OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 15 Desember 2017

Enggan Segera Pindahkan Kedubes ke Yerusalem, Menlu AS Diancam Ini

Enggan Segera Pindahkan Kedubes ke Yerusalem, Menlu AS Diancam Ini

10Berita - WASHINGTON—Meski Presiden AS Donald Trump menyatakan akan segera memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Yerusalem dalam waktu dekat, namun Menteri Luar Negeri Rex W. Tillerson malah menyatakan sebaliknya. Rex menyatakan pemindahan kantor tersebut tidak akan dilakukan segera, namun kerangka waktunya paling lambat 2020.

“Saat ini belum akan terjadi apa-apa. Kemungkinan besar paling cepat tiga tahun, dan itu pun sangat ambisius,” kata Rex seperti dikutip dari New York Times, Rabu (13/12/2017).

Trump sendiri secara resmi telah mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada pekan lalu. Trump tidak menandatangi memo yang membuatnya bisa menangguhkan pemindahan kedubes AS di Israel ke Yerusalem, hal itu menandakan bahwa dirinya ingin segera memindahkan kedubesnya itu.

Akan tetapi para pejabat pemerintahan AS mengatakan ada alasan fungsional dan logistik yang menyebabkan Paman Sam tidak bisa membuka kedubes baru di Yerusalem dalam waktu dekat ini.

Rex Tillerson yang pernah mencaci Trump dengan kata-kata “moron”, saat ini terancam dipecat oleh Trump. Kabarnya Rex bakal digantikan Mike Pompeo, mantan anggota Kongres yang kini menjadi direktur CIA. []

Sumber : Islampos.

Ini Agenda pada Aksi Bela Palestina Besok Lusa

Ini Agenda pada Aksi Bela Palestina Besok Lusa

ali muhtadin/hidayatullah.com

Konferensi pers MUI di Jakarta, Jumat (15/12/2017) menyambut Aksi Bela Palestina, Ahad (17/12/2017).

10Berita – Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan menggelar Aksi Bela Palestina besok lusa, Ahad (17/12/2017) di Lapangan Medan Merdeka, Monas, Jakarta.

Aksi tersebut akan dimulai pukul 06.00 pagi sampai pukul 10.30 siang (WIB). Namun dipersilakan shalat subuh berjamaah di lapangan Monas.

“Kami membuka mulai shalat subuh dan kemudian diharapkan mereka (jamaah) sudah mengambil tempat,” kata Wasekjen MUI Ustadz Zaitun Rasmin dalam konferensi pers terkait aksi di Kantor MUI, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (15/12/2017).

Baca: KH Ma’ruf Amin Serukan Masyarakat Indonesia Hadiri Aksi Bela Palestina


Aksi tersebut kemudian akan diisi dengan orasi-orasi para tokoh atau pimpinan ormas yang hadir.

“Ada orasi dari pimpinan MUI, Muhammadiyah, NU, FPI, ada dari ormas lainnya,” lanjutnya.

Selain itu, katanya, acara juga akan diselingi dengan nasyid-nasyid untuk membuat suasana yang berbeda.

Bukan hanya pimpinan ormas, lanjut Zaitun, para ulama juga nanti akan hadir untuk menunjukan solidaritasnya terhadap Palestina.

“Ada Aa Gym, Arifin Ilham. Bahkan Arifin Ilham harusnya ada jadwal di Kepulauan Seribu tapi insya Allah beliau bisa hadir,” tandasnya.

Selain itu, nanti akan ada delegasi yang akan masuk ke Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia di samping selatan lapangan Monas untuk menyampaikan tuntutan.

Baca: UBN: Kedubes AS Akan Buka dan Terima Delegasi Aksi Bela Palestina


Dalam konpers di MUI tadi, turut hadir Ketua Umum MUI KH Ma’ruf Amin dan pengurus MUI lainnya.* Ali Muhtadin

Rep: Admin Hidcom

Editor: Muhammad Abdus Syakur

Sumber : Hidayatullah.com

Wajar Aja Internet Indonesia Sering Bikin Emosi Setengah Mati, Rankingnya Jauh di Bawah Negara Lain!  

Wajar Aja Internet Indonesia Sering Bikin Emosi Setengah Mati, Rankingnya Jauh di Bawah Negara Lain!

 

10Berita - Tebak deh berapa pengguna internet di Indonesia saat ini.


Ternyata tahun 2017 jumlahnya sudah mencapai 132 juta pengguna lho! Angka itu berdasarkan laporan Tetra Pax Index yang dilansir Detik. Dan lebih mengejutkan lagi, sekitar 40%-nya ternyata memakai internet buat akses media sosial. Sebenarnya kalau lihat angka yang fantastis itu nggak heran juga sih, soalnya hampir semua aktivitas manusia modern sekarang memanfaatkan internet. Mulai dari cari makan, cari barang-barang rumah tangga, komunikasi sama kerabat jauh, sampai cari jodoh! Hampir semua bisa dilakukan dibalik layar gawai.

Tapi ternyata tingginya pengguna internet itu nggak dibarengi sama kualitas koneksi yang memadai. Akibatnya banyak banget orang mengeluhkan internet Indonesia super lemot. Kecepatan download juga jangan ditanya. Mau pakai mobile broadband atau fixed broadband juga sama aja. Tahu nggak beda keduanya?

Jadi kalau mobile broadband itu koneksi internet yang berasal dari perangkat mobile kayak modem, Wi-Fi, atau tethering dari smartphone. Dimanapun berada, selama ada kartu SIM dengan jaringan 2G, 3G, atau 4G disertai sinyal yang oke, kamu tetap bakal bisa akses internet. Sedangkan kalau fixed broadband berasal dari kabel telepon atau kabel jaringan khusus. Di Indonesia sendiri ada banyak jasa penyedia layanan ini

Nah, sebenarnya apakah negara lain merasakan penderitaan kayak yang kita rasakan ini? Berikut Hipwee News & Feature telah merangkum daftar peringkat koneksi internet beberapa negara dunia, dilihat dari kecepatannya. Wah, Indonesia nomor berapa ya~

Pertama kita lihat dari koneksi fixed broadband. Kalau kategori ini, Indonesia hanya berada di peringkat 93 dengan kecepatan download hanya 13,38 Mbps!

Advertisement

Koneksi fixed broadband di Indonesia via sumsel.tribunnews.com

Data ini berdasarkan laporan Speedtest Global Index, sebuah lembaga yang memang kerjanya membuat daftar negara dengan kecepatan internetnya dan memperbarui datanya setiap bulan. Untuk koneksi fixed broadband, dari 133 negara yang terdaftar, Indonesia ada di peringkat 93 lho dengan kecepatan download cuma 13,38 Mbps. Sedangkan di Asean, Indonesia ada di rangking 7. Untuk posisi pertama sedunia dipegang oleh Singapura dengan kecepatan download 153,85 Mbps! Beda jauh banget ya sama kita.. Nah, berikut daftar daftar negara dengan koneksi fixed broadband tercepat se-Asean.

SingapuraThailandVietnamMalaysiaBrunei DarussalamFilipinaIndonesiaKambojaLaosMyanmar

Khusus di koneksi mobile broadband, Indonesia bahkan nggak masuk ranking 100 besar dunia lho! Selisih jauh banget sama Singapura, padahal tetanggaan

Koneksi mobile broadband di Indonesia via beta.genmuda.com

Sedangkan untuk koneksi mobile broadband, Indonesia ada di peringkat 106 dari 122 negara yang didata lho. Kecepatan downloadnya cuma 9,73 Mbps! Lebih sedih lagi ya. Di posisi pertamanya dipegang oleh Norwegia yang kecepatan downloadnya 62,66 Mbps. Kalau dipersempit lagi jadi se-Asean, Indonesia ada di peringkat terakhir alias peringkat ke-10! Luar biasa. Kalau mau tahu daftar negara dengan koneksi mobile broadband tercepat se-Asean, lihat aja list-nya di bawah ini.

SingapuraVietnamMalaysiaKambojaLaosThailandFilipinaMyanmarBrunei DarussalamIndonesia

Speedtest Global Index juga punya data negara mana aja yang paling gencar meningkatkan koneksi internetnya lho. Ini dilihat dari persentase kenaikannya

Perbaikan infrastruktur termasuk cara meningkatkan kualitas koneksi internet via www.blogdimas.net

Meski saat ini Laos ada di peringkat 85 untuk koneksi mobile broadband-nya, tapi ia jadi negara nomor 1 yang paling gencar improvisasi lho. Terhitung dari 2016-2017, peningkatannya mencapai 249.5%! Sedangkan untuk koneksi fixed broadband-nya, nomor 1 yang paling tinggi peningkatannya adalah negara Reunion, mencapai 141.5%. Lalu, dimana posisi Indonesia?

Kita kayaknya patut berbangga hati, meskipun kalau secara umum Indonesia nggak masuk sebagai negara yang paling tinggi improvisasinya, tapi kita ada di daftar negara dengan populasi terbesar yang gencar memperbaiki kualitas internet lho. Mau tahu daftarnya? Nih, simak deh di bawah ini.

Dilihat dari mobile broadband:

PakistanIndiaBrazilJepangAmerika SerikatRusiaIndonesiaCinaBangladeshNigeria

Dilihat dari fixed broadband:

IndiaCinaAmerika SerikatJepangIndonesiaBrasilPakistanRusiaBangladeshNigeria


Tapi ya tetap aja, miris gitu rasanya kalau sadar koneksi kita masih jauh dari kata sempurna, apalagi kalau dibandingkan sama negara-negara maju di luar sana. Padahal jumlah pengguna internet di Indonesia masuk 10 terbesar di dunia lho. Apalagi internet sekarang seolah udah jadi pusat dari segala aktivitas manusia. Segala transaksi keuangan bisa dilakukan lewat internet. Ya, wajar juga kalau dari segala aspek Indonesia juga jadi ketinggalan. Menurutmu gimana?

Sumber: Hipwee

Pemohon Menangis Setelah MK Tolak Gugatan Pasal Zina dan LGBT, Menangisi Nasib Bangsa Ini…

Pemohon Menangis Setelah MK Tolak Gugatan Pasal Zina dan LGBT, Menangisi Nasib Bangsa Ini…

 10Berita – Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan uji materi (judical review) pasal Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) tentang zina, kumpul kebo dan hubungan sesama jenis, Kamis (14/12/2017). Dalam pertimbangannya, hakim menyatakan ketentuan tersebut telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Keputusan MK ini tidak bulat. Ada empat orang hakim MK yang memberi pendapat berbeda (dissenting opinion) termasuk Ketua MK Arief Hidayat, dan tiga hakim MK lain yakni Anwar Usman, Wahidudin Adams, dan Aswanto. Empat hakim itu menyatakan ketentuan tersebut bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak mendasarkan pada norma agama dan sinar ketuhanan.

Permohonan ini diajukan oleh Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Euis Sunarti dan sejumlah orang lainnya. Pemohon melakukan uji materi ayat 1 sampai 5 pasal 284 KUHP tentang perzinaan, pasal 285 KUHP tentang pemerkosaan, dan pasal 292 KUHP tentang homoseksual lantaran dianggap mengancam ketahanan keluarga.

MEREKA MENANGIS?

Iya. Mereka menangis.

Ketika Judicial Review Delik Delik Kesusilaan terkait Perzinahan, Perkosaan dan LGBT ditolak oleh 5 Hakim MK. Dan diperjuangkan oleh 4 Hakim MK lainnya. Termasuk Pak Ketua Arief Hidayat, Pak Wakil Ketua Usman Anwar, Pak Wahidduddin Adams serta Pak Aswanto.

Mereka menangis bukan untuk diri mereka sendiri.

Tetapi untuk bangsa ini.

Mereka menangis karena memikirkan bagaimana beratnya keluarga Indonesia, mendidik dan menyelamatkan anak anaknya/keluarganya untuk menjadi anak anak/ keluarga yang memegang konsep moral yang baik.

Mereka yang selama ini tidak hanya memikirkan keluarganya, tapi juga keluarga bangsa ini.

Mereka yang selama ini mendampingi keluarga-keluarga yang anggotanya memiliki permasalahan dengan LGBT, perzinahan, perkosaan, KDRT dll.

Tetapi perjuangan memang belum selesai.

“Kami tentu sedih karena kami berharap banyak ini lembaga yang memang kami harapkan karena kami bergerak dari masyarakat dari level bawah mengetahui besarnya masalah ini di lapangan. Kami tahu magnitude persoalan ini sedemikian rupa. Kami tetap akan berjuang lewat jalur yang akan kami perjuangkan,” ucap Eius seusai sidang pengucapan putusan di gedung MK, Jalan Merdeka Barat, Kamis (14/12/2017), seperti dikutip detikcom.

Mereka dengan dukungan dan bantuan doa kita semua akan melanjutkan perjuangannya. Sampai titik nafas terakhir. Insya Allah. [beritaislam24h.info / pi]

Sumber : Berita Islam 24H

Muslim Kanada Berjuang Perbaiki Citra Islam

Muslim Kanada Berjuang Perbaiki Citra Islam

10Berita ,  JAKARTA — Sebuah jajak pendapat di Forum 2016 menemukan, bahwa 28 persen orang Kanada tidak menyukai umat Islam, dibandingkan dengan 16 persen orang yang tidak menyukai orang-orang Aborigin, yang tanahnya ditempati oleh orang-orang Eropa. Pada 2017, Angus Reid Insitute and Faith di Kanada menunjukkan bahwa 46 persen orang Kanada menegaskan bahwa Islam merusak Kanada.

Sementara 13 persen mengatakan, bahwa hal Islam bermanfaat. Satu-satunya kelompok agama lain yang tidak percaya di Kanada adalah orang Sikh. Yayasan Hubungan Ras Kanada, Asosiasi untuk Studi Kanada dan Perusahaan Broadcast Canadian , semuanya telah melaporkan bahwa lebih banyak jumlah orang Kanada khawatir dengan umat Islam.

Beberapa faktor nampaknya menjadi penyebabnya. Salah satunya, adalah perilaku beberapa Muslim di luar negeri, seperti Daesh (yang memproklamirkan diri sebagai kelompok Negara Islam) atau Al-Qaeda atau pelaku bom bunuh diri atau pembunuh yang membunuh orang-orang yang tidak bersalah, atau orang-orang yang mereka anggap menghina Islam, sambil menangis "Allahu Akbar".

Sementara pemimpin Kanada yang bertanggung jawab menegaskan, bahwa Islam adalah agama damai dan bahwa umat Islam paling menderita akibat terorisme. Beberapa pemimpin Kanada, seperti mantan Perdana Menteri Stephen Harper, tampaknya menyamakan terorisme dengan Islam. Harper bahkan menghindari menghadiri upacara kelompok utama Muslim, yang mengabdi kepada Kanada dengan dedikasi setiap hari.

Wujud kejahatan utamanya adalah Islamofobia. Berbicara atas nama kebebasan, mereka mengutuk Islam dan Muslim, serta bersikeras bahwa Muslim berusaha menerapkan peraturan Syariah pada semua orang Kanada. Hal ini dinilai tidak masuk akal. Karena umat Islam yang mungkin jumlahnya sekitar satu setengah juta di negara berpenduduk 35 juta itu, tidak mungkin memaksakan Syariah pada orang lain. Kebanyakan Muslim di Kanada adalah sekuler dan mematuhi hukum Kanada. Semua jajak pendapat menunjukkan, bahwa umat Islam menyukai Kanada sebagaimana adanya, dan tidak ingin tinggal di tempat lain.

Namun, Islamofobia telah menorehkan ketakutan tentang Islam dengan kedok kebebasan berbicara. Mereka kadang-kadang diundang oleh kelompok ekstremis seperti Liga Pertahanan Yahudi untuk mempromosikan kebencian. Terkadang, pihak berwenang melarang pembicara semacam itu dengan alasan bahwa mengkhotbahkan kebencian terhadap kelompok yang dapat diidentifikasi adalah sebuah kejahatan. Namun, hal itu tidak menghalangi orang-orang yang membenci untuk mencoba dan mencoba lagi.

Karena itu, Seorang pensiunan jurnalis sekaligus pegawai negeri sipi di Kanada, Mohammed Azhar Ali Khan mengatakan, sudah menjadi tanggung jawab Muslim sendiri untuk memperbaiki hubungan dengan sesama orang Kanada dan untuk memperbaiki citra Islam. Jajak pendapat juga menunjukkan, bahwa orang-orang Kanada yang memiliki kontak dengan umat Islam membentuk kesan yang lebih baik tentang Muslim dan Islam sebagai hasilnya.

Namun, orang-orang Muslim, seperti orang-orang Kanada lainnya, khawatir dengan tantangan kehidupan sehari-hari. Termasuk, memenuhi kebutuhan hidup, membesarkan anak-anak secara produktif, mencari nafkah dan melakukan pekerjaan rumah tangga. Beberapa relawan untuk komunitas kerja, yang mungkin atau tidak, termasuk yang membantu organisasi dan masjid Muslim.

Sebagai pendatang baru di Kanada, umat Islam pada awalnya ingin memastikan bahwa anak-anak mereka mempertahankan agama dan budaya mereka sembari merangkul cara hidup orang Kanada. Kini, jumlah umat Islam telah berkembang dan tantangannya telah beralih ke kebutuhan untuk membantu orang-orang yang rentan di masyarakat. Misalnya, orang tua, janda, orang yang sakit mental, pemuda terjebak pada kejahatan, narkoba dan ekstremisme, penyandang cacat, korban Alzheimer dan sebagainya.

Beberapa umat Muslim juga mengembangkan hubungan antaragama dengan orang-orang Kanada dari agama lain, dan mendiskusikan nilai-nilai bersama mereka. Akan tetapi, kebutuhan saat ini juga menekankan pada kerja sama untuk mempromosikan hak asasi manusia bagi semua orang Kanada dan untuk mengembangkan hubungan dengan kelompok hak asasi manusia. Kelompok Muslim dinilai lamban dalam melakukan penyesuaian ini.

Penekanan mereka umumnya adalah membangun dan memelihara masjid. Mereka umumnya tidak berpikir untuk melayani masyarakat secara memadai dan mengembangkan ikatan yang lebih dekat dengan orang-orang Kanada lainnya. Karena itulah, Ali Khan menekankan perlunya adanya pendekatan baru untuk memenuhi kebutuhan spiritual dan temporal umat Muslim di Kanada dewasa kini. Ia meyakini, perubahan itu muncul walaupun perlahan. 

Sumber : Republika Online

Memangnya Zina dan LGBT Sesuai dengan Pancasila?

Memangnya Zina dan LGBT Sesuai dengan Pancasila?

10Berita - Ini pertanyaan serius, negeri yang mayoritas muslim, kok bisa tidak mempidanakan kumpul kebo alias zina? LGBT pun tidak melanggar hukum…

Katanya ideologinya Pancasila, memangnya zina dan LGBT sesuai dengan Pancasila? Katanya Pancasila lahir dari Islam, padahal Islam sendiri tegas dan keras mengharamkan Zina dan LGBT…

Kalau Pancasila melegalkan zina dan LGBT berarti pancasila bertentangan dong dengan Islam??

Jika kita anti Zina dan anti LGBT kita dikatain anti Pancasila anti NKRI… begitu?

Serius Nanya…

Komen yg bisa jawab….

Via FB Kaffah Net

(nahimunkar.org)


Sumber : Nahimunkar.com

Jimly Ajak Anggota ICMI Tidak Ikut Aksi Bela Palestina 17 Desember

Jimly Ajak Anggota ICMI Tidak Ikut Aksi Bela Palestina 17 Desember

10Berita – Majelis Ulama Indonesia (MUI) beserta elemen masyarakat akan menggelar ‘Aksi Bela Palestina’ di Kedubes Amerika Serikat, Jakarta. Namun, Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie malah menganjurkan anggotanya tidak ikut dalam aksi tersebut.

Jimly menyarankan agar anggota ICMI memilih cara lain guna menyuarakan penolakan atas klaim sepihak Presiden AS Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

“Saya anjurkan kaum intelektual enggak usah ikut demo, tapi kita harus setuju menolak Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel,” kata Jimly di Jakarta, Jumat (15/12).

Meski begitu, Jimly mengimbau semua orang mengekspresikan kekecewaannya akibat klaim sepihak Trump itu. Namun, kata dia, harus melalui cara yang tepat.

“Ekspresikan saja kekecewaan, tapi kita tak boleh salah,” ujarnya.

Diketahui, Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Zaitun Rasmin mengatakan, MUI Pusat akan memimpin unjuk rasa bersama kaum Muslimin untuk membela Palestina di depan Kedubes Amerika Serikat, Jakarta Pusat, Minggu (17/12/l).

Dalam aksi ini, Ketua Umum MUI Prof Ma’ruf Amin akan turun langsung bersama umat Islam untuk berunjuk rasa.

Presiden Joko Widodo sebelumnya menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerja sama Islam (OKI) mengenai Palestina pada Rabu, 13 Desember 2017. Dalam KTT Luar Biasa itu Presiden menyampaikan penolakan rakyat Indonesia atas pengakuan sepihak Amerika Serikat.

Sumber : Eramuslim

Aksi Bela Palestina, Ketua PBNU: Ini Aksi Persatuan

Aksi Bela Palestina, Ketua PBNU: Ini Aksi Persatuan

10Berita - JAKARTA–Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Marsudi Syuhud menyatakan Aksi Bela Palestina 17 Desember 2017 adalah aksi persatuan umat Islam Indonesia sebagai solidaritas kepada umat Islam Palestina.

“Inilah aksi persatuan untuk menjaga ukhuwah,” katanya kepada Islampos.com Kamis (14/12) di Gedung MUI Pusat, Menteng, Jakpus.

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua MUI bidang Ukhuwah menilai aksi 171217 adalah kesempatan untuk bersama menyerukan Palestina menjadi negara yang merdeka.

“Ini adalah kesempatan bersama untuk menyerukan Palestina menjadi negara yang merdeka,” pungkasnya.

Seperti diketahui, pada Ahad 17 Desember 2017 mendatang, Majelis Ulama Indonesia bersama ormas-ormas Islam akan menggelar Aksi Bela Palestina di Lapangan Monas. []

Reporter: Tommy

Sumber : Islampos.

Anies Resmi Cabut Dua Raperda Reklamasi

Anies Resmi Cabut Dua Raperda Reklamasi

 


Anies R Baswedan

10Berita - JAKARTA Gubernur DKI Jakarta Anies R Baswedan resmi mencabut dua Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) terkait reklamasi, yakni Raperda tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta dan Raperda tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta sudah menyerahkan Raperda Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta (RTRKS Pantura) serta Raperda tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (RZWP3K) ke pemerintah provinsi pada Kamis (14/12/2017), menurut Gubernur Anies Baswedan.

“Sudah diserahkan kemarin. Kita akan melakukan pengkajian. Jadi kita cabut raperdanya,” kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (15/12).

“Dengan dicabutnya perda itu, maka tidak ada pembahasan di 2018,” katanya.

Anies mengatakan bahwa selanjutnya pemerintah provinsi akan membentuk tim untuk mengkaji penataan wilayah dengan memperhatikan faktor sosiologis, ekonomi, keamanan dan geografi.

“Karena Jakarta ini sebuah ibu kota sehingga pantai di Jakarta punya nilai strategis secara nasional, bukan sekadar pantai-pantai,” ujar Anies.

Pemerintah Provinsi, menurut dia, sudah mempersiapkan tim yang akan merumuskan penataan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di DKI Jakarta serta merancang peraturan daerah baru sebagai landasan hukumnya.

Rancangan peraturan daerah baru akan dibuat untuk memastikan tidak ada masalah yang timbul akibat penarikan dua rancangan peraturan daerah terkait reklamasi tersebut.

“Semua konsekuensi pencabutan raperda ini, dibuat landasan hukumnya, sehingga kegiatan kita yang utama pada fase ini memastikan tidak ada banjir, rob, tidak ada limpahan ke warga yang paling penting,” terang Anies.

Dalam kampanye pemilihan gubernur dan wakil gubernur, Anies dan Sandiaga Uno berjanji memanfaatkan seluruh wilayah pantai Jakarta untuk kepentingan rakyat dan kepentingan umum.

Sumber: Antara, Salam Online

Bangsa Indonesia Peduli Palestina

Bangsa Indonesia Peduli Palestina

Al Riyadh

Hubungan erat: M Natsir bersama Syeikh Muhammad Amin Al-Husaini (Mufti Palestina) dan Hassan Al-Hudaibi adalah Mursyid Am Ikhwanul Muslimin

Oleh: Mahmud Budi Setiawan

 

KEPEDULIAN Bangsa Indonesia terhadap Palestina dalam perjalanan sejarah tidak perlu diragukan. Pasalnya, baik sebelum atau sesudah kemerdekaan Negara Indonesia, kepedulian ini senantiasa tercermin bahkan hingga detik ini. Para tokoh dan pahlawan bangsa Indonesia dalam sepak terjangnya selalu menyempatkan diri untuk memberikan solidaritas agar negara yang terjajah ini bisa terbebas dari kolonialisme.

Sebelum kemerdekaan misalnya, ada beberapa contoh menarik yang bisa diangkat dalam tulisan ringkas ini. Adalah KH. Saifuddun Zuhri, salah satu tokoh kenaman NU yang pernah menjabat sebagai Menteri Agama RI, dalam buku “Guruku Orang-Orang Pesantren (2001: 390-392) menceritakan bahwa pengurus Nahdlatul Ulama (NU) pada tanggal 12 November 12 November 1938 meminta seluruh partai dan organisasi umat Islam serta Pimpinan WARMUSI (Wartawan Muslim Indonesia) agar memberi dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina.

Sebagai kepedulian terhadap Palestina, pernah PBNU menganjurkan ‘qunut nazilah’. Seruan ini sampai membuat KH. Machfud Shiddiq yang menjadi Ketua NU saat itu dipanggil oleh Pemerintahan Belanda pada 27 Januari 1929. Bahkan, Kiai besar seperti Hasyim Asy’ari pun juga menyerukan hal demikian. Bagi beliau, ‘qunut nazilah’ sebagai suatu bentuk kewajiban solidaritas Umat Islam. Apa yang dilakukan oleh Kiai NU ini, memang benar-benar menggambarkan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa umat Islam itu bagaikan satu tubuh. Bila ada satu anggota tubuh sakit, maka anggota lain turut merasakannya.

Lebih dari itu, menurut catatan M. Riza Sihbudi dalam buku “Palestina: Solidaritas Islam dan tata Politik Dunia” (1992: 113) bahwa pemimpin-pemimpin bangsa Indonesia juga begitu peduli terhadap Palestina. Katanya, “Sosok seperti Tjokroaminoto, H.A. Salim, Bung Karno, Bung Hatta dan banyak lagi, secara vokal menyuarakan, secara lisan dan melalui tulisan, jiwa solidaritas Indonesia terhadap nasib rakyat Palestina.”

Baca: NU, Indonesia dan Palestina


Haji Agus Salim dalam Majalah Pandji Islamtahun 1939 –sebagaimana yang dikutip Rizki Lesus dalam buku “Perjuangan yang Dilupakan” (2017: 171)- memandang urusan Palestina sebagai masalah yang begitu besar bagi dunia dan umat Islam seluruhnya. Bahkan dalam buku “100 Tahun Haji Agus Salim” (1996: 434) disebutkan bahwa, “Bangsa Arab di Palestina mempertahankan hak bangsanya dan keyakinan Islam tentang Palestina dan Bait-al-Maqdis (Baitul Maqdis). Sudah bertahun-tahun bangsa yang “segenggam” saja orangnya dan sangat berkekurangan kelengkapannya, tetapi kuat karena keyakinannya dan kesucian cita-citanya menentang kekuasaan Inggris.” Hal ini adalah sebagai salah satu bukti kepedulian Agus Salim terhadap masalah Palestina.

Sikap tegar pembelaan NU terhadap Palestina tahun 1938 (sumber: [email protected]_nu)

Pasca kemerdekaan pun, kepedulian bangsa Indonesia tidak bisa dianggap kecil. Sebagai contoh. Dalam buku “Berangkat dari Pesantren” (1987: 538) KH. Saifuddin Zuhri ketika menjadi Menteri Agama pernah menyerahkan bantuan atas nama bangsa Indonesia di masa Presiden Soekarno. Beliau menuturkan, “Setelah melihat-lihat bagian yang sedang mengalami perbaikan, kepada rekanku Menteri Urusan Waqaf itu, aku menyerahkan sumbangan sebesar US $ 18.000,00. Rekanku itu memanggil beberapa wartawan dari beberapa harian di Jerusalem untuk memberitakan peristiwa yang sangat penting, penuh keakraban dan persaudaraan sesama Muslim, antara Indonesia dan Yordania.”

Selanjutnya, keberadaan Masyumi dalam kancah sejarah Indonesia dalam membela Palestina juga bisa diangkat di sini. Parta umat Islam yang begitu berpengaruh ini turut berkontribusi dalam menyelesaikan konflik di Timur Tengah seperti konflik antara Israel dan Palestina (Artawijaya, 2008: 51) Bahkan, di antara tokoh menonjol dalam partai Islam ini, seperti: M. Natsir, begitu peduli dengan urusan Palestina.

Pada tahun 1952, Natsir sendiri pernah berkunjung langsung ke Palestina menyaksikan kondisi pasca perang. Kunjungan ini dilakukan untuk mempelajari sebenarnya apa yang terjadi dan untuk menentukan sikap  yang tepat setelahnya. Pada kesempatan berikutnya, Natsir ikut dalam Muktamar Alam Islami.  Pada saat itu ada sekitar tujuh puluh anggota datang dari dua puluh satu negara. Uniknya, negara yang baru dalam perjuangan kemerdekaan seperti Eriteria turut hadir. Kongres selama lima hari ini memutuskan  dukungan kemerdekaan untuk Palestina. (Hepi Andi Bastoni, 2008)

Yang tidak bisa dilupakan juga adalah ketegasan Bung Karno. Pada tahun 1953-1955, dalam persiapan Konferinsi Asia Afrika (KAA), beliau menentang keras jika Israel dilibatkan dalam konferensi yang bertemakan antikolonialisme (Rizki, 2017: 172). Bahkan, sampai tahun 1962, Soekarno menolak keterlibatan Israel dalam Asian Seagames. Sampai-sampau beliau berkata, “Untuk Israel, selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel.”

Baca: Ribuan Muslimin Hadiri Orasi GNPF “Indonesia Bersatu Bela Palestina”


Hal menarik yang perlu disajikan di sini adalah bagaimana kepedulian Bung Hatta kepada Palestina. Menurut catatan Adian Husaini dalam buku “Gusdur Kau Mau Kemana” (2000) bahwa politik bebas aktif yang dicanangkan Bung Hatta dalam pidatonya yang berjudul “Mendayung antara Dua Karang” (2/9/1948), tidak mengurangi ketegasan Indonesia penjajahan Israel atas Palestina. Menariknya, dalam buku Hatta “Mendayung antara Dua Karang” disebutkan ada pengiriman 300 ton beras ke Palestina (1976: 89)

Beberapa kisah di atas menunjukkan bahwa, baik sebelum dan sesudah kemerdekaan, kepedulian bangsa Indonesia terhadap Palestina tidak pernah berhenti sedetik pun. Bantuan mereka bukan hanya dengan doa, tapi juga melalui perundingan, diplomasi, bahkan bantuan materil dan moril. Meski jarak antara kedua bangsa ini jauh, namun batin keduanya begitu tertaut. Bukankah dulu yang mengakui kemerdekaan Indonesia adalah Palestina. Mufti Besar Palestina  Syaikh Muhammad Amin Al Husaini adalah tokoh yang paling menonjol dalam masalah ini.

Sebagai penutup, Indonesia memang sudah 72 tahun merasakan kemerdekaan. Lalu, apa yang bisa dilakukan untuk Palestina yang masih terjajah? Ditambah lagi kondisi diperparah dengan pengakuan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (6/12/2017) terhadap Yerusalem (Baitul Maqdis) sebagai Ibu Kota Zionis-Israel.

Dunia sedang menunggu peran besar dari bangsa yang memiliki jumlah pemeluk Islam terbesar di dunia ini. Mari melanjutkan kontribusi para pendiri bangsa untuk Palestina. Wallahu a’lam.*

Penulis alumnus Al Azhar, Kairo dan  Program Kaderisasi Ulama (PKU) VIII Darus Salam Gontor 204-2015

Sumber : Hidayatullah.com