OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 02 Desember 2017

Spirit 212 Adalah Jihad Melawan Koruptor dan Para Pendukungnya

Spirit 212 Adalah Jihad Melawan Koruptor dan Para Pendukungnya

10Berita – Jakarta (2/12). Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mohamad Sohibul Iman memandang bahwa gerakan spirit 212 harus bisa menebarkan energi positif bagi kemajuan umat dan bangsa.

“Energinya harus positif, untuk hal-hal produktif yang dapat memajukan umat dan bangsa. Bukan untuk hal-hal yang justru berdampak negatif,”ujarnya Sohibul di tengah Maulid Agung dan Reuni 212 di bilangan Lapangan Monas, Jakarta, Sabtu (2/12/2017).

Kang Iman juga menilai bahwa sudah seharusnya gerakan umat Islam 212 bisa diarahkan untuk kemaslahatan umat yang lebih luas, seperti agenda pemberantasan korupsi, kemandirian ekonomi dan mengatasi ketimpangan ekonomi.

“Spirit 212 bukan hanya tentang penistaan agama, tetapi harus lebih dari itu. Gerakan ini harus menjadi gerakan yang terdepan dalam membangun kemandirian ekonomi umat, mengatasi darurat ketimpangan ekonomi serta jihad melawan para koruptor dan pendukung-pendukungnya!”

Mantan Rektor Universitas Paramadina ini juga menyerukan kepada seluruh umat Islam agar tidak mudah terprovokasi oleh hal-hal yang dapat menimbulkan konflik antarsesama anak bangsa, “Indonesia adalah rumah kita semua. Mari kita jaga bersama-sama dengan sebaik-baiknya,” tutupnya. (sb/)

Sumber :dakwatuna.com

Neno Warisman: Ada Warna Baru yang Disajikan di Aksi Reuni 212

Neno Warisman: Ada Warna Baru yang Disajikan di Aksi Reuni 212

Neno Warisman, di acara Reuni 212, di Lapangan Monas, Ahad (2/12/2017). (IST)

10Berita  – Jakarta. Ketua Gerakan Ibu Negeri (GIN) Neno Warisman mengatakan ada tiga warna keberpihakan yang ditampilkan pada aksi Reuni 212, dengan adanya kaum difabel, penyandang penyakit lupus, dan teman-teman dari komunitas Berani Hijrah Bait (hijrah dengan menghapus tato), Reuni 212 ingin memberikan warna lain, bahwa umat Islam memiliki keberpihakan terhadap tiga hal tersebut.

“Para penyandang tuna netra, tuna daksa, para lansia, para dhuafa, orang-orang dengan penyandang lupus, mereka datang dengan sukarela ingin turut merasakan ghirah (semangat) yang sama dari Reuni 212 ini,” kata Neno, disela-sela acara Reuni 212, di Lapangan Monas, Jakarta, Sabtu (2/12/2017).

Maka, lanjut Neno, ketika Gubernur DKI jakarta Anies Baswedan selesai memberi sambutan langsung memberikan bunga sebagai hadiah, dan serentak GIN bersama Gerakan Perempuan Memilih Pemimpin dan Qupro Indonesia turut memberikan bunga ke peserta aksi yang ada di panggung dan sekitarnya.

“Keberpihakan ini adalah warna Islam yang sesungguhnya. Selama ini banyak yang salah sangka dengan menganggap Islam intoleran, tidak berkasih sayang, padahal itu sangat bertentangan dengan jiwa Islam,” ujar Neno.

Selain itu, lanjut Neno, pada Reuni 212 juga disediakan panggung yang menerjemahkan apa yang disebut Islam.

“Islam cinta perdamaian, Islam cinta persaudaraan, Islam cinta makanan halal dan thoyib, Islam cinta orang tua, Islam cinta perempuan dan anak-anak, Islam cinta dengan orang-orang yang bertaubat, Islam juga mencintai kebersihan dan banyak lagi. Itu semua kami sajikan di sini dalam bentuk baliho-baliho jargon agar masyarakat yang hadir mendapatkan edukasi dan dapat mengidentifikasi kembali, oh ini loh Islam saya,” tutur Neno.

Itu semua, masih kata Neno, diwujudkan juga dalam 2 buah panggung selain panggung utama, 1 diantaranya ajang untuk para kaum difabel berbagi kisah hidupnya, dan 1 panggung lainnya untuk kelompok Berani Hijrah Bait yang telah hijrah dengan menghapus tatonya dan mengajak para jamaah yang masih bertato dan yang ingin bertaubat dengan menghapus tato dibadannya.

“Jadi kita berkumpul dengan berbagai elemen, LSM, dan juga unit-unit di masyarakat kita bekerjasama sebaik mungkin sehingga acara bisa memberikan warna yang berbeda dari 212 yang sebelumnya, dan alhamdulillah diridhoi oleh para ulama dan para habaib, dan alhamdulillah semua berjalan lancar sampai seterusnya,” pungkas Neno. (abr/)

Sumber :dakwatuna

Benteng Kokoh dan Indah di Kota Taif

Benteng Kokoh dan Indah di Kota Taif

10Berita , JEDDAH -- Kota Taif di Arab Saudi memiliki keistimewaan tersendiri. Kota ini memiliki banyak benteng dan istana antik, berupa kastil yang telah bertahan selama beberapa periode sejarah.

Benteng dan kastil ini dianggap sebagai 'landmark' wisata yang sangat menarik dan selalu menarik perhatian para pengunjung. Kota Taif terletak di Provinsi Makkah di bagian barat daya Arab Saudi.

Arsitektur kastil dan benteng ini menampilkan desain yang difokuskan dalam menyediakan perlindungan dari pertempuran. Tidak hanya itu, benteng kastil ini juga berfungsi sebagai menara kontrol. Di samping, peran strategis bangunan ini sebagai sebuah tempat tinggal. Desain dari benteng dan kastil ini menjadikannya sebagai salah satu sistem arsitektur terbaik dari budaya Islam.

Saad Al-Joudi, seorang guru sejarah modern, mengatakan bahwa benteng di sebelah selatan Taif dikenal sebagai bangunan terbesar yang berfungsi tidak hanya untuk tempat tinggal.

"Mereka dibangun oleh sekelompok kontruktor yang terampil untuk melindungi penduduk dari serangan interior dan eksterior," kata Al-Joudi, dilansir dari Arab News, Sabtu (2/12).

Al-Joudi menunjukkan bahwa orang-orang Taif membangun benteng mereka dengan cara arsitektural yang istimewa. Desain benteng itu diuntungkan dengan kekayaan pegunungan dan perbukitan yang berbatu di daerah mereka. Sehingga, menciptakan bangunan berbentuk kerucut dengan skala yang berbeda.

Al-Joudi menambahkan, bahwa pria yang kuat akan mendorong batu-batu berat. Kemudian, konstruktor akan membangun benteng dengan menggunakan batu-batu itu (tingginya mencapai 15 meter).

"Mereka akan menggunakan batu tebal pertama dan kemudian batu yang kurang tebal, ketinggian ditingkatkan untuk menciptakan basis pertahanan yang kuat dan stabil yang siap untuk menghadapi musuh," lanjutnya.

Sumber : Republika.co.id

Anies Baswedan: Ini Bukti Bahwa Peserta Reuni Tidak Rusuh

Anies Baswedan: Ini Bukti Bahwa Peserta Reuni Tidak Rusuh

 


10Berita - JAKARTA–Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hadir memberikan sambutan dalam acara Reuni Akbar 212 di Monas, Sabtu (2/12/2017).

Anies menyebut areal yang dikenal dengan Lapangan Merdeka ini adalah simbol perjuangan rakyat Indonesia. Lapangan ini menjadi menjadi simbol dari ratusan ribu pejuang kemerdekaan yang menghibahkan nyawanya untuk tegaknya Republik Indonesia.

Dalam sambutannya Anies menegaskan kembali dibukanya Monas untuk kegiatan keagamaan. “Alhamdulillah Monas kembali dibuka. Bukan hanya untuk upacara, tapi juga untuk kegiatan keagamaan, pendidikan, kebudayaan, dll,” ujarnya.

Selanjutnya Anies menyebut bahwa Aksi Damai 212 tahun lalu adalah bentuk optimisme dan menyebut pihak-pihak yang tidak setuju sebagai kaum pesimis. Anies berharap kedamaian dan ketertiban itu bisa diulangi hari ini.

“Tahun lalu saudara-saudara telah mengecewakan kaum pesimis. Mereka pesimis, berkumpulnya massa akan memunculkan kericuhan. Buktinya saudara hadir dengan kedamaian dan kenyamanan. Silahkan ulangi lagi hari ini,” imbuhnya.

Mantan Menteri Pendidikan ini juga menyampaikan pesan persatuan. “Persatuan itu diperjuangkan, tidak datang dengan otomatis. Perlu diikhtiarkan. Kebhinekaan adalah pemberian yang tidak bisa ditolak namun persatuan harus diperjuangkan,” pesannya.

Anies menyampaikan bahwa Reuni Akbar 212 adalah pesan kepada dunia bahwa rakyat Indonesia bisa berkumpul dalam jumlah yang sangat besar, namun tetap damai. []

Reporter: Tommy
Editor: Rifki

Sumber : ISLAM POS

Guru Ini Dipolisikan Karena Mencubit Siswa yang Main HP

Guru Ini Dipolisikan Karena Mencubit Siswa yang Main HP


10Berita - Mahasiswa yang tergabung dalam berbagai organisasi kemahasiswaan menggelar aksi unjuk rasa di beberapa titik di Kota Sengkang, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan (Sulsel). Mereka meminta guru Malayanti yang dipolisikan karena mencubit siswanya yang main HP saat kelas kewirausahaan dibebaskan dari segala tuduhan.

Aksi unjuk rasa digelar di tiga titik. Titik pertama aksi berada di Bundaran Jalan Jenderal Sudirman, Kamis (30/11/2017) sejak pukul 10.30. Panasnya sengatan matahari tidak membuat peserta unjuk rasa gentar.

Mahasiswa peserta aksi bergantian memegang mikrofon dan berteriak menolak kriminalisasi terhadap guru. Salah seorang mahasiswa, Supris Mujabir, menyatakan dukungannya terhadap guru yang dianggapnya tidak bersalah.

“Kami menganggap guru ini tidaklah bersalah. Kami pikir sudah ada undang-undang yang mengatur perihal guru mendapat perlindungan hukum terkait hal dan aspek dalam kewajiban saat proses pembelajaran siswa-siswinya,” kata Supris.

Aksi yang kemudian dilanjutkan dengan mendatangi SMA Negeri 3 itu cukup membuat para pelajar heboh. Aksi ini berlanjut dengan mendatangi DPRD Kabupaten Wajo untuk menyampaikan aspirasi.

Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Wajo, Sudirman Meru, yang bertugas menerima aspirasi mahasiswa, mengaku prihatin dengan adanya kejadian seperti ini. Dirinya berjanji akan secepatnya mengkaji kronologi kasus ini secara tuntas di kedua belah pihak.

Namun, jika melihat dari perspektif para demonstran yang datang membawa aspirasi ini sesuai dengan faktanya, kasus ini harus dikembalikan meregulasi yang lain, bukan hanya mengacu pada hukum perlindungan anak.

“Kadang di setiap daerah beda muatan lokalnya. Kami di Kabupaten Wajo sebelum lahir Undang-Undang Perlindungan Anak, kalau dulu dipukul sama guru, orang tua kami merasa terwakili dalam pembinaan. Namun aturan ini membuat pembatasan terhadap para guru,” kata Sudirman.

Kelompok mahasiswa yang menolak kriminalisasi tersebut adalah:

Lembaga Hukum (Lakum) HAM DPC PKB WajoPMII WajoGP AnsorBanserGemasabaDema IAI As’adiyahKerukunan Pemuda WajoHMI Wajo9. SAR PrimaMapala 17 STIA

Sebagaimana diketahui, guru Mala menegur muridnya yang main HP saat berlangsung kelas kewirausahaan pada 6 November 2017. Mala terpaksa mencubit muridnya karena terus main HP. Anehnya, Mala malah dilaporkan ke Polres Wajo dan sudah diperiksa polisi di kasus itu.

Sumber: detik.com

Ini Keajaiban Alam yang Dilihat Anies Baswedan Saat Reuni Akbar 212

Ini Keajaiban Alam yang Dilihat Anies Baswedan Saat Reuni Akbar 212


Suasana Monas saat Reuni Akbar 212 (Tarbiyah.net)

10Berita - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan pidatonya di hadapan peserta Reuni Akbar 212 di Monas. Dalam pidato itu, ia mengungkapkan takjub melihat keajaiban alam saat Maulid Nabi dan Reuni berlangsung. Keajaiban alam ini, menurutnya adalah tanda keberkahan dan kemaslahatan.

“Pagi ini memang suasananya berbeda dengan beberapa hari yang lalu. Jakarta beberapa hari yang lalu adalah Jakarta yang paginya penuh hujan. Tapi dua hari ini seakan menyambut persiapan berkumpulnya saudara-saudara semua setanah air,” kata Anies Baswedan disambut gemuruh takbir.

“Insya Allah ini menjadi pertemuan yang diridhai Allah Subhanahu wa Ta’ala, menjadi pertemuan yang menjadi berkah bagi semuanya, pertemuan yang membawa kemaslahatan bagi umat” lanjutnya.

Anies Baswedan kemudian menutup sambutannya dengan doa.

Sebelumnya, ia menyebut bahwa Aksi 212 mengecewakan bagi kaum pesimis. 




“Saudara-saudara yang saya hormati, tahun lalu saudara-saudara berkumpul di tempat ini. Tahun lalu saudara-saudara berkumpul dan mengecewakan. Saudara-saudara telah mengecewakan kaum pesimis,” kata Anies Baswedan.

“Mereka yang pesimis bahwa berkumpulnya massa akan meunculkan keributan akan memunculkan kekerasan akan memunculkan ketidakdamaian ternyata saudara-saudara hadir dengan kedamaian,” lanjutnya.

Tak hanya berlangsung damai, Aksi 212 juga tidak mengotori Monas. Monas tetap bersih dan nyaman.

“Areal monas tetap teduh tetap damai, tetap nyaman dan pesan yang dikirimkan kepada semua adalah pesan untuk membangun persatuan indonesia bahwa perstauan itu diperjuangkan,” ujarnya.

Lebih jauh, Anies juga berharap acara yang juga merupakan peringatan Maulid Nabi itu bisa membawa semangat meneladani Rasulullah. [Ibnu K/]

Sumber :Tarbiyah.net

[Video] Detik-Detik Awan Aneh di Langit Monas Saat Reuni Akbar 212

[Video] Detik-Detik Awan Aneh di Langit Monas Saat Reuni Akbar 212

10Berita - Awan hitam yang menggantung di langit saat reuni akbar 212 (Tarbiyah.net)

Video ini diambil setelah pidato Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Justru di situlah keanehannya. Baru saja Anies menjelaskan keajaiban alam yang ia lihat menjelang Reuni Akbar 212, awan ini memperkuat pernyataannya.

Saat menyampaikan pidato sambutan, Sabtu (2/12/2017) pagi, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan takjub melihat keajaiban alam saat Maulid Nabi dan Reuni berlangsung. 

Baca: Ini Keajaiban Alam yang Dilihat Anies Baswedan Saat Reuni Akbar 212

Keajaiban alam ini, menurutnya adalah tanda keberkahan dan kemaslahatan.

“Pagi ini memang suasananya berbeda dengan beberapa hari yang lalu. Jakarta beberapa hari yang lalu adalah Jakarta yang paginya penuh hujan. Tapi dua hari ini seakan menyambut persiapan berkumpulnya saudara-saudara semua setanah air,” kata Anies Baswedan disambut gemuruh takbir.




“Insya Allah ini menjadi pertemuan yang diridhai Allah Subhanahu wa Ta’ala, menjadi pertemuan yang menjadi berkah bagi semuanya, pertemuan yang membawa kemaslahatan bagi umat” lanjutnya, sekitar pukul 5:45 WIB.

Sekitar satu jam setelah pernyataan Anies, terlihat awan hitam menggantung di langit. Saat video diambil pukul 06:45, awan itu terlihat hitam siap mencurahkan hujan.

Namun, tak berapa lama kemudian, awan itu berubah menjadi semakin kecil. Laksana tersapu angin, lambat laun semakin menipis dan akhirnya hilang. Langit pun cerah kembali.





Sumber : Tarbiyah

Aksi Bela Islam Tahun 1918

Aksi Bela Islam Tahun 1918


10Berita – Pada sekitar tahun 1918, Gerakan Sarekat Islam (SI) terpilah dalam empat arus besar, yakni SI Surabaya yang pimpin Tjokroaminoto bersama dengan Agus Salim, SI Semarang yang dipengaruhi oleh Semaoen, SI Surakarta yang masih dikuasai Samanhudi, serta SI Yogyakarta dibawah pengaruh Ahmad Dahlan yang juga pendiri Muhammadiyah.

Persaingan di dalam Gerakan Sarekat Islam ini, semakin memanas ketika surat kabar Tjawi Hisworo, menerbitkan artikel yang berjudul “Pertjakapan Antara Martho dan Djojo” di awal Januari 1918, dimana di dalam artikel tersebut, memuat kalimat “Gusti Kandjeng Nabi Rasoel minoem A.V.H. gin, minoem opium, dan kadang soeka mengisep opium.”

Aksi Bela Islam 1918

Artikel surat kabar Tjawi Hisworo, pada awalnya bertujuan untuk melamahkan gerakan SI Surabaya dan SI Yogyakarta ini, malah berbalik arah. Posisi H.O.S Tjokroaminoto (SI Surabaya) semakin menguat dan menjadi pintu masuk mengukuhkan peran Islam dalam proses penciptaan dan penerapan nilai-nilai kebangsaan.

Momentum kemunculan artikel yang dianggap telah melecehkan Nabi Muhammad tersebut, telah memberi alasan bagi Tjokroaminoto untuk membentuk Tentara Kandjeng Nabi Moehammad (TKNM) pada tanggal 17 Februari 1918 di Surabaya.

Kepengurusan TKNM dipegang oleh Tjokroaminoto (Pimpinan), Sosrokardono (Sekretaris), dan Sech Roebaja bin Ambarak bin Thalib (Bendahara), dan segera menggelar vergadering di Kebun Raya Surabaya dengan dihadiri sedikitnya 35.000 orang. Jumlah sebesar ini berkumpul di satu lapangan pada tahun 1918 adalah sesuatu yang sangat dahsyat!

Setelah itu, menyusul pembentukan sub-sub TKNM di berbagai daerah yang dimotori oleh anggota SI. Seiring dengan kian membesarnya kekuatan TKNM, tuntutan agar penulis serta penyebar artikel diadili oleh Pemerintah Hindia Belanda kian menguat.

Issue penistaan agama dan pembentukan TKNM telah membuat Tjokroaminoto berhasil menarik simpati kaum santri dan kaum abangan untuk mendukung gerakan kebangsaan yang dipimpinnya. Bahkan, berkat dukungan pendanaan para saudagar keturunan Arab, Tjokroaminoto mampu mengimbangi, pengaruh SI Semarang di kalangan pergerakan kaum buruh. (kl/kzql)

Sumber : Eramuslim

Ketika Es Cendol ‘Berbicara’ Tentang Persatuan Umat

Ketika Es Cendol ‘Berbicara’ Tentang Persatuan Umat


Pembagian Es Cendol dan Siomay Gratis Roni di Reuni 212. Foto: Arie/Jurnis

10Berita - JAKARTA  – Menikmati segelas Es Cendol dikala panas memang sangat nikmat. Apalagi gratis di momen persatuan umat. Adalah Roni, salah seorang peserta Reuni 212 menyediakan Es Cendol dan Siomay Gratis di Bundaran HI, Jakarta, Sabtu (2/12/2017).

Roni menjelaskan, dalam momen yang dapat mempersatukan tali-tali persaudaraan yang putus ini ia tidak ingin ketinggalan nilai berkah. Dengan memberikan makanan kepada peserta yang berjumlah jutaan tersebut.

“Kita ingin berbagi dan berharap mendapat berkah dalam momen ini,” katanya kepada jurnalislam.com di sela-sela memberikan es Cendol kepada peserta aksi.

Meski baru datang sekitar pukul 11.00 dengan kendaraan pribadinya, namun tampak puluhan peserta aksi rela mengantri untuk mendapatkan dua porsi makanan tersebut. Roni mengaku senang dengan adanya aksi semacam ini, ia berharap aksi Reuni 212 ini menjadi persatuan umat di Indonesia.

“Moga-moga berkah dan persatuan di Indonesia ini lebih baik,” imbuhnya.

Sementara itu, Robi salah satu peserta aksi yang mendapatakan es Cendol tersebut, berdoa agar orang-orang yang membagikan makanan mendapatkan keberkahan, ia berharap aksi Reuni 212 bisa di laksanakan setiap tahunnya agar bisa menjadi ajang silaturahmi dan persatuan umat Islam di Indonesia.

“Semoga yang ngasih ini semakin berkah rizkinya dan berkah, acara ini juga untuk menjalin sikaturahmi juga, terutama yang datang dari luar kota dan luar pulau juga, semoga ini tiap tahun ada agar silaturahminya terjaga,” tandasnya.

Sumber :Eramuslim 

Pesan Amien Rais di Reuni 212: Pak Jokowi, Negara Jangan Dijual ke Asing

Pesan Amien Rais di Reuni 212: Pak Jokowi, Negara Jangan Dijual ke Asing


10Berita – Mantan Ketua MPR, Amien Rais, tampil dalam acara Reuni Alumni 212 yang digelar di lapangan Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (2/12/2017).

Dalam kesempatan ini, Amien Rais menyinggung mengenai proyek reklamasi di Teluk Jakarta serta pembangunan proyek properti Meikarta.

Dia menyampaikan pesan kepada Presiden Joko Widodo atau yang akrab dipanggil Jokowi.

“Kami hanya menyampaikan bahwa Pak Jokowi, reklamasi itu gawat, Meikarta itu gagal,” ujar Amien di atas panggung.

Amien juga meminta kepada Jokowi agar tidak menjual aset negara kepada pihak asing.

“Pak Jokowi negara kita jangan dijual ke aseng atau asing,” tegas aktivis reformasi ini.

Seperti diketahui, Presidium Alumni 212  menggelar reuni Alumni 212 pada 30 November hingga 2 Desember 2017.

Sebelum acara ini, terlebih dulu digelar Kongres Alumni 212 di Wisma PHI, Jakarta Timur.

Usai kongres, acara berikutnya Maulid Agung dan Reuni Alumni 212 di Monas, Sabtu (2/12/2017).

Acara itu sekaligus reuni akbar 212 atau memperingati satu tahun unjuk rasa menuntut proses hukum terhadap mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang dianggap menistakan agama. (Gr/Ram)

Sumber : Eramuslim