OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 03 Desember 2017

Pejabat Alergi dengan Liwa dan Rayah, Fahri Hamzah: “Otaknya Sudah Dirusak Setan!”

Pejabat Alergi dengan Liwa dan Rayah, Fahri Hamzah: “Otaknya Sudah Dirusak Setan!”


10Berita - Bendera putih bertuliskan Laailahailallah Muhammadarasulullah (liwa) dan panji hitam berkaligrafi Arab yang sama (rayah) merupakan bendera Rasulullah SAW dan seluruh kaum Muslimin sedunia, namun akhir-akhir ini kerap dikriminalisasi oleh oknum pejabat.

“Di sebagian pejabat negeri kita alergi dengan bendera seperti ini (sambil menunjuk liwa dan rayah yang dikibarkan massa, red). Karena mereka menganggap itu adalah ISIS. Otaknya sudah dirusak oleh setan!” tegasnya di hadapan jutaan massa Reuni Akbar Alumni 212, Sabtu (2/12/2017) di Silang Monas, Jakarta.

Selain itu, ungkap Fahri, terminologi Islam lainnya seperti “jihad”, “syadahat”, “takbir”, semuanya ingin dikriminalisasi dan dimasukan dalam kategori upaya pemakzulan (impeach). “Kita kirim nanti selawat di hari maulid ini agar bersihlah jiwa dan hati para pejabat itu dari setan-setan yang terkutuk,” ungkapnya kemudian disambut takbir jutaan massa.

Padahal lanjut Fahri, yang akan menjaga negeri ini adalah umat Islam bukan para pemilik modal. “Kalau negeri ini diserang para pemilik modal terbang ke luar negeri, umat Islamlah yang akan pertahankan negeri ini,” tegasnya kemudian disambut takbir hadirin.
Joko Prasetyo

Sumber : mediaumat.news

Dengan ‘Pasukan Khusus’nya, Polisi Pimpin Massa Reuni 212 Baca Asma-ul Husna

Dengan ‘Pasukan Khusus’nya, Polisi Pimpin Massa Reuni 212 Baca Asma-ul Husna

Polisi Pimpin Pembacaan Asma-ul Husna di Reuni 212. (Foto: detikcom)

10Berita - JAKARTA Ada yang menarik dalam acara Reuni Akbar 212, di lapangan Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (2/12/2017). ‘Pasukan Khusus’ Polri berkesempatan membacakan Asma-ul Husnadi panggung acara.

Puluhan Polisi yang dinamakan dengan ‘Pasukan Asma-ul Husna’ itu khusyuk melantunkan nama-nama Allah dengan nada yang menyejukkan. Gemuruh kebanggaan dan apresiasi pun datang dari para peserta Reuni Akbar tersebut.

Pembacaan Asma-ul Husna itu dipimpin oleh Kombes (Pol) Arif Rahman. Ia didampingi Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes (Pol) Suyudi Ario Seto.

“Kita doakan polisi-polisi baik semua hatinya. Mudah-mudahan nggak nangkepin ulama kita ini,” kata Ketua Panitia Reuni Akbar Alumni 212 Bernard Abdul Jabbar saat mempersilakan Kombes Arif dan Kombes Suyudi naik ke panggung, Sabtu (2/12) sebagaimana dikutip detikcom.

Kombes Arif dan Kombes Suyudi naik ke panggung. Keduanya mengenakan seragam Polri dengan sorban dan peci berwarna putih.

“Izinkan kami berdoa bersama Bapak-Ibu sekalian. Mari kita mulai dengan istighfar,” ucap Kombes Arif sebelum memimpin massa membacakan Asmaa-ul Husna.

Setelah membaca Asma-ul Husna, Kombes Arif dan Kombes Suyudi pun turun panggung. Panitia Reuni 212 mengapresiasi Pasukan Asmaul Husna Polri. “Kita doakan semua jadi orang-orang shaleh,” ujar Bernard.

Jutaan massa seolah menaruh harapan kepada polisi yang kompak menggunakan kopiah dan sorban putih itu untuk menjadi polisi yang dekat dengan Islam di tengah krisis kepercayaan masyarakat terhadap institusi ini.

Ketua GNPF-Ulama Ustadz Bachtiar Nasir pun percaya bahwa di dalam tubuh kepolisian masih ada anggota yang setia dengan Islam.

“Dengan prasangka baik saya yakin masih banyak polisi-polisi kita yang berjiwa baik dan menjadi mukmin dan mukminah sejati,” kata Ustadz Bachtiar saat menyampaikan orasinya di panggung.

Ustadz Bachtiar juga optimis, selain lembaga kepolisian, di dalam tubuh TNI pun masih banyak yang memiliki komitmen kuat  terhadap Islam.

“Pasukan Asma-ul Husna” (bersorban dan peci putih) di Reuni 212. (Foto: MNM)

“Di TNI kita juga, saya yakin mayoritas TNI-TNI kita pun insya Allah mereka Muslimin yang setia kepada Islam dan cinta kepada NKRI,” ujar Bachtiar. (MNM/)

Sumber :Salam-Online

12 Ilustrasi Kasih Sayang Manusia di Zaman Modern Ini Bikin Miris

12 Ilustrasi Kasih Sayang Manusia di Zaman Modern Ini Bikin Miris


10Berita - Perubahan era yang dipengaruhi oleh teknologi mempengaruhi perilaku dan pandangan hidup masyarakat. Orang-orang yang punya ketulusan sedikit demi sedikit semakin berkurang.

Manusia era sekarang terdorong untuk berorientasi pada uang. Dari situ, hubungan antar sesama semakin terkikis keintimannya. Berikut adalah beberapa gambaran hubungan sesama manusia zaman sekarang, dihimpun dari meaww.com.

1. Kekayaan mengalahkan ketulusan cinta.

2. Orangtua yang membatasi kemajuan anaknya karena tidak mampu mengimbangi.

3. Apakah benar cinta membuat terbelenggu?

4. Menolong didasari imbalan.

5. Membantu tapi pamer.

6. Lebih memilih yang membuat ‘padam’ asalkan tampil keren daripada yang membuatnya ‘menyala’.

7. Ayah berkorban banyak dan anak tak kunjung membalas.

8. Bekerja untuk semakin memperkaya orang yang sudah kaya.

9. Anak bergerak berdasarkan keinginan orangtua.

10. Dari perceraian, anak yang menjadi korban.

11. Metode mengasuh anak yang begitu membelenggu.

12. Membantu yang bisa membuat aksinya tampak.



Sumber :islamidia.com

Tetap Tenang Meski Diejek, Siapakah Dia?

Tetap Tenang Meski Diejek, Siapakah Dia?

10Berita , Sekembalinya dari Isra Mikraj, Rasulullah SAW pergi ke Masjidil Haram. Ketika Abu Jahall melintas di hadapannya, Rasulullah SAW langsung menceritakan kepadanya bahwa tadi malam dirinya diperjalankan ke Masjidil Aqsa. Kemudian Abu Jahal tersenyum mengejek.

Ia berkata, “Engkau mengatakan bahwa engkau telah pergi ke Baitulmakdis tadi malam, lalu pagi-pagi sudah berada kembali di tengah-tengah kami?” Rasulullah menjawab mantap, “Benar”.

Dikisahkan dari Ensiklopedia Alquran bahwa Abu Jahal seolah-olah memperoleh kesempatan berharga untuk menanamkan keraguan kepada orang lain perihal kebenaran kenabian Muhammad SAW. Sekaligus untuk menegaskan kebenaran tentang yang pernah mereka (kaum kafir Quraisy) dakwahkan bahwa  Muhammad SAW kehilangan keseimbangan akalnya dan sudah sinting

Namun demikian, Abu Jahal khawatir jika Rasulullah SAW dapat menyangkal dari fitnahnya. Karena itu ia berkata, “Apakah engkau juga memberitahukan kaummu apa yang engkau katakan padaku sekarang?” Beliau menjawab, “Ya”. Lalu Abu Jahal meninggalkan beliau dan berteriak lantang, “Wahai segenap Bani Ka’ab bin Lu’ay, kemarilah, kemarilah!”

Ketika mereka sudah berkumpul di sekelilingnya, Abu Jahal segera menceritakan kepada mereka apa yang telah didengarnya dari Rasulullah SAW. Akibatnya, sebagian orang keluar dari Islam. Kemudian sebagian kaum musyrik segera mendatangi Abu Bakar ash-Shiddiq untuk memberitahukan apa yang dikatakan Nabi Muhammad SAW. Mereka berharap Abu Bakar juga keluar dari Islam.

Abu Bakar dengan tenang mendengar celotehan mereka, lalu berkata, “Jika Muhammad berkata demikian, ia benar. Ia adalah orang yang benar lagi terpercaya, yang sama sekali tak pernah berdusta. Aku bahkan membenarkan kabar yang lebih dari itu. aku membenarkan setiap kabar dari langit yang disampaikannya baik pagi maupun petang.”

Serombongan kaum musyrik mendatangi Rasulullah SAW di antara mereka terdapat sejumlah orang yang sebelumnya pernah perhi ke Baitulmakdis dan melihat Masjidil Aqsa. Mereka berkata, “Jika engkau benar-benar pernah pergi ke Baitulmaqdis,  gambarkan Masjidil Aqsa pada kami!”

Rasulullah SAW menjawab, “Pada awalnya, sulit bagiku untuk menggambarkannya. Lalu masjid itu didatangkan padaku dan aku melihatnya sehingga dapat menggambarkannya.” Artinya Allah SWT menjadikan Masjidil Aqsa terpampang di pelupuk mata Rasulullah SAW. Dengan demikian, Deliau dapat menerangkan masjid tersebut secara rinci kepada kaum musyrik.

Kaum musyrik tahu sepanjang hidup Rasulullah SAW belum pernah pergi ke Baitulmaqdis. Meskipun demikian mereka tetap tidak merasa puas. Rasulullah SAW berharap, dapat memuaskan mereka agar mau memeluk Islam. Beliau lalu menyebutkan kepada mereka sejumlah bukit yang kebenarannya tak terbantahkan.

Beliau berkata, “Aku melewati unta bani fulan di Rauha’. Mereka sedang mencari untanya yang hilang. Aku mengambil segelas air di sana lalu meminumnya. Tanyakanlah kepada mereka tentang itu.” Rasulullah SAW menambahkan, “Aku juga melewati unta-unta di Tan’un, dan unta yang paling depan berwarna abu-abu, di atasnya terdapat dua buah karung yang terikat. Ia akan datang kepada kalian saat matahari terbit.”

Meskipun yang dikatakan Rasulullah SAW itu benar adanya, mereka tetap enggan memeluk Islam. Bahkan, mereka mengatakan, “Ini adalah sihir yang nyata!” Namun demikian, cahaya Islam mampu menembus gelapnya kebodohan dan kekufuran di Semenanjung Arabia.

Sumber :Republika.co.id

Gerakan Gila Bernama 212

Gerakan Gila Bernama 212


10Berita – Banyak keanehan dan sulit dipikir nalar dalam gerakan 212 yang baru merayakan ulang tahun perdana. Ribuan atau mungkin jutaan orang bisa menyemut dalam satu tempat di waktu subuh. Di waktu kedua mata sedang asyik terlelap dan bermimpi.

Ada yang datang bergerombol dari luar pulau, ada yang bawa keluarga dengan mobil pribadi dari luar kota, ada yang naik motor, sepeda ontel, hingga ada yang rela berjalan kaki. Ini acara reuni paling aneh yang pernah terjadi.

Mereka rela mengorbankan waktu liburan, mereka ikhlas merogoh uang tabungan, mereka tulus berbagi makanan dan minuman. Tak ada satu pun yang merusak taman. Apa yang mereka cari…?

Apakah 212 gerakan politik…? Ya, mereka memang gerakan politik. Secara kasat mata kita melihat gerakan ini mampu menumbangkan rezim arogan yang memiliki banyak kekuatan. Kekuatan logistik hingga kekuatan mesin pembentuk opini publik.

Apakaj 212 gerakan ekonomi…? Ya, mereka memang gerakan ekonomi. Secara kasat mata kita melihat banyak sekali koperasi 212 Mart berdiri di pemukiman. Semua berlomba menjadi investor, pengelola dan sekadar menjadi konsumen. Mereka mampu menciptakan pasar dan membuat supermarket populer deg-degan.

Apakah 212 gerakan pendidikan…? Ya, mereka memang gerakan pendidikan. Banyak tempat kajian bermunculan, banyak orang hijrah dan rajin ke pengajian. Banyak yang berusaha kembali mempelajari dan memahami ajaran Alquran. Banyak yang berubah menyikapi arti kehidupan. Banyak pula pemeluk agama lain yang tersadarkan bahwa Islam adalah agama perdamaian.

Apakah 212 gerakan propaganda? ya, mereka memang gerakan propaganda. Mereka merambah ke dunia maya. Melawan segala bentuk fitnah dan kabar yang menyesatkan. Mereka mengubah citra menjadi fakta. Muslim Cyber Army kian menggurita. Entah dimana kantornya, entah siapa pemimpinnya. Mereka bergerak senyap tapi pasti seperti semut-semut Ibrahim yang memadamkan api.

Jadi 212 gerakan apa sebenarnya…? Entahlah, saya sebut saja ini gerakan gila. Gila karena tak masuk di akal. Gila karena seperti tak normal dibanding gerakan lainnya. Gerakan ini bukan strategi para taipan, bukan pula strategi dari rezim kekuasaan. 212 adalah gerakan yang skenarionya langsung dari Tuhan.

Aksi 212 membawa pesan bahwa kehendak Tuhan tak bisa dilawan. Ini sudah menjadi janji-Nya dalam Alquran. Wamakaru Wamakarallah Wallahu Khairul Makiriin (Mereka punya skenario, Allah punya skenario, dan Allah sebaik-baiknya pembuat skenario) – Al Imran 54 (kl/ts)

Penulis: TB Ardi Januar

Sumber : Eramuslim

Harus Dicontoh, Ditinggal Massa Reuni 212, Lapangan Monas Tetap Kinclong

Harus Dicontoh, Ditinggal Massa Reuni 212, Lapangan Monas Tetap Kinclong


10Berita - Ratusan ribu massa alumni aksi 212 hari ini memadati lapangan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, untuk bereuni. Setelah beberapa jam diduduki massa, ternyata kebersihan Monas tetap terjaga. Bahkan rumput dan bunga-bunga di taman masih tertata rapi.

Hal itu terlihat setelah massa meninggalkan kawasan Monas seusai agenda reuni berakhir, Sabtu (2/12/2017) siang. Sama halnya dengan

aksi-aksi bertajuk Bela Islam yang marak jelang Pilkada DKI Jakarta 2017 beberapa waktu lalu, massa selalu mengutip sampah seusai aksi berlangsung. Kebiasaan itu pun terulang saat Reuni 212 hari ini.

Saat aksi berakhir massa ikut memungut sampah-sampah-sampah seperti plastik, kertas, botol minuman lalu memasukkannya ke kantong hitam. Dan walaupun dipadati ratusan ribu orang, taman-taman Monas masih terlihat rapih dan terjaga.

Apalagi spanduk-spanduk imbauan agar peserta menjaga kebersihan disajikan dengan kata-kata humor. "Menantu idaman adalah yang bisa jaga kebersihan dan kerapihan taman," tulis spanduk tersebut.

Tim menamakan diri Laskar Pembela Islam (LPI) memang sudah ditugaskan untuk menjaga rumput-rumput di Monas agar tidak diinjak-injak oleh massa. "Dilarang untuk menginjak-injak rumput mas," kata Eko, seorang anggota LPI saat ditemui di kawasan Monas.(aya/sin)

Sumber : kabarsatu.news

Rasul Pendidik Masyarakat dengan Fanatisme Kesukuan yang Kuat

Rasul Pendidik Masyarakat dengan Fanatisme Kesukuan yang Kuat

10Berita , Dalam Alquran surat al-Ahzab ayat 21, Allah berfirman yang artinya, "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik". Sepanjang hayatnya, Nabi Muhammad SAW membimbing umat manusia menuju kebaikan di dunia dan akhirat. Pembawa risalah Islam ini merupakan guru kehidupan yang paripurna. Keteladanannya tidak habis-habis menginspirasi setiap generasi, baik Muslim maupun non-Muslim.

Sebelum Rasulullah SAW lahir pada 12 Rabiul Awwal Tahun Gajah (571 Masehi), bangsa Arab hidup dalam kabilah-kabilah dengan fanatisme kesukuan yang kuat. Semangat fanatisme itu kadangkala hanya didasarkan pada emosi yang menyulut konflik tanpa berpikir jernih. Seorang pemimpin kabilah tidak segan-segan memaklumkan perang terhadap kabilah lain bilamana merasa tersinggung akan sebuah persoalan. Pada akhirnya, rakyat biasa dapat menjadi korban kepentingan politik kekuasaan.

Bahkan sebelum risalah kenabian datang, sosok Nabi Muhammad SAW sudah menampilkan keteladanan dalam berpikir jernih. Hal ini tampak dari peristiwa renovasi Kabah di Makkah, sebagaimana diuraikan Nur Kholis (2002) dalam disertasinya untuk McGill University Kanada. Saat itu, Nabi Muhammad SAW baru berusia 35 tahun. Masyarakat Makkah hampir selesai memperbaiki Kabah agar dapat difungsikan kembali sebagai pusat kegiatan spiritual.

Masalah mulai terasa ketika Hajar al-Aswad hendak dibawa ke tempatnya semula pada dinding Kabah. Setiap pemimpin kabilah bersikeras untuk meletakkan kembali Hajar al-Aswad sebagai tanda kehormatan. Perang antarkabilah mungkin saja terjadi bila tidak ada dialog. Para pemimpin kabilah akhirnya menyepakati bahwa siapapun yang pertama kali memasuki Kabah esok pagi hari itu berhak menengahi persoalan mereka. Ternyata, orang itu adalah Nabi Muhammad SAW. Semua pemimpin kabilah tampak gembira begitu mengetahui sang al-Amin menjadi penengah mereka. Sejak belia, Nabi Muhammad SAW sudah dikenal masyarakat Makkah sebagai orang yang adil dan terpercaya.

Setelah menyimak persoalan mereka, Nabi Muhammad SAW membentangkan sorbannya dan menaruh Hajar al-Aswad di atas sorban itu. Alih-alih membawa batu mulia itu sendirian, Nabi Muhammad SAW mengajak setiap tokoh dari kabilah-kabilah yang berbeda untuk memegang ujung sorban tersebut. Dengan begitu, setiap kabilah sama-sama meletakkan Hajar al-Aswad ke tempat semula. Demikianlah Rasulullah SAW secara halus mengajarkan kepada mereka untuk mengatasi masalah tanpa menimbulkan persoalan baru.

Rasulullah SAW juga mengajarkan apa-apa yang pada zaman kini diistilahkan demokrasi. Sebelum Islam menyebar luas, masyarakat Jazirah Arab memberlakukan piramida sosial secara ketat. Seorang budak dilucuti hak-haknya sebagai manusia. Anak perempuan dikubur hidup-hidup lantaran dipandang sebagai aib ayahnya. Tidak ada hukum kecuali si kaya dan berkuasa bersikap sekehendak hati terhadap kaum miskin dan lemah. Kesamaan hak sama sekali tidak dikenal.

Rasulullah SAW menunjukkan bahwa setiap manusia berkedudukan sama di hadapan Allah. Pembedanya hanyalah iman dan ketakwaan. Rasulullah SAW meluruhkan kasta-kasta sosial yang selama ini membelenggu masyarakat Arab. Sebagai contoh, lanjut Nur Kholis, adalah pendirian masjid pertama dalam sejarah Islam. Saat itu, Nabi Muhammad SAW baru saja berhijrah dari kota kelahirannya ke Madinah bersama dengan Abu Bakar ash-Shiddiq.

Sumber :Republika.co.id

‘Si Buta dari Gua Hantu’ Turun Gunung ke Reuni Akbar 212

‘Si Buta dari Gua Hantu’ Turun Gunung ke Reuni Akbar 212

10Berita - Beragam lapisan masayarakat bergabung dalam Reuni Akbar 212. Bahkan, ‘Si Buta dari Gua Hantu’ turun gunung untuk mengikuti reuni di Monas.

Ditengah lautan manusia yang didominasi pakaian serba putih, ada satu orang berpakaian serba hijau berdiri di depan pintu gerbang Lapangan Monas dekat Patung Kuda. Siapa sangka pria itu adalah ‘Si Buta dari Gua Hantu’.

‘Si Buta’ yang hadir di Reuni Akbar 212 adalah Ma’ruf, pria asal Tangerang yang datang dengan pakaian ala tokoh utama di sinetron laga awal era 2.000an. Dia hadir ke Monas lengkap dengan dengan tongkat dan boneka kera.

“Saya ingin bertemu dengan kawan-kawan saya. Karena di sini banyak kawan saya,” ujarnya saat ditemui Kiblat.net di Kawasan Monas, Sabtu (02/12/2017).

Ma’ruf menilai Reuni Akbar 212 merupakan simbol persatuan, dan terus menjaganya. Dia juga berharap pemerintah untuk tidak mengkriminalisasi ulama.

“Saya minta kepada pemerintahan kita bahwa ulama harus dijaga. karena dia warosatul anbiya,” terangnya.

Pria asal Tangerang itu juga menekankan bahwa peran ulama sangat penting di negeri ini. Sebab, mereka juga penjaga persatuan umat.

“Kalau nggak ada ulama apa jadinya kita,” tukasnya.

Menurut pantauan Kiblat.net, Ma’ruf cukup mendapat perhatian dari peserta aksi. Beberapa dari peserta meminta foto dengan Ma’ruf.

Sumber : kiblat.net

UBN: Perpecahan Terjadi karena Jauh dari Al-Quran

UBN: Perpecahan Terjadi karena Jauh dari Al-Quran

10Berita - JAKARTA–Ketua GNPF Ulama Bachtiar Natsir menyatakan perpecahan yang selama ini terjadi, berakar pada 2 hal. Yaitu jauhnya umat dari Al Qur’an dan adanya pengelompokan-pengelompokan terhadap umat Islam.

Untuk kasus yang pertama, beliau menyindir masih banyak yang tidak sholat subuh berjama’ah dan mendahulukan membaca Whatsapp dibanding Al Qur’an.

Yang kedua adalah masih adanya gesekan dalan internal umat Islam dikarenakan beberapa perbedaan, seperti organisasi, madzhab, dll.

“Demi Allah, tidak pernah ada di hati saya bahwa NU, Anshor dan Banser melarang saya ceramah. Yang ada adalah karena saya yang jarang silaturahim kepada mereka,” tegasnya.

Berikutnya beliau mengajak agar umat Islam tidak membuka kembali luka sejarah. “Pernah ada luka sejarah di masa lalu. Masyumi pernah kecewa dengan NU, dan NU kecewa dengan Masyumi. Itu adalah ijtihad para pendahulu kita,” kata beliau.

“Kini kita umat Islam perlu membuat ijtihad baru, yaitu bersatunya semua kekuatan Islam baik yang tradisional maupun modernis di Indonesia. Hilangkan syak wasangka, lupakan luka sejarah. Kita menatap masa depan Islam yang baru di Indonesia”, lanjutnya.

Persatuan perlu terus diupayakan karena ada pihak-pihak yang ingin agar umat terus berseteru.

“Mereka, musuh agama dan negara, tidak peduli kamu ini bajunya putih atau hijau, tidak perduli kamu NU atau Muhammadiyah, mereka tidak perduli bangsa negara ini hancur. Yang mereka mau adalah kita umat berpecah belah, bawa lari kekayaan Indonesia yang luar biasa ini,” pungkasnya. []

Reporter: Tommy
Editor: Rifki

Sumber : Islampos.com

Pemuda Palestina Hancurkan Tembok Pemisah Buatan Israel

Pemuda Palestina Hancurkan Tembok Pemisah Buatan Israel

10Berita - PALESTINA—Para pemuda Palestina dilaporkan telah menghancurkan dan menjebol gerbang besi yang dibangun Israel sebagai tembok pemisah ilegal di desa Anata, timur laut Yerusalem.

Menurut laporan Memo mengutip Juru bicara gerakan Fatah di kamp pengungsi Shuafat mengatakan, sejumlah pemuda menghancurkan sebuah gerbang besi dengan alat pembongkaran pada Jumat (1/12/2017).

Bagian yang dibongkar persis pada bagian tengah Tembok Pemisah di desa Anata. Tembok tersebut memisahkan desa dari permukiman ilegal Pisgat Ze’ev.

Juru bicaratersebut menambahkan, pasukan pendudukan Israel langsung menyerbu desa dan bentrokan pun pecah. Pasukan menggunakan bom suara dan gas air mata serta tembakan peluru berlapis karet.

Puluhan orang menderita sesak napas dan salah satu pemuda terkena tembakan peluru karet di perutnya. Tembok pemisah dibangun Israel pada tahun 2002, berdiri setinggi delapan meter, atau dua kali lebih tinggi dari Tembok Berlin Jerman.

Tembok tersebut memisahkan desa dan warga Palestina dari tanah mereka sendiri dan membelah masyarakat menjadi dua kelompok.

Pada 2004, Mahkamah Internasional (ICJ) meminta agar tembok tersebut dibongkar dan diberi label sebagai “ilegal.” Pasalnya tembok pemisah tersebut telah menimbulkan masalah ekonomi dan sosial yang sangat besar yang bagi rakyat Palestina. Meski begitu tembok pemisah itu masih berdiri kokoh hingga hari ini. []

Sumber : Islam pos