya Jangan Tinggi, Kalau Bisa Sangat Minim atau Gratis




10Berita -  Soal huru-hara uang kuliah tunggal (UKT) mahal, Presiden RI Terpilih Prabowo Subianto akhirnya angkat bicara.  Dia angkat bicara saat diwawancarai secara eksklusif oleh tvOne pada Rabu (22/5/2024) malam. 

“Dalam forum Sarasehan 100 Ekonom, Pak Prabowo pernah mengatakan biaya perguruan tinggi akan gratis. Nah, apakah ini bisa terealisasi nantinya?,” tanya pewawancara.  “Seharusnya, biasanya, pendidikan itu adalah tanggung jawab negara. Seharusnya memang gratis.

SD, SMP, SMA, SMK. Kalau perguruan tinggi, tentunya ini harus bagi mereka yang lulus ujian akademis untuk masuk perguruan tinggi. Itu menurut saya harus,” jawab Prabowo.  

“Terutama di universitas negeri yang dibangun oleh uang rakyat atau APBN itu tidak boleh biayanya tinggi. Kalau bisa biayanya sangat minim, kalau bisa gratis. Ini yang kita harus hitung saya kira. Kita harus kerja keras untuk mencapai itu,” sambung dia.  

Prabowo lalu menceritakan tentang bagaimana jalannya pendidikan di orde tertentu.  

“Terus terang saja banyak orang yang selalu mencari-cari atau menjelek-jelekan masa lalu. Orde ini, orde itu. Tapi sebelum 1998, universitas negeri sangat terjangkau oleh orang kecil.

Anak petani bisa jadi insinyur, bisa jadi dokter,” kata dia.  “Tentunya kita harus mengalami proses dimana kita, pemerintah sekarang di bawah pemerintahan Presiden Jokowi, mencanangkan hilirisasi untuk kita memperbaiki pendidikan kita,” sambungnya

Sumber: tvOne


Jurnalis Senior: Teori Konspirasi Dalam Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Jurnalis Senior: Teori Konspirasi Dalam Kecelakaan Helikopter Presiden Iran




10Berita -  Oleh Asyari Usman (Eks Jurnalis Senior BBC)
 
Apa saja peristiwa yang menyangkut keselamatan para petinggi Iran selalu dikerubungi oleh teori konspirasi. Termasuk kematian Presiden Ebrahim Raisi dalam kecelakaan helikopter pada 19 Mei 2024.
 
Wajar saja muncul spekulasi tentang heli Bell-212 yang jatuh di Provinsi Azerbaijan Timur itu. Sebab, Iran dimusuhi banyak negara di Barat. Terutama Israel dan Amerika Serikat (AS).
 
Bermunculanlah spekulasi mengenai penyebab helikopter Raisi jatuh. Ada yang meyakini itu pekerjaan Mossad –dinas rahasia Israel. Orang mudah percaya. Sebab, selama ini Mossad memang terkonfirmasi telah membunuh sejumlah pejabat tinggi Iran. Tetapi, kali ini Israel membantah. “Itu bukan kami,” kata seorang jurubicara. Israel sangat khawatir terhadap teori Mossad membunuh Raisi. Sebab, kalau sempat Iran resmi meyakini itu, cerita selanjutnya bisa sangat gawat bagi Israel.
 
Logika berikutnya adalah pekerjaan AS. Orang pun mudah percaya karena Iran adalah musuh besar Washington. Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin menegaskan kepada para wartawan bahwa Amerika tidak punya kaitan apa pun dengan kecelakaan helikopter itu. Tetapi, Amerika bisa dikatakan terkait secara tak langsung dengan kematian Raisi karena heli Bell-212 yang jatuh itu adalah buatan Amerika. Heli produksi 1960 itu sudah sangat tua. Perawatannya tidak optimal karena Amerika memberlakukan sanksi terhadap Iran termasuk larangan menjual sukucadang heli tersebut.  
 
Sepkulasi selanjutnya adalah perebutan posisi Pemimpin Tertinggi (Supreme Leader) Iran. Raisi diproyeksikan akan menggantikan Ayatullah Khamenei. Tetapi, Mojtaba Khamenei –putra Ayatullah Khamenei— dikatakan sangat ingin menjadi penerus ayahnya. Ada persaingan senyap antara Raisi dan Mojtaba Khamenei. Banyak yang mengaitkan kecelakaan heli tersebut dengan ambisi Mojtaba.
 
Tetapi, teori ini sangat tidak mungkin. Publik Iran yakin para loyalis serta pendukung kuat Mojtaba pun tidak akan mendukung pembunuhan Raisi. Lagi pula, Ayatullah Khamenei sendiri yang dulu menunjuk Raisi sebagai presiden dan calon Pemimpin Tertinggi.
 
Teori konspirasi yang paling liar adalah klaim yang ditulis di platform X (Twitter) bahwa helikopter itu ditembak dengan sinar laser dari angkasa luar. Postingan di X ini ditontong hampir 30 juta kali.
 
Teori ini tidak mencapai probabilitas yang kuat. Bahkan dianggap sangat tidak mungkin. Dr Iain Boyd, seorang guru besar ilmu angkasa luar dan direktur Pusat Inisiatif Keamanan Nasional di Kolorado, AS, mengatakan sampai saat ini belum ada senjata laser angkasa luar yang mampu menembak jatuh helikopter di Bumi.
 
“Untuk menimbulkan kerusakan fatal terhadap kendaraan yang terbang relatif rendah dengan energi terarah seperti laser atau microwave dari angkasa luar, memerlukan senjata yang sangat besar, jauh lebih besar dari Stasiun Angkasa Internasional, kata Dr Boyd seperti dikutip DW.
 
“Sinar laser harus bisa fokus ke titik tembak selama beberapa detik untuk menimbulkan kerusakan. Sementara pesawat angkasa bergerak 28,800 kilometer per jam dan helikopter itu juga bergerak, hal itu hampir mustahil,” ujar Boyd.
 
Repotnya, netizen percaya. Mungkin karena sudah terbentuk opini bahwa Israel memiliki kemampuan untuk melakukan apa saja.
 
Seorang dosen senior King’s College, salah satu universitas terbaik di Inggris, Dr Andreas Krieg, sama sekali tak percaya dengan teori konspirasi tentang kecelakaan helikopter Raisi. Pengajar di Fakultas Ilmu Keamanan King’s College itu mengatakan ada tiga faktor yang menyebabkan kecelakaan itu. Yang pertama cuaca; yang kedua perawatan yang sangat buruk untuk heli yang sudah sangat tua itu; dan yang ketiga kesalahan manusia (huma error).
 
Dr Krieg mengakui bahwa Raisi menjadi pembicaraan luas di Iran sebagai pengganti Khameni tetapi ada tentangan keras di dalam. Bahkan di lingkaran IRGC (Ismalic Revolutionary Guards Corps) atau Korps Pengawal Revolusioner Iran pun ada tentangan terhadap Raisi.
 
Dari sekian banyak teori konspirasi yang beredar di media sosial, ada juga yang bercanda di platform X (Twitter) pada 20 Mei. Pemilik akun mengatakan, kecelakaan heli Bell-212 itu direncanakan oleh agen Mossad Israel yang bernama “Eli Kopter”. Ini merupakan sindiran bahwa helikopter yang membawa Raisi itu sudah sangat tidak laik terbang. Di Israel, “Eli” adalah nama yang umum dipakai.
 
Konyolnya, seorang analis politik dari televisi i24, Daniel Haik, tidak paham candaan itu. Dalam wawancara “live”, dia menyebutkan tentang dugaan agen Mossad yang bernama “Eli Kopter” yang dikatakan sebagai pilot helikopter Raisi.
 
Kembali ke pembicaraan serius, sehari sebelum kecelakaan itu ada peringatan tentang cuaca yang sangat buruk di Azerbaijan Timur. Sebuah foto dari lokasi kecalakaan memperlihatkan kabut tebal di kawasan itu.
 
23 Mei 2024

Sumber: 

Gus Baha Bahas Hukum Merokok: Wes Mbah, untuk Jenengan Halal!

Gus Baha Bahas Hukum Merokok: Wes Mbah, untuk Jenengan Halal!




10Berita -  Kiyai Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha membahas soal hukum Islam dalam memandang rokok.

Pembahasan soal hukum rokok ini disampaikan saat dirinya hadir dalam acara resepsi pernikahan sahabatnya, Habib Umar.

Jadi saat itu Habib Umar bercerita bahwa ia lebih memilih untuk berhenti membaca artikel bahaya rokok daripada berhenti merokok.

"Tak’ pikir setelah membaca bahaya merokok itu jadi berhenti merokok, ternyata tidak," ucap Gus Baha sembari menirukan ucapan Habib Umar.

Selain itu Habib Umar juga sampai pernah mendapat teguran dari seorang dokter karena bertanya apakah merokok bisa bikin manusia meninggal dunia.

"Bib, apakah merokok bikin orang mati?" tanya sang dokter.

"Tenang saja dok, saya masih bawa korek," jawab Habib Umar.

Para santri pun tertawa mendengar cerita Habib Umar tersebut.

Ada humor lainnya soal rokok, jadi suatu hari Gus Baha mendapat pertanyaan dari seorang sesepuh.

"Ha (manggil Gus Baha), rokok itu haram nggak sih?" tanya orang itu ke Gus Baha.

"Kalau pendapat saya mengatakan haram bagaimana Mbah?," tanya balik Gus Baha.

"Lah iya kan, jika haram berarti saya benar. Makanya saya bakar, barang haram itu sebaiknya dibakar," ujar Gus Baha menirukan sang sesepuh.

Dalam menghadapi isu hukum rokok atau merokok itu haram, Gus Baha memilih pendekatan yang bijaksana berdasarkan pengetahuan dan keahliannya.

Beliau tidak serta merta menyimpulkan bahwa merokok itu haram atau halal.

Karena Gus Baha lebih cenderung memberikan penjelasan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam yang ada berdasarkan konteks individu yang merokok.

Di beberapa kanal Youtube, Gus Baha pernah membahas permasalahan hukum merokok ini.

Contohnya, beliau menceritakan pengalaman saat diminta fatwa oleh seorang kyai kampung yang usianya lebih tua.

Kyai kampung tersebut menyatakan bahwa satu-satunya hiburan setelah salat Isya adalah berbincang dan merokok.

Hal ini dilakukan bersama teman-teman di pesantren dulu, dengan merokok di pojok musala atau surau.

"Satu-satunya hiburan bagi saya adalah merokok di pojok musala. Karena di pagi hari saya takut akan istri, dan pekerjaan saya hanya bisa dilakukan di siang hari. Merokok adalah satu-satunya hiburan bagi saya," ujar kyai kampung tersebut.

Gus Baha menirukan ucapan kyai kampung tersebut sambil berkata, "Jika merokok diharamkan, maka saya tidak akan memiliki hiburan. Sebagai seorang kyai kampung, menonton dangdut bukanlah sesuatu yang pantas bagi saya."

Menjawab permintaan kyai kampung tersebut, Gus Baha dengan tegas mengatakan, "Wes mbah, untuk jenengan halal."

Sumber: disway


UKT Mahal, Pendidikan Semakin Sulit

UKT Mahal, Pendidikan Semakin Sulit


10Berita, Besaran uang kuliah tunggal (UKT) menjadi perbincangan hangat di masyarakat akhir-akhir ini, utamanya di kalangan lembaga pendidikan tinggi atau kampus.

Ketentuan UKT terbaru telah tertuang dalam Peraturan Mendikbudristek (Permendikbudristek) Nomor 2 Tahun 2024 Tentang Standar Biaya Operasional Pendidikan Tinggi Pada PTN di Lingkungan Kemendikbudristek.

Kenaikan UKT tersebut memicu para mahasiswa melakukan demo di berbagai Universitas, ada yang merasa bahwa mereka seolah-olah di jebak, karena saat mereka wawancara untuk calon mahasiswa baru angkatan 2024 tidak ada penjelasan tentang kategori-kategori pembayaran, dan tiba-tiba ketika selesai pengumuman, pembayaran UKT langsung naik.

Sebagai contoh, apa yang di alami oleh Siti Aisyah Alumni SMAN 1 Pendalian IV Kabupaten Rokan Hulu Riau, dia diterima menjadi mahasiswa jurusan Agrotekhnologi Fakultas Pertanian Universitas Riau melalui Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi.

Langkah Siti Aisyah ternyata terhenti dan memilih mundur setelah mendapatkan pembayaran UKT di kategori 5 yakni 4,8 juta per semester. Padahal Siti dikenal sebagai mahasiswa berprestasi dan sangat mengingkan melanjutkan studi.

“Abah enggak sanggup membiayai UKT terendah yang dipatok oleh kampus, terlalu mahal buat kami. Daripada saya memberatkan orang tua yang kondisinya juga sedang tidak baik-baik saja, saya memilih mundur saja,” kata Siti saat di wawancarai oleh gatra.com (Kamis, 23/5/2024).

Dalam pemberitaan yang lain, masih begitu banyak mahasiswa-mahasiswa yang memilih mundur akibat ekonomi mereka yang tidak bisa menjangkau mahalnya UKT yang di terima.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh para aktivis mahasiswa, menuntut agar UKT di turunkan. Termasuk melakukan audensi di DPR RI.

Maulana Ihsanul Huda dari BEM Universitas Soedirman pada 16 Mei yang lalu menyampaikan di depan anggota DPR RI bagaimana UKT ini naik secara drastis.

“UKT naik hingga 200-300%, contohnya di Fakultas saya sendiri di Fakultas Peternakan yang sebelumnya Dua Juta Lima Ratus, sekarang menjadi Empat Belas Juta. Bagaimana kita tidak marah dengan hasil seperti itu. Ini juga terjadi Universitas Mataram, Universitas Bengkulu, Universitas Negeri Jakarta, UNS, Undip, dan universits lainnya,” kata Maulana di Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) DPR RI dan BEM Seluruh Indonesia (SI) tentang Aspirasi Kenaikan UKT di Gedung DPR RI Kamis (16/5/2024).

Sementara itu Presiden Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta, Agung Luki Praditya mengatakan bahwa pemerintah tidak lagi memperhatikan keberlangsungan pendidikan bagi fakir miskin.

Mahalnya uang pangkal dan uang kuliah tinggal (UKT) di sejumlah universitas di Indonesia tidak terlepas karena kebijakan pemerintah terkait Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH).

PTNBH ini merupakan Perguruan tinggi negeri yang statusnya sudah berbadan hukum, diberi hak otonom oleh pemerintah agar lebih mandiri termasuk dalam mengelola anggaran institusinya.

Seorang Pengamat yang juga sebagai Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), Ubaid Matraji menilai kebijakan itu justru membuat kampus dijadikan sebagai lahan bisnis dengan menaikkan uang pangkal maupun uang kuliah tunggal.

“Kebijakan PTNBH ini menjadikan kampus sebagai lahan bisnis. Jadi, harus dihentikan. Apalagi, bisnis yang dilakukan kampus ini dengan mencekik mahasiswa lewat kenaikan biaya UKT yang tidak masuk akal, kenaikannya berkali-kali lipat,” kata Ubaid saat dihubungi Kompas.com, Senin (13/5/2024).

Menurutnya, tugas pemerintah menuju Indonesia Emas tahun 2045 adalah mencerdaskan bangsa dengan memberikan akses belajar yang mudah bagi seluruh masyarakat.

“Amanat UUD 1945 adalah tugas pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, bukan malah berbisnis dengan mahasiswa melalui tarif UKT yang sangat mahal,” bebernya.

Kondisi ini jika terus dibiarkan dan tak di evaluasi oleh pemerintah, maka wajar jika kita hari ini sangat cemas tentang generasi masa depan Indonesia.

Harap Cemas Pendidikan Indonesia

Terputusnya cita-cita dan harapan anak bangsa untuk melanjutkan kuliah akibat UKT yang mahal tentu membuat hati kita miris, karena negara tidak lagi menjalankan kewajibannya kepada rakyat yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.

Mencerdaskan kehidupan bangsa, utamanya bagi para pelajar yang ingin melanjutkan sekolah adalah amanah konstitusi yang menjadi kewajiban negara dan pemerintah untuk dijalankan. Itu tegas di atur dalam UUD 1945 dan UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003.

Pada Pasal 1V Sisdiknas contohnya dijelaskan bahwa, “Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi.”

Keberlangsungan pendidikan adalah hak setiap warga negara dan kewajiban bagi pemerintah menfasilitasi seluruh proses pendidikan agar berjalan dengan lancar.

Proses pendidikanlah yang akan melahirkan generasi masa depan Indonesia yang berkualitas. Tanpa kualitas pendidikan yang baik, yakinlah bahwa Indonesia Emas 2045 yang diharapkan hanya menjadi mimpi belaka.

Jika pemerintah masih acuh dan bahkan abai terhadap pendidikan kita. Maka bonus demografi yang kita alami hanya akan menjadi bencana bagi negara, karena akan melahirkan jumlah pengangguran yang tinggi, di tambah kualitas kecerdasan dan wawasan ilmu pengetahuan generasi yang makin menurun.

Makna mencerdaskan kehidupan bangsa adalah dengan lahirnya para generasi muda yang memiliki ilmu yang luas, sebagaimana fungsi pendidikan nasional yakni menjadikan peserta didik manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dengan jalan apa kita dapat mewujudkan genarasi masa depan Indonesia yang berkualitas, jika tanpa melalui proses pendidikan?

Akankah kita membiarkan generasi muda Indonesia dihantui oleh kebodohan sepanjang hidupnya, karena tidak bisa kuliah akibat UKT mahal?

Disaat rakyat miskin dihimpit dengan biaya hidup yang semakin mahal, ditambah lagi dengan biaya pendidikan dan kuliah yang makin tinggi bagi anak-anak mereka. Dimana tanggungjawab pemerintah atas kewajibannya tersebut?

Tidakkah kita belajar dari sejarah peradaban manusia yang telah mencapai kemajuannya dalam berbangsa dan bernegara, apa yang telah mereka lakukan bagi generasinya adalah memberikan akses pendidikan yang mudah dan murah kepada setiap pelajar dan generasi mudanya.

Karena, tidak ada yang mampu menghilangkan kebodohan kecuali proses pendidikan itu, dan tidak ada sejarah peradaban maju yang mengagungkan kebodohan. Kecuali mereka mengupayakan proses pendidikan yang baik bagi setiap warga negaranya.

Dengan proses pendidikan itulah generasi muda akan memiliki kualitas yang baik, profesionalitas, moralitas, wawasan keilmuan yang mumpuni, serta dapat bermanfaat bagi bangsa dan negara.

Sebagai generasi muda, saya berharap pemerintah dapat menyadari tentang amanah konstitusi dan kewajibannya terhadap warga negara yakni pendidikan yang layak, tidak menjadikan lembaga pendidikan sebagai lembaga bisnis, dimana peserta didik dijadikan sebagai pasar untuk meraup keuntungan dan pendapatan yang besar.

Jika demikian tak kunjung di evaluasi dan diperbaiki, maka proses pendidikan tidak lagi menjadi investasi kualitas manusia dan perbaikan generasi. Justru menjadi lahan bisnis baru yang akhirnya merusak masa depan genarasi muda Indonesia dengan pendidikan yang makin rendah.

Setujukah kita, aset lembaga pendidikan untuk kualitas generasi menjadi pasar bisnis pemerintah?

Penulis: Muhammad Akbar, S.Pd,. M.Pd., C.ET
Penggiat Media Islam, Founder Sahabat Literasi, Pembina Daar Al-Qalam, Mahasiswa Doktoral Pascasarjana UIN Alauddin Makassar


DPP PKS: PKS Belum Pastikan Anies Bacagub Jakarta, Masih Sebatas Usulan

DPP PKS: PKS Belum Pastikan Anies Bacagub Jakarta, Masih Sebatas Usulan




10Berita -  Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS menerima usulan dari Dewan Pimpinan Tingkat Wilayah (DPTW) PKS Jakarta untuk mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon Gubernur (Bacagub). Selanjutnya usulan itu akan dibahas di pusat terlebih dulu.

Demikian penegasan Ketua DPP PKS Bidang Humas, Ahmad Mabruri, lewat keterangan resmi, di Jakarta, Jumat (24/5/2024).
"Iya betul, DPTW Jakarta mengusulkan Anies Baswedan sebagai Bacagub ke DPP. Nah, selanjutnya ada mekanisme di internal, jadi, kita tunggu keputusan DPP," kata Mabruri.

Dia juga mengatakan, PKS masih terus menggodok sejumlah nama, termasuk kader internal partai untuk diproyeksi menjadi pemimpin Jakarta.

"Pemilu kemarin Alhamdulillah PKS diamanahkan menjadi partai pemenang di Jakarta. Tentu ada harapan agar dapat menampilkan kadernya mengisi kursi jabatan Gubernur Jakarta," katanya.

Dia juga menyatakan, komunikasi dengan partai lain untuk membangun koalisi menuju Pilkada Jakarta juga terus berjalan.

"Yang jelas PKS tidak bisa sendirian, harus bermitra. Makanya komunikasi dengan partai-partai lain terus berjalan. Kami ingin munculkan yang terbaik untuk warga Jakarta," pungkasnya.

(Sumber: RMOL)


Antara Starling dan Bahaya StarLink, Seperti Ndoro Tuan dan Bedinde

Antara Starling dan Bahaya StarLink, Seperti Ndoro Tuan dan Bedinde




10Berita -  OLEH: ROY SURYO

KATA "Starling" memang sudah lama populer di Indonesia. Pertama karena nama ini bisa merujuk kepada seorang Agen FBI yang protagonis dalam novel "Silence of The Lamb" (1988) yang diperankan oleh Jodie Foster dalam film dengan judul yang sama (1991).

Thomas Harris sebagai penulisnya kemudian meneruskan novel tersebut dengan judul "Hannibal" (1999), namun karena Jodie Foster yang sudah sangat baik memerankan agen tersebut diganti Julianne Moore (2001) kelanjutan sekuel film ini menjadi kurang populer sebelumnya.
 
Tapi maraknya nama "Starling" di sini sebenarnya bukan karena pemerananan yang cukup apik sosok Hannibal Lecter di kedua film tersebut oleh Sir Philips Antony Hopskins, namun akronim tersebut justru bermakna penjual kopi keliling alias "Starbuck keliling".

Starling, meski disebut-sebut nama Starbuck, tetapi kopi yang dijual kelilingan ini bukan berasal dari gerai resminya yang kini berjumlah sekitar 500-an di Indonesia.

Kopi racikan Starling ini cukup populer di kalangan komunitas pecinta kopi Indonesia. Walau sama-sama berasal dari Amerika, namun Starbuck aslinya (tanpa keliling) ini sudah didirikan semenjak 31 Maret 1971 di Pike Place Market, Elliott Bay, Seattle, Washington, AS oleh 3 perintisnya yang terdiri atas 2 orang guru (Jerry Baldwin & Zev Siegl) serta seorang penulis (Gordon Bowker).

Sedangkan "Starlink", huruf akhir belakangnya "k" dan bukan "g" merupakan nama dagang produk jasa layanan teknologi informasi milik Elon Musk, jutawan asal Amerika yang membuat heboh Tanah Air baru-baru ini.

Jadi keduanya memang beda-beda tipis. Selain hanya beda huruf "g" dan "k", juga memiliki persamaan membuat heboh Indonesia.

Bahkan kalau Starbuck sempat diboikot oleh sebagian masyarakat beberapa waktu lalu karena dituduh mendukung Israel lantaran perusahaan tersebut sempat menggugat serikat pekerjanya, Starbucks Workers United setelah organisasi buruh tersebut mengunggah pesan yang sudah dihapus di X (Twitter) yang menyatakan solidaritas terhadap warga Palestina. Ini membuat gerakan BDS/ Boycott, Divestment, Sanctions atau Boikot, Divestasi, Sanksi berlangsung secara global, sampai ke Indonesia.

Begitu kritisnya sikap masyarakat terhadap Starbuck ini, sampai-sampai ketika ZA, salah seorang Wakil Ketua DPRD Jakarta, anak dari Mendag dan ketua umum salah satu partai pro-rezim ZH, mengunggah foto secangkir kopi Starbuck di Masjidil Haram yang menutupi Kabah beberapa waktu lalu, langsung menuai kritik dan cercaan warganet.

karena ZA dianggap tidak punya empati terhadap gerakan BDS ke Starbuck yang dianggap tidak mendukung Palestina itu. Meski Starbuck Indonesia sudah mengklarifikasi isu soal pro-Israel yang sempat berpengaruh terhadap gerai-gerai Starbuck di Indonesia, memang sebaiknya jangan bermain api kalau tidak ingin tersulut.

Kalau dulu yang heboh sebelumnya adalah Starbuck bukan Starling (akhiran "g"), maka sekarang nama StarLink (akhiran " k") benar-benar membuat publik Tanah Air memperbincangkannya.

Bagaimana tidak? Bukan soal pemilik bisnisnya yang bergaya cukup nyleneh dan bahkan sempat beredar foto dirinya yang duduk sendirian bak ndoro tuan di kursi, sementara di belakangnya berjajar para menteri rezim ini laksana inlander.

Foto yang diambil pada 23 Mei 2024 ini mengingatkan kita kepada era penjajahan Belanda silam yang memperlakukan bangsa Indonesia hanya seperti bedinde (baca: jongos)-nya saja, sungguh ironis.

Namun praktik dari foto "ndoro tuan dan bedinde" itu memang bisa tercermin bagaimana republik ini seolah-olah tidak ada apa-apanya menghadapi bisnis StarLink yang baru saja diizinkan pemerintah untuk sekaligus menggelar bisnis provider internet dan telekomunikasi.

Laksana karpet merah yang digelar untuknya, bahkan diberi kesempatan utk berbicara di podium bak kepala negara (mungkin karena minimnya sosok yang hadir) di WWF Bali kemarin, Elon Musk terasa sangat superior dibandingkan pemerintah ini yang inferior di mata dunia.

Citra seolah "negara tak punya marwah" seperti ini menambah citra buruk Indonesia, yan memang sekarang berada di titik nadir dalam pandangan global dunia.

Karena bukan hanya seperti "pungguk merindukan bulan" menanti investasi Elon Musk dengan Tesla-nya membangun pabriknya di Indonesia, untuk sekedar mengambil komponen baterai EV-nya pun masih tanda tanya.

Padahal dulu sampai presiden kita sudah jauh-jauh sowan ke sana dan kemarin memperlakukannya sangat istimewa.

Posisi (ketidakberdayaan) Indonesia ini saya khawatirkan akan terus terjadi kalau awalnya sudah posisi begini, karena sebagaimana saya tulis sebelumnya, berdasarkan data Down Detector Starlink menggunakan satelit orbit rendah (LEO / Low Earth Orbital) yang masih menggunakan IP global. Hal ini  berpotensi membahayakan data pribadi masyarakat dan kedaulatan negara.

Jelasnya Starlink sekarang sudah diizinkan beroperasi di Indonesia, namun masih belum menggunakan IP lokal. Jaringannya langsung tersambung ke Starlink di Amerika Serikat.

Dengan begitu, Pemerintah Indonesia tidak memiliki kontrol atas mereka. Sebagai informasi, alamat Internet Protocol (IP) adalah serangkaian angka yg menjadi identitas perangkat yang terhubung dengan jaringan.

IP ini juga dimiliki oleh komputer, ponsel, ataupun server dari website. Selain itu. penggunaan IP Global bisa memicu praktik perjudian online bisa makin menjamur di Indonesia. Ini karena IP nya tak memiliki NOC (Network Operating Control) di sini, sehingga tidak bisa bisa dicek langsung apalagi diintersepsi.

Indonesia sebenarnya mempunyai regulasi law interception, regulasi yang mengatur terkait dengan penyadapan. Hal ini tercantum dalam Peraturan Menteri (PM) Kemenkominfo No.08/2014.

Meski Menkominfo Budi Arie Setiadi dalam siaran live-nya di CNNI kemarin mengatakan kalau StarLink dijamin sudah menggunakan IP lokal, benar? Jangan-jangan ini seperti KPU yang waktu itu berani melakukan kebohongan publik dengan mengatakan data-data tidak disimpan di luar negeri, namun ternyata terbukti di sidang KIP, data-data -sesuai statement awal saya dahulu- disimpan di Aliyun Computing Co.Ltd Alibaba.com Singapore.

Kalau sumber penyimpanan datanya saja sudah bohong, wajar hasilnya pun tidak bisa dipercaya, namun sayangnya masyarakat bisa diperdaya.

Kesimpulannya, sebagaimana warning ATSI (Asosiasi Telepon Seluler Indonesia) dalam diskusi akhir tahun 2023 lalu yan sempat H2C/ harap-harap cemas, sekali lagi bukan H2SO4/ Samsul/ asam sulfat yang sempat jadi trending topic.

Kehadiran StarLink memang bak pisau bermata dua, bisa positif dan negatif. Beberapa syarat ATSI yang sempat diusulkan menurut saya bagus untuk dipertanyakan lagi agar dicapai level playing field yang sama. Misalnya StarLink harus memiliki izin Landing Right (hak labuh) dan memiliki NOC, juga harus membangun DRC (Disaster Recovery Center) di Indonesia, membayar biaya hak penggunaan (BHP) Telekomunikasi dan USO/ Universal Service Obligation. Apakah semua sudah dipenuhi? Kalau belum ya ambyar.

(Penulis adalah Pemerhati Telematika, Multinedia, AI & OCB)


Tere Liye: Seriusan, Indonesia itu merdeka buat apa, BANGSAT? Coba kamu jawab

Tere Liye: Seriusan, Indonesia itu merdeka buat apa, BANGSAT? Coba kamu jawab




10Berita -  Siti, diterima di Fakultas Pertanian, Universitas Riau, lewat jalur SNBP (Seleksi Nasional Berbasis Prestasi). Saat daftar ulang, dia kaget, kena UKT Rp 4,8 juta per semester. Orang tua Siti adalah buruh kebun kelapa sawit. Tahu diri jika keluarganya tidak akan kuat membayarnya, belum lagi biaya kostan, dll, Siti mundur, dia kuliah di tempat lain, yg lebih murah.

Apakah Siti sendirian di luar sana? NO! Kamu benar-benar berhati batu jika bilang kasus ini hanya sedikit. Di luar sana, buanyak kasusnya. Dan lebih rumit lagi, kamu mau menghitung anak-anak yg bahkan tdk berani lagi bermimpi kuliah di kampus-kampus besar? Yang sudah nyerah duluan bahkan sebelum ikutan SNBP.

Seriusan, Indonesia itu merdeka buat apa, BANGSAT?

Coba kamu jawab. Indonesia itu merdeka buat apa?

Apa sih yang paling penting dari sebuah kemerdekaan?
Nah, jika kamu mau buka preambule (pembukaan) kemerdekaan kita, kamu akan nemu di sana. Salah-satunya mencerdaskan kehidupan bangsa.

Maka, jika kita sepakat dgn cita-cita luhur ini, pendidikan itu seharusnya tidak mengenal siapa kaya, siapa miskin. Astaga, BEDEBAH! Itu konsep darimana sih jika seseorang kaya, maka dia bayar lebih mahal untuk pendidikan? Konsep dari founding fathers kita? Atau konsep kapitalis, yang lihai sekali kalian pakai 10-20 tahun terakhir di bidang pendidikan, di bidang kesehatan.

Mercedaskan kehidupan bangsa adalah tugas negara. Ngapain pahlawan dulu capek-capek berjuang, jika pada akhirnya, rakyat tetap bodoh!

Sungguh, 10-20 tahun ke depan, jika kalian menganggap pendidikan hanyalah bisnis, cuma hitung-hitungan angka, Indonesia ini TIDAK akan pernah jadi negara maju. Kesenjangan semakin menggila. Yang kaya tambah kaya, yg miskin tambah miskin. Dan pendidikan, yg seharusnya menjadi jalan, solusi agar mereka bisa sejahtera, tinggal fatamorgana.

Kamu orang tuanya punya gaji 10 juta, UKT-mu 5 juta. Kamu orang tuanya bergai 20 juta, UKT-mu 20 juta. Entahlah, kita ini sedang ngomongin pendidikan atau dagang sapi.

Besok-besok, saya akan jualan buku begini sajalah deh. Kamu, orang tuanya bergaji 10 juta, harga buku Tere Liye jadi Rp 200.000. Kamu, anak rektor yg naikin UKT, harga buku buat kamu Rp 1 juta.

(By Tere Liye)

*fb