OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 08 Desember 2017

Ceritakan Tragisnya Penculikan Kyai oleh PKI, Pria Ini Menangis

Ceritakan Tragisnya Penculikan Kyai oleh PKI, Pria Ini Menangis

10Berita , Jakarta- Berbicara kekejaman PKI Indonesia di Jawa Timur, Muhammad Said berkali-kali mengusap air mata. Ia tak kuasa menahan tangis ketika menceritakan para PKI menculik salah satu ulama Jawa Timur, Kyai Imam Mursyid.

Ia menegaskan bahwa PKI itu sangat licik. Saat itu, PKI membacakan dalil Al-Quran sebelum menculik Kyai Mursyid.

“Ada utusan PKI yang ingin menculik kyai. Orang PKI itu berdiri di depan pondok, lalu PKI ndalil. ‘Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum jika kaum tidak mengubah keadaan’,” ujarnya ketika di kantor Komnas HAM, Jakarta pada Jumat (08/12/2017).

Setelah membacakan dalil, utusan PKI tersebut utusan PKI tersebut membawa Kyai Mursyid yang alasannya diajak musyawarah soal negara di Kantor Kecamatan. Namun, ia merasa janggal dengan arah kepergian utusan PKI yang membawa Kyai Mursyid.

“Kyai Imam Mursyid dibawa ke barat pondok, padahal kecamatan di selatan pondok,” terangnya.

Said menjelaskan, ternyata Kyai Mursyid dibawa ke sebuah pabrik gula. Dan di pabrik gula tersebut sudah ada ratusan PKI dan para Kyai. Para Kyai pun dibantai di pabrik gula tersebut.

“Ada yang pura-pura mati yaitu Kyai Rokib. Sehingga bisa menggali sejarahnya. Saya mendapatkan cerita ini dari kakak saya, karena dia sakit. Saya yang mewakilkan,” tuturnya.

Korban kekejaman PKI, Jumari

Sementara itu, saksi kekejaman PKI, Jumari mengatakan bahwa di daerah asalnya, Ngawi, umat Islam dikumpulkan di sebuah bangunan. Mereka yang tertawan diberi kesempatan untuk bebas asal berhasil melewati kobaran api yang telah terlebih dahulu melahap bangunan itu. Walhasil, tak ada satupun yang lolos dari si jago merah.

“Setelah keluar tidak ada yang selamat. Karena di luar sudah ditunggu tentara merah,” ungkap kakek 89 tahun ini.

Reporter: Taufiq Ishaq
Editor: Syafi’i Iskandar

Sumber : Kiblat.

Wow, Pasca Kesalahan Fatal Abu Janda di ILC, Nampak Panji Rasulullah di Aksi Banser

Wow, Pasca Kesalahan Fatal Abu Janda di ILC, Nampak Panji Rasulullah di Aksi Banser


10Berita - Publik sedang diramaikan dengan pengakuan Amerika Serikat bahwa Yerussalem merupakan ibukota Israel. Kaum muslimin tentu saja tidak menyepakati hal tersebut.

Salah satu yang merespon adalah NU, dengan organisasi Banser dan GP Anshor nya yang mengadakan aksi mengutuk Amerika Serikat dan Israel atas pengambil alihan  kota Yerussalem.

Hal ini nampak dalam sebuah video yang diunggah akun UAS Fans hari ini (8/12). Menariknya, dalam aksi tersebut nampak adanya panji Rasulullah, yakni bendera bertuliskan tauhid di atas kain berwarna hitam.

Ini mengingatkan dengan kejadian beberapa hari lalu dimana saat acara ILC, Abu Janda yang dalam akun nya mengaku sebagai anggota Banser mengatakan bahwa bendera tersebut bukan panji Rasulullah, dan justru mengatakan bendera Utsmani lah yang merupakan panji/bendera Rasulullah.

Pernyataan tersebut kemudian diluruskan oleh ustadz Felix Siauw.

Semoga keberadaan panji Rasulullah pada aksi Banser menunjukkan sinyal positif umat Islam akan semakin kuat dan bersatu ke depannya. Aamin

Sumber :www.tribunislam.com

Israel Negara Palsu, Trump Harus Berhitung Ulang

Israel Negara Palsu, Trump Harus Berhitung Ulang

10Berita , JAKARTA – Menyikapi keputusan AS yang akan memindahkan ibu kota Israel dari Tel Aviv ke Yerussaelm (Al-Quds), Dewan Pengurus Pusat Hidayatullah menyatakan sikap. Pernyataan sikap yang ditandatangani Ketua Umum DPP Hidayatullah Nashirul Haq Lc, MA dan Sekretaris Jendral Ir Candra Kurnianto, Jumat (8/12) itu terdiri dari sembilan poin.

Pertama, Pemerintah Amerika Serikat melalui keputusan Presiden Donald Trump memindahkan Kedutaan Besar negaranya dari Tel Aviv ke Al-Quds (Jerusalem) serta mengklaim kota itu sebagai ibukota negara palsu bernama “Israel”.

Kedua, sikap pemerintah Donald Trump itu hanya menegaskan sekali lagi posisinya sebagai pendukung utama penjajahan Zionis Israel atas Masjidil Aqsha, Baitul Maqdis, dan atas seluruh rakyat dan wilayah Palestina yang berlawanan dengan prinsip-prinsip perdamaian dunia.

Ketiga, pengakuan Donald Trump bahwa Yerusalem sebagai ibukota Israel adalah keputusan yang sangat berbahaya. Ini akan memicu kemarahan dan kebencian dunia Islam kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Trump harus berhitung ulang dengan keputusannya itu.

Karena itu, sekaranglah saatnya negara-negara Muslim dan Arab yang tergabung dalam OKI untuk melakukan perlawanan dan penolakan. Allah SWT telah memberikan momentum kepada kita untuk bersatu, bergerak dan melawan. Semoga peristiwa ini menjadi jalan menuju kemerdekaan Palestina dan pembebasan Masjidil Aqsha.

Keempat, keputusan itu juga menyingkap wajah asli Amerika Serikat yang sejak 1948 di depan masyarakat Internasional selalu berpura-pura sebagai penengah antara Palestina dan Zionis Israel, lewat berbagai perundingan, yang sebenarnya hanya sandiwara untuk memberi waktu lebih panjang bagi Zionis Israel untuk memperluas wilayah rampasan dan jajahannya.

Kelima, bagi kaum Muslimin Indonesia yang dengan seksama membaca Alquran dan meneladani sejarah hidup Rasulullah SAW serta sejarah pembebasan Masjidil Aqsha baik pada zaman Rasulullah SAW, Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq, Khalifah ‘Umar bin Khattab, dan Panglima Shalahuddin Al-Ayyubi, kita memahami bahwa keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh pihak-pihak semacam Donald Trump hanya akan mempercepat kehancuran penjajah dan para pendukungnya.

Keenam, dengan kerendahan hati dan niatan ikhlas, Hidayatullah menyerukan kepada seluruh umat Islam di manapun berada, khususnya di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, untuk tetap istiqamah mendidik generasi muda yang beriman, berakhlak mulia, cerdas, rela berkorban, dan istiqamah sebagaimana generasi para sahabat dan penerusnya sampai generasi ini layak mendapatkan pertolongan dan kemenangan
dari Allah.

Ketujuh, Hidayatullah juga mengingatkan seluruh keluarga dan para pendidik Muslimin Indonesia supaya tak henti menjelaskan kepada anak-anak, remaja dan pemuda kita bahwa perjuangan panjang membebaskan Masjidil Aqsha akan selalu berusaha dilemahkan lewat perang aqidah dan pemikiran (seperti pornografi, gerakan pemurtadan, sekularisasi, pluralisme, liberalisasi, dan aliran-aliran sesat).

Kedelapan, Hidayatullah menitipkan agar keluarga-keluarga dan para pendidik Muslimin Indonesia senantiasa mengajak anak-anak, remaja dan para pemuda kita untuk terus-menerus:

a. Mendoakan para Mujahidin pembebas Masjidil Aqsha di garis depan
b. Menyebarluaskan informasi yang sahih tentang Masjidil Aqsha
c. Menginfaqkan sebagian harta untuk keluarga-keluarga kita yang bersabar di garis
depan Palestina, Baitul Maqdis dan Masjidil Aqsha
d. Menyiapkan iman, ilmu, akhlak dan amal untuk membebaskan Masjidil Aqsha

Kesembilan, Hidayatullah mengingatkan setiap pribadi Muslim Indonesia untuk terus menguatkan persatuan dan kesatuan di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita mohon kepada Allah Ta’ala agar dijadikan sebagai bagian dari kekuatan shaf umat Islam yang akan menghadirkan perdamaian sejati di muka bumi.

Sumber : Republika.co.id

Walikota London: Trump Tak Paham Politik Perang

Walikota London: Trump Tak Paham Politik Perang

 

Walikota London, Sadiq Khan. (eramuslim.com)

10Berita – London. Walikota London, Sadiq Aman Khan, mengecam keputusan Trump yang mengklaim Al-Quds sebagai ibukota bagi entitas zionis, Israel. Menurut Khan, seperti dilansir dari aa.com.tr/ar, Jumat (08/12/2017), keputusan Trump itu sangat berbahaya.

Saat diwawancarai Geo News, Khan mengatakan, “Saya sangat khawatir. Trump tidak paham dengan politik perang. Ia juga tidak menyadari besarnya penghinaan yang telah ditimbulkan.”

Selain itu, Khan juga menyeru pada dunia untuk mendesak Trump agar menyadari kesalahan dari putusannya tersebut. “(Dunia, red) harus bersatu untuk mengatakan pada Trump bahwa keputusannya itu salah. Selain juga untuk menekan dia agar menarik kembali keputusannya,” tambah Khan.

Khan melanjutkan, “Al-Quds harus menjadi bagian dari perundingan damai. Seluruh dunia meyakini hal itu. Trump juga harus mengubah cara pandangnya terhadap Islam dan muslimin.”

Menurut laporan, Khan saat ini sedang melakukan kunjungan resmi ke Pakistan. Menurut sebagian media, kunjungan tersebut merupakan yang pertama kali dilakukan oleh Walikota London. (whc/dalwatuna)

Sumber: Anadolu Ajansi Arabic, dakwatuna.com

Kajian Pasca ILC: Menyingkap Makna Keadilan

Kajian Pasca ILC: Menyingkap Makna Keadilan

Ribuan warga Ciamis, Jawa Barat melukan aksi jalan kaki menuju Monas, Jakarta. (jpnn.com)

10Berita – Dewasa ini kita diramaikan dengan bagaimana cara bernegara dengan berbagai perspektif. HTI mengatakan kita dapat mencapai negara yang adil dan makmur hanya dengan khilafah. Sedangkan NU dan segolongan lain menganggap khilafah adalah sebuah konsensus, dan Mahfudz MD menyebutkan bahwa Indonesia ini juga khilafah, namanya khilafah Indonesia.

Pada reuni 212 kemarin disinggung bahwa umat Islam harus bersatu untuk melawan segala kezhaliman yang ada di bumi pertiwi ini. Sebenarnya semua upaya itu dilakukan demi mencapai kata adil. Keadilan adalah ibarat tujuan akhir dari perjalanan suatu negara. Keadilan adalah suatu hal yang amat dicari-cari oleh semua orang saat ini. Sebenarnya apakah keadilan itu?

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (An-Nahl: 90)

Apa itu keadilan? Menurut para fuqaha, keadilan adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya. Lawan dari keadilan ialah zhalim, dan sebesar-besarnya zhalim ialah syirik kepada Allah SWT. Seorang pemimpin harus berlaku adil terhadap apa yang dipimpinnya, hal itulah yang amat besar pengaruhnya dalam kepemimpinan. Keadilan hanya dapat tercapai jika orang itu muslim bukan orang Syiah apalagi Kristen, Katholik, Buddha dsb. Karena kata adil berasal dari bahasa Arab maka pemahamannya berangkat dari agama Islam. Adil yang pertama kali dilakukan seorang pemimpin adalah memberikan Allah SWT haknya untuk disembah dan ditaati, tidak bisa non-muslim itu berlaku adil. Setelah adil kepada Allah SWT baru bisa kita adil dengan apa yang kita pimpin.

Adil bukan saja berbicara tentang pembagian 50:50 itulah konsep keadilan menurut barat. Suatu ketika ada seorang wanita aktivis feminisme yang berdebat dengan seorang kyai,

“Kyai, kami ini para perempuan sudah menjadi kaum yang tertindas selama berabad-abad. Kami dijadikan pembantu, diinjak-injak, menjadi konco wingking dan pembantu lelaki, pokoknya kami harus berontak!”

“Berontak bagaimana?” tanya kyai dengan senyum. “Kami ini dilarang poliandri, padahal lelaki dengan seenaknya poligami, kami dilarang menikah dengan non-muslim padahal lelaki bebas menikah dengan siapa saja.” Lanjut feminis itu kyai hanya termanggut-manggut.

“Kami harus berontak kami ini tidak hanya mengurusi anak, kami harus tegakkan emansipasi wanita!” teriaknya.

Kyai langsung menjawab,” Bagaimana caramu emansipasi itu kalau kau meninggalkan tugasmu sebagai ibu?” “Kami harus kerjakan apa yang selama ini dikerjakan lelaki dan lelaki harus gantian mengurus anak”. Dengan mantap menjawab. “Boleh, saya suka kalau seperti itu silakan kamu memanjat pohon kelapa, ambil kelapanya untuk saya, saya akan memandikan anakmu, kan emansipasi!“ Jawab singkat kyai dengan setengah tertawa. Seketika wanita tersebut terdiam dan pergi dengan malu.

Menurut Prof. Dr. Yunahar Ilyas, Lc., keadilan tak hanya sebatas kesetaraan hak, akan tetapi keadilan adalah proporsionalitas hak dan kewajiban itu sendiri. Tidak tepat bagi seorang ayah memberi uang saku anaknya yang sedang kuliah di luar negeri dengan anaknya yang masih bersekolah SD dengan nominal yang sama, itu tidak adil namanya.

Maka dari itu keadilan terbangun di atas tiga asas yakni,

‘Iffah

Dapat diartikan memelihara diri dari segala perbuatan maksiat. Dapat dibayangkan ketika seorang pemimpin yang sehari-harinya berbuat maksiat apalagi diikuti oleh rakyatnya pasti Allah akan menimpakan adzab yang pedih kepada mereka. Seperti kisah Firaun yang ditenggelamkan karena berkata, “Aku tuhanmu yang paling tinggi.” (Nazi’at: 24) Firaun minta untuk disembah, setelah itu Allah adzab dengan menenggelamkannya. Selain itu ada fenomena yang sangat mengejutkan kita akan tetapi masih ditutup-tutupi. Yakni fenomena rusaknya kampung di DKI Jakarta diterpa badai topan karena penduduknya 100% mendukung penista agama.

Syajaah

Dapat diartikan berani melawan kezhaliman yang merajalela. Seorang pemimpin harus berani menghadapi apapun. Baik itu menghadapi dirinya maupun orang lain. Apalagi berani memberantas kemaksiatan di negeri ini. “Barangsiapa yang mendapati suatu kezhaliman hendaknya ia mengubah kezhaliman itu dengan kekuasaannya…” (HR. Bukhari) Bahkan menurut Nabi SAW kekuasaan adalah alat nomor wahid untuk memberantas kezhaliman, maka dari itu keberanian mutlak diperlukan.

Hikmah

Dapat diartikan memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan dan kebijakan dengan tepat serta bisa mengutarakan pelajaran dari keputusannya. “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu. Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya. dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk,” (An-Nahl: 125) Seorang pemimpin harus bijaksana dalam menentukan keputusan, karena bijaksana merupakan cerminan Allah SWT.

Di luar ketiga asas tersebut keadilan akan pincang, ketika keadilan menjadi pincang tunggulah jatuhnya suatu negara. Apakah keadilan di Indonesia ini pincang? Wallahua’lam bishawab.(arsyad/)

Sumber:dakwatuna.com

Mengungkap Mitos Pembawa Sial

Mengungkap Mitos Pembawa Sial

10Berita ,  JAKARTA -- Banyak mitos masih bertebaran tentang pembawa sial. Tak terkecuali di kawasan perkotaan. Pembawa sial dipercaya bisa berbentuk beragam hal. Mulai orang, barang, hingga angka tertentu. Misalnya saja, kita masih sering melihat banyak lift di pusat perbelanjaan atau hotel tidak mau menggunakan nomor tertentu untuk penanda lantainya. Si pengelola percaya jika menggunakan angka tersebut akan membawa sial. Maka, angka itu pun ditambah dengan huruf untuk mengganti angka yang dianggap mendatangkan kerugian.

Begitu pula dengan penanggalan. Sebagian masyarakat kita masih percaya ada tanggal baik dan tanggal buruk. Tanggal baik akan dipilih untuk waktu penyelenggaraan pernikahan, khitanan, dan acara besar lainnya. Sebaliknya, tanggal buruk akan dijauhi karena khawatir bisa mendatangkan malapetaka bagi acara yang diselenggarakan.

Orang bahkan bisa dicap sebagai pembawa sial. Syahdan, ada seorang wanita yang menikah dengan teman sekerjanya. Setelah berkeluarga, mereka pun kerap mengalami cobaan, seperti bencana, sakit, kerugian, dan kecelakaan. Kejadian buruk itu sudah terjadi sebelum keduanya menikah. Hanya, suami dan keluarganya berprasangka bahwa istrinyalah pembawa sial. Jiwa sang istri pun tertekan karena adanya prasangka tersebut.

Bila ditilik dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sial artinya tidak mujur dan segala usahanya selalu tidak berhasil (seperti sukar mendapat rezeki, sukar mendapat jodoh). Sesuatu yang dianggap membawa ketidakmujuran atau pertanda buruk pun dikatakan sebagai pembawa sial. Mufti Agung Al Azhar Mesir Prof Dr Ali Jum'ah Muhammad mengatakan, anggapan adanya pertanda buruk pada sesuatu adalah salah satu tradisi kaum jahiliyah. Tradisi ini dihapuskan dan terlarang di dalam Islam.

Tak kurang, Firaun dan pengikutnya pernah menuding Musa sebagai pembawa sial. Tudingan itu disampaikan saat Allah mencabut kebaikan berupa kesuburan, kelapangan, dan kesehatan. Saat itu, Mesir dilanda musim kemarau yang panjang. Paceklik terjadi dan tumbuh-tumbuhan tak mau menghasilkan pangan. Padahal, dahulu mereka hidup dalam kemakmuran. Firaun lantas menuduh musibah itu disebabkan Musa. Allah pun berfirman bahwa kesialan yang mereka alami merupakan ketetapan dari Allah. Sedangkan, banyak di antara mereka yang tidak mengetahui (QS al-Araf [7] 130-131).

Pada zaman jahiliyah, masyarakat Makkah menganggap datangnya burung malam atau kadang disebut burung hantu sebagai penanda sial. Sebagian orang berkeyakinan kalau rumahnya didatangi burung tersebut, ada salah seorang dari penghuninya yang akan wafat. Pada masa Rasulullah SAW hidup, ada sebagian orang yang berkeyakinan bahwa bulan Safar sebagai bulan kedua tahun Hijriyah adalah bulan sial dan penuh bala. Acara bepergian serta aktivitas pun dibatalkan karena mitos ini. Mitos juga terjadi bahwa pada Rabu terakhir di bulan Shafar, diturunkan 320 ribu bala. Bahkan, ada yang menyebarkan hadis palsu tentang bulan Shafar, yakni, "Barang siapa yang bergembira dengan keluarnya bulan Shafar maka aku akan berikan kabar gembira dengan surga".

Rasulullah memang pernah bersabda tentang adanya kesialan pada tiga hal. Hanya, hadis itu harus ditempatkan pada konteksnya. "Tidak ada penularan penyakit dan tidak ada ramalan sial, tapi terdapat kesialan pada tiga: kuda, perempuan, dan rumah." (Muttafaq alaih). Dalam hadis ini, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa maksud kesialan di sini adalah kesialan yang dapat mendatangkan permusuhan dan bencana. Bukan anggapan sebagian orang yang meyakini bahwa ketiga hal tersebut dapat membawa sial.

Ini terbukti dalam hadis lainnya yang diriwayatkan Sa'ad bin Abi Waqqash RA. Rasulullah SAW bersabda, "Tiga hal yang membuat bahagia: istri yang jika kamu lihat menyenangkanmu dan jika kamu tinggalkan maka kamu merasa tenang atas dirinya dan hartamu, hewan tunggangan yang berjalan cepat sehingga dapat membawamu menyusul para rekanmu dan rumah yang luas dengan banyak fasilitas. Dan tiga hal yang termasuk kesusahan: Istri yang jika kamu lihat maka ia menjengkelkanmu, suka menjelekkanmu dengan mulutmu dan jika kamu tinggalkan kamu tidak tenang atas dirinya dan  hartamu, hewan tunggangan yang lambat, jika kamu pukul maka ia akan menurutimu, tapi jika kamu biarkan maka ia tidak akan membawamu menyusul para sahabatmu dan rumah yang sempit yang tidak mempunyai banyak fasilitas."

Saat ditanya tentang hari sial, Muktamar ke-3 Nahdlatul Ulama (NU) di Surabaya pun memilih pendapat yang tidak membolehkan. Fatwa Muktamar NU pun memutuskan, "Barang siapa yang bertanya tentang hari sial dan sesudahnya maka tidak perlu dijawab, melainkan dengan berpaling, menganggap bodoh tindakannya dan menjelaskan keburukannya, dan menjelaskan bahwa semua itu merupakan kebiasaan orang Yahudi, bukan petunjuk bagi orang Islam yang bertawakal kepada penciptanya yang tidak pernah menggunakan hisab (perhitungan hari baik dan buruk)."

"Sedangkan, keterangan mengenai hari-hari apes dan semacamnya yang dinukil dari Ali karramallahu wajhah adalah batil dan merupakan suatu kebohongan yang tidak memiliki dasar. Karena itu, berhati-hatilah kalian dari hal-hal tersebut."

Dari penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa menganggap sesuatu mendatangkan kesialan adalah dilarang dalam syariat Islam. Karena segala sesuatu berjalan sesuai dengan kekuasaan Allah. Nomor, barang, atau istri seseorang tidak mungkin mendatangkan kebaikan atau keburukan bagi seseorang. Wallahu a'lam.

Sumber: Republika.co.id

Ribuan Warga Palestina Siap Syahid Demi Pertahankan al-Aqsha

Ribuan Warga Palestina Siap Syahid Demi Pertahankan al-Aqsha


10Berita – Ribuan warga Palestina di Betlehem bergabung dalam aksi demonstrasi bertajuk Hari Kemarahan, Kamis kemarin (7/12). Aksi ini digelar untuk memprotes dan menolak keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) mengakuiYerusalem sebagai ibu kota Zionis-Israel.

Aksi demonstrasi menentang keputusan AS ini tidak hanya diikuti kalangan pria saja, tapi juga wanita dan anak-anak. “Saya melihat orang-orang dalam demonstrasi yang tidak pernah melakukan demonstrasi semacam ini,” ungkap salah satu warga Palestina yang berpartisipasi dalam aksi tersebut, Rabee Alsos, dikutip laman Aljazirah.

Menurut Rabee, memang wajar bila seluruh kalangan masyarakat Palestina turun ke jalan untuk memprotes dan menolak keputusan AS mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Zionis-Israel. Yerusalem dan Masjid Al Aqsha sangat berarti bagi semua orang di sini, bahkan anak-anak. “Keputusan (AS) ini adalah sebuah kesalahan besar,” ujarnya.

Ramzi, seorang anak Palestina berumur 15 tahun adalah salah satu anak-anak yang bergabung dalam aksi demonstrasi di Betlehem. Kendati masih terbilang sangat muda, Ramzi tampak sudah sangat memahami tentang status Yerusalem. Ia menilai keputusan Trump sangat bias Israel dan mendukung okupasi yang dilakukannya.

Ia meminta, Trump untuk meminta maaf kepada rakyat Palestina atas pengakuannya yang keliru terkait Yerusalem. “Kita siap mengorbankan diri kitauntuk Yerusalem. Saya siap untuk tidur di gang-gang Yerusalem sampai ia dibebaskan, kata Ramzi.

Jihad, pemuda Palestina berumur 24 tahun, mengaku, akan tetap melakukan perlawanan terhadap tentara-tentara Israel yang berupaya membubarkan demonstrasi warga Palestina. “Kami tidak memiliki senjata atau pesawat untuk melawan tentara ini. Kami tahu melempar batu-batu ini tidak banyak berdampak, tapi ini adalah simbol penolakan kami terhadap keputusan Trump,” ucapnya.

Ia menilai, keputusan Trump tidak hanya keliru dan tidak adil, tapi juga menunjukkan kedunguannya. “Bagaimana Trump bisa memberikan tanah yang tidak dia miliki?,” kata Jihad.

Kepala Komite Koordinasi Perjuangan Rakyat Betlehem Munther Amira mengatakan keputusan Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Zionis-Israel jelas bertentangan dengan hukum internasional dan melawan hak-hak warga Palestina. Trump tidak hanya mengumumkan bahwa Yerusalem adalah ibu kotaIsrael. “Dia telah menunjukkan kepada kita bahwa AS dan Israel adalah sama,” ujar Amira.

Trump telah mengumumkan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada Rabu (6/12). Dengan keputusannya tersebut, AS menjadi negara pertama di dunia yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Zionis-Israel.(kl/aljz)

Sumber : Eramuslim

Pigai: Diplomasi Abal-abal, Jokowi Tak Bisa Lihat Gajah di Pelupuk Mata

Pigai: Diplomasi Abal-abal, Jokowi Tak Bisa Lihat Gajah di Pelupuk Mata


10Berita - Pada saat ini, semoga sudah berada di milenium kemanusiaan (human right millennium) dimana para penjahat kemanusiaan adalah orang-orang yang dimusuhi umat manusia (hostis humanis generis).

Pelaku kejahatan kemanusiaan tidak ada tempat berlindung di bawah kolong langit ini (no save heaven).

Indonesia boleh ribut dan marah untuk mendukung bangsa Palestina atas kejahatan bangsa Israel. Tetapi kita juga jangan sewot dan kebakaran jenggot kalau negara lain mendukung dan mengecam kejahatan (penangkapan, penganiayaan, penyiksaan dan pembunuhan) di bawah pimpinan Jokowi atas bangsa Papua melanesia.

Solidaritas Indonesia atas bangsa Palestina tidak sekedar karena adalah solidaritas atas kesamaan agama (ukhuwah Islamiyah).

Solidaritas bangsa-bangsa Papua melanesia juga bukan karena sekedar kesamaan bangsa melanesia tetapi lebih dari sekedar itu, yaitu intervensi kemanusiaan (humanitarian intervension) yang melampaui batas-batas negara bangsa (borderless).

Cara pandang Pemerintah atas bangsa Palestina itu memang penting baik secara simbolik diplomatik tetapi juga substansial kepedulian kemanusiaan.

Tetapi Jokowi jangan lupa peribahasa kuno bangsa Melayu bangsanya sendiri bahwa "gajah di pelupuk mata tak tampak, semut di seberang lautan tampak. Indonesia cenderung melihat kejahatan kemanusiaan di bangsa lain tetapi tragedi yang menimpa ribuan rakyat Papua bangsa melanesia di negerinya sendiri tuli dan bisu.

Penulis: Natalius Pigai (Komisioner HAM)

Sumber : Portal-islam.id

Protes Trump, Warga Kristen Palestina Matikan Lampu Natal

Protes Trump, Warga Kristen Palestina Matikan Lampu Natal


10Berita – Gelombang protes masih terjadi di Palestina akibat keputusan sepihak presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yerusalem alias Al-Quds sebagai ibu kota Zionis-Israel.

Salah satunya, warga kristiani Palestina mematikan lampu-lampu yang menghiasi pohon natal di dekat Gereja Besar Church of Nativity di Bethlehem. Tindakan ini berlangsung sejak Rabu (6/12) malam waktu setempat.

Seperti dilansir Reuters, Kamis (7/12), gereja tersebut dipercaya sebagai lokasi kelahiran Isa Almasih. Di dekatnya juga terdapat makam pemimpin besar Palestina, Yasser Arafat.

“(Lampu-lampu) pohon natal itu dimatikan atas perintah wali kota hari ini sebagai bentuk protes terhadap kebijakan Trump,” kata Fady Ghattas, seorang kepala bagian media pada Pemerintah Kota Bethlehem, seperti dikutip Reuters, Kamis (7/12).

Menurutnya, masih belum dapat dipastikan kapan lampu-lampu hiasan pohon natal itu akan dinyalakan kembali. Sebagai informasi, gereja ini menjadi salah satu destinasi wisata rohani umat Kristen sedunia, khususnya menjelang Natal, 25 Desember.

Di wilayah Palestina, komunitas Kristen diketahui juga menentang keputusan sepihak orang nomor satu di AS tersebut. Warga Kristen dan Muslim di Palestina juga sering menjadi korban kebiadaban Zionis-Israel.

Sebelumnya, para pemuka umat Kristen di Yerusalem mengirimkan sebuah surat terbuka kepada Donald Trump. Seperti dilansir Haaretz, Kamis (7/12), dalam surat itu, mereka meminta Trump mengakui status Yerusalem sebagai kota internasional.

“Nasihat dan permohonan kami kepada Amerika Serikat adalah untuk meneruskan pengakuan status internasional kini atas Yerusalem. Perubahan apa pun terkait status internasional Yerusalem itu akan menyebabkan kerusakan yang tak bisa dibenarkan lagi (pada upaya-upaya perdamaian),” demikian penggalan isi surat itu, seperti dikutip Haaretz, Kamis (7/12).(kl/)
Sumber: rol,  Eramuslim

Tanggul Muara Baru Jebol, Pengusaha terlibat Reklamasi Diminta Ditangkap

Tanggul Muara Baru Jebol, Pengusaha terlibat Reklamasi Diminta Ditangkap



10Berita,-JAKARTA , Jebolnya Tanggul Muara Baru beberapa Hari yang lalu, hingga merugikan pemerintah Propinsi DKI Jakarta da  Masyarakat Jakarta Utara akibat pembangunan Reklamasi Teluk Jakarta tidak bisa dibiarkan saja.

Demikian diungkapkan Front Rakyat Tolak Reklamasi dalam keterangannya kepada voa-islam, Jakarta, Kamis Kemarin (7/12/2017)

"Karena kejadian itu disebabkan Proyek Reklamasi, maka Pengusaha yang melakukan Reklamasi harus diproses aparat kepolisian dan segera ditangkap, Karena pengerjaan Proyek itu ilegal," kata Amirullah Hidayat Ketua Front Rakyat Tolak Reklamasi.

Menurut Amirullah, Polisi tidak bolej diam saja harus segera menangkap Pengusaha yang terlibat,  sebab ini sudah banyak menimbulkan kerugian yang disebabkan Reklamasi, termasuk menangkap pejabat yang kongkalikong dengan pengusaha baik itu di tingkat pemerintah Pusat maupun Pemerintaha Propinsi DKI yang Selama ini membiarkan Reklamasi berjalan.

"Apalagi kita ketahui bersama, Sekretaris Daerah Propinsi DKI telah di periksa oleh Komisi Pemberantas Korupsi, Ujar Amirullah yang juga Ketua Kornas Fokal IMM.

Amirullah menegaskan, Front Rakyat Tolak Reklamasi yang terdiri dari gabungan beberapa organisasi sosial dan Mahasiswa  akan terus sampai titik darah penghabisan, menolak reklamasi, serta akan melawan arogansi pengusaha dan pejabat yang terlibat.

"Dan kita meminta kepada Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk tidak takut dengan tekanan dari siapapun dan kekuatan manapun yang ingin reklamasi berjalan, kita siap menghadapi mereka apapun resikonya. Ini semua demi kedaulatan dan masa depan bangsa di masa depan," tandas Amirullah Kader Muda Muhammadiyah ini. (bilal/voa-islam)

Sumber : Voa-islam.com