OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 02 Februari 2018

Allahu Akbar, Diancam 5000 Massa Katolik, Ketum Parmusi: Kita buktikan siapa yang intoleran

Allahu Akbar, Diancam 5000 Massa Katolik, Ketum Parmusi: Kita buktikan siapa yang intoleran


10Berita, Ketua Umum Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) H. Usamah Hisyam menegaskan, kunjungannya ke Malaka Jumat (2/2) siang ini akan tetap dilaksanakan, meskipun Keuskupan Attambua Paroki ST Yohannes Baptista Besikama mengancam akan memblokir Kota Malaka dengan 5.000 massa umat Katolik.

“Saya akan temui Keuskupan Yohannes dan massa umat Katolik untuk berdialog. Kita buktikan siapa yang intoleran. Insya Allah Keuskupan setempat akan berubah pikiran untuk mengijinkan kunjungan saya,” ujar Usamah saat dikontak melalui telepon seluler pukul 00.12, Jumat (2/2).

Usamah dan 16 orang rombongannya akan take off ke Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT) dini hari ini untuk transfer pesawat ke Attambua Jumat pagi dan melanjutkan perjalanan darat ke Malaka.

Ayah empat anak ini bersikukuh untuk tetap menuju Malaka. Karena menurut Usamah, kegiatannya untuk meletakkan batu pertama pembangunan TPA (Taman Pendidikan Al-Quran) Parmusi di Malaka Barat akan dilakukan di lingkungan umat Islam, dan tidak akan mengganggu kehidupan antar umat beragama setempat.

Ia meyakini, para tokoh umat Katolik setempat akan tercerahkan setelah nanti berdialog dengannya. Sesama anak bangsa, kata Usamah, harus saling menghargai dan menghormati untuk membangun harmoni.

“Islam itu mengajarkan ukhuwah islamiyah (persaudaraan sesama umat), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sesama anak bangsa), dan ukhuwah basyariyah (persaudaraan sesama anak manusia). Jadi, meskipun agama kita berbeda, kita tidak perlu saling bermusuhan,” ujar Usamah.

Ketika ditanya, bagaimana bila nanti aparat Kepolisian tetap melarangnya berkunjung ke Malaka, Usamah mengatakan, sebagai aparatur hukum yang bertanggungjawab terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat, Usamah meminta justru pihak kepolisian harus dapat menjadi mediator bagi dialog yang diharapkan.

“Insya Allah, saya akan hadapi 5.000 massa umat Katolik untuk berdialog. Doakan saja semua lancar,” ujarnya.

Usamah yang saat dihubungi tengah bersiap-siap menuju bandara Soekarno Hatta Jakarta berpesan kepada kader dan dai Parmusi seluruh Indonesia serta umat Islam untuk mendoakan perjalanannya ke NTT agar tidak terjadi apa-apa.

“Doakan Allah melindungi perjalanan ini,” pinta Usamah yang berangkat ke NTT didampingi KH. Syuhada Bahri, Ustadz Buchory Muslim, Walpri Danyon Laskar Parmusi Jakarta Saleh Usman, sang isteri Daisyanti Astrilita Siregar, bendahara PP Parmusi Dewi Achyani, dan sejumlah rombongan lainnya.[www.tribunislam.com

Sumber : http://harakatono.com

 

Waspada! Banyak Orang Gila Yang Selektif Mencari Ustadz, Ulama, dan Kiai

Waspada! Banyak Orang Gila Yang Selektif Mencari Ustadz, Ulama, dan Kiai


10Berita  – Para ulama, ustad dan kiyai, mutlak harus meningkatkan kewaspadaan karena di tengah kita sekarang banyak “orang gila”. Mengapa tuan-tuan semua harus waspada? Karena sudah dua ustad yang dinyatakan korban penganiayaan “orang gila”. Yaitu, pertama, ustad R Prawoto di Cigondewah Kidul, Bandung, yang meninggal dunia pada 1 Februari 2018. Kedua, penyiksaan terhadap Ustad KH Umar Bishri di Cicalengka, Kabupaten Bandung, beberapa hari sebelumnya.

Kedua peristiwa ini mungkin saja kejadian yang berlangsung secara kebetulan, tetapi boleh jadi memiliki keterkaitan. Singkatnya, tidak bisa diabaikan begitu saja.

Sekali lagi, waspadalah. Orang gila tampaknya sedang berubah menjadi “waras” untuk memburu sasarannya, yaitu para ustad. Para ulama. Para kiyai. Jadi, tidak ada ruginya meningkatkan kewaspadaan.

Pertama, langsung saja kepada tim yang mengelola kegiatan harian Ustad Abdul Somad. Sewaktu beliau didemo di Bali, saya pernah menulis bahwa ustad asal Riau ini bisa jadi masuk dalam “target list” (daftar target). Sekali lagi saya anjurkan agar Anda semua selalu waspada dan meningkatkan kehati-hatian. Setiap saat dan di mana pun juga.

Baca Jika Ustad Somad tak suka su’zon (bersangka buruk), tolong sampaikan kepada beliau bahwa sekarang ini terpaksa menghidupkan tombol itu. Biarlah su’dzon dulu tapi husnuzzon kemudian. Karena, di kalangan manusia ini ternyata banyak orang gila yang siap melakukan hal-hal yang tak terbayangkan. Nekad melakukan segala cara untuk mencapai tujuan.

Ustad Somad perlu dijaga secara fisik. Tentu saja beliau punya “penjaga gaib” dalam arti kepasrahan beliau yang bulat kepada Allah SWT yang disertai ketawakkalan yang kuat. Namun, tidak ada salahnya meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan niat jahat orang-orang yang sedang gila. Dengan gaya dan konten ceramahnya, Ustad Somad pastilah tidak disukai oleh orang-orang gila. Termasuk orang yang gila kekuasaan, gila duit, gila jabatan, dlsb.

Bukan Ustad Abdul Somad saja. Ustad-ustad lain yang selama ini membuat kelompok orang gila menjadi tambah gila, juga perlu semakin waspada. Sebutlah Ustad Zulkifli Muhammad Ali, Ustad Bakhtiar Nasir, Ustad Adi Hidayat, Ustad Felix Siauw, Ustad Salim Fillah, Ustad Khalid Basalamah, dan ribuan lainnya yang berada di seluruh pelosok negeri. Para ustad yang didengarkan dan dicintai rakyat, bahkan bisa membuat orang-orang waras menjadi gila.

Kedua, kematian Ustad Prawoto dan penyiksaan KH Umar Bishri tidak bisa kita tepiskan begitu saja. Sebab, para pelaku penyerangan dalam kedua kasus ini dinyatakan sebagai orang gila. Jadi, alangkah konyolnya kita semua kalau tidak waspada padahal kita sudah tahu sekarang ini banyak orang gila yang berkeliaran atau yang disuruh berkeliaran.

Ketiga, para ulama, ustad dan kiyai tidak boleh berhenti mengarahkan umat tentang situasi negara dan tentang kualitas para pemimpin. Tua-tuan semua adalah benteng terakhir. Tuan-tuan tidak boleh kendur memberikan pencerahan walaupun banyak orang gila yang mengancam.

Orang-orang yang gila kekuasaan maupun orang-orang gila yang sedang berkuasa, harus dicegah supaya tidak lagi melanjutkan kesewenangan dan kezaliman mereka. Tahun ini dan tahun depan, kaum muslimin berpeluang untuk menghentikan kesewenangan para penguasa lewat bilik suara. Untuk menghentikan rencana jahat dan perbuatan durjana orang-orang gila.

Pilkada tahun ini, pileg dan pilpres tahun depan adalah ajang yang terbaik untuk mengakhiri berbagai macam kegilaan yang sedang mementas saat ini. Dengan pertolongan Allah ‘Azza wa Jalla, maka para ulama, ustad, dan kiyai pasti mampu mengarahkan umat agar memberikan mandat kepada orang-orang yang masih waras.(kl/ts)

Sumber : Eramuslim 

Sebar Hoax dan Serang Anies Soal PKL di Sudirman, Addie MS Malah KETAMPOL Cuitan Sendiri

Sebar Hoax dan Serang Anies Soal PKL di Sudirman, Addie MS Malah KETAMPOL Cuitan Sendiri


10Berita,   Addie MS musisi dan dirigen Twilite Orchestra memang juga dikenal luas sebagai pendukung garis keras Jokowi-Ahok. Sudah beberapa kali Addie MS tampak pasang badan membela Jokowi-Ahok dan menyerang siapa pun lawan politik Jokowi-Ahok.

Saking bernafsunya untuk menyerang dan menghabisi lawan politik Jokowi-Ahok, Addie kerap mengeluarkan jurus blunder, alias menyerang membabi buta lawan politik tanpa data yang valid.

Salah satu serangan ngawur Addie ditujukan kepada Anies Baswedan, Gubernur DKI yang berhasil merontokkan Ahok dalam Pilkada Jakarta tahun lalu.
Dengan nyinyir, Addie bercuit melalui akun Twitter-nya, @addiems.

"Setelah Tanah Abang, sekarang Jl. Sudirman dihiasi PKL. Selamat datang kembali, becak. Berikutnya, apa lagi? Telur asin di KRL, delman di jalan raya, mungkin," cuitnya, Jumat, 2 Februari 2018.

Setelah Tanah Abang, skrg Jl. Sudirman dihiasi PKL. Selamat datang kembali, becak. Berikutnya, apa lagi? Telur asin di KRL, delman di jalan raya, mungkin.https://t.co/khYfvY2lV7

— ADDIE MS (@addiems) February 1, 2018


Serangan Addie ini langsung dimentahkan oleh akun pendukung Anies, @SuaraAnies.

— Suara Anies Baswedan (@SuaraAnies) February 2, 2018

Setelah ditelusuri, ternyata PKL yang dituduhkan Addie adalah para pedagang yang berjualan di Malam Bebas Kendaraan (Car Free Night) jelang pergantian tahun baru 2018.

Menanggapi hoax yang disebar oleh Addie MS, berikut reaksi keras Marco Kusumawijaya, arsitek andal yang kritis dalam menanggapi isu mengenai kota Jakarta.

— marco (@mkusumawijaya) February 2, 2018


Sementara Taufik Randusara memilih menggali jejak digital Addie yang pernah berkicau bahwa menyebar hoax dosanya gede banget.

— To'pe (@topelucky) February 2, 2018


Di dunia nyata, Agustina, seorang karyawati yang berkantor di Sudirman dan bertempat tinggal di Bendungan Hilir menyatakan bahwa justru pada era Ahok, PKL terlihat berani dan nekad berjualan di trotoar sepanjang Sudirman menuju Benhil.

"Sudah sejak tahun 2015. Sekarang justru lebih tertib," ujar Agustina.

--------

Nahloooh.... emangnya enak ketampol cuitan sendiri?

Sumber :Portal Islam 

Masjid di Negeri Penakluk

Masjid di Negeri Penakluk

Patung ksatria Mongolia dan Genghis Khan di wilayah Inner Mongolia.

Sejak ratusan tahun lalu Islam berkembang di kawasan ini.

10Berita ,  JAKARTA -- Mongolia terkenal sebagai bangsa penakluk sejak ribuan tahun lalu. Salah satu tokoh yang terkenal adalah Jengis Khan. Hingga kini kebesaran nama Jengis Khan masih terpelihara.

Mongolia juga punya hubungan yang dekat dengan Islam. Sejak ratusan tahun lalu  Islam berkembang di kawasan ini.  Jumlah Muslim di Mongolia pun semakin bertambah.

Mereka kebanyakan terkonsentrasi di wilayah  Inner Mongolia. Wilayah ini punya pemerintahan yakni di Hohhot yang jaraknya sekitar 45 menit penerbangan dari Beijing. Wilayahnya dikelilingi oleh pegununungan.

Salah satu bukti  Islam pernah berkembang pesat di Mongolia adalah masjid-masjid tua yang masih tegak berdiri. Umurnya sudah ratusan tahun. Namun, kondisinya sampai saat ini masih terawat. 

Masjid  Besar  Inner Mongolia

Masjid ini merupakan yang paling terkenal di kawasan Inner Mongolia.  Umurnya sudah 450 tahun. Di masjid ini, para pemuda  dididik untuk menjadi imam di  daerahnya sendiri.

Masjid bersejarah di Inner Mongolia dok. Youtube


Dari sisi fisik bangunan,  Masjid Besar Inner Mongolia  tidak seperti layaknya masjid pada umumnya. Arsitekturnya khas Cina.  Di dalamnya terdapat mihrab dan rak-rak buku yang berisi Alquran.

Kini, masjid dikunjungi oleh para turis dari berbagai belahan dunia.  Untuk menghidupi masjid, kaum Muslim setempat memberikan iuran atau sumbangannya. 
 
Masjid Selatan Dolon

Masjid  ini terletak di wilayah Dolon yang  berada di bagian tengah daerah otonom Mongolia Dalam.  Wilayah ini merupakan kabupaten yang paling dekat dengan Beijing.

Masjid Selatan Dolon  adalah masjid yang paling awal di kawasan tersebut. Masjid itu dibangun oleh saudagar etnis Hui dan luasnya kira-kira 750 meter persegi. Ruang shalat luasnya 245 meter persegi. N 

Masjid Bayan Olgii

Masjid ini  berada di  pusat Tolbo Sum di  Bayan Olgii. Bentuknya khas dan berbeda dari masjid pada umumnya.  Masjid Bayan Olgii tidak terlalu luas.

Masjid Bayan Olgii Mongolia

Masjid yang sudah berusia ratusan tahun  ini masih digunakan untuk kegiatan ibadah sehari-hari.  Turis dari berbagai negara juga kerap mengunjungi masjid tua ini.

Sumber: Islam Digest Republika |

Sumber :Republika.co.id 

Penganiayaan Pimpinan Ponpes Tuai Polemik, Polisi Gelar Sayembara

Penganiayaan Pimpinan Ponpes Tuai Polemik, Polisi Gelar Sayembara


10Berita, Polisi memastikan tersangka penganiayaan pimpinan Pondok Pesantren Al Hidayah, Cicalengka, Bandung, Jawa Barat, KH Umar Basri, mengidap gangguan jiwa. Namun, hasil penyidikan itu menuai polemik.

Bahkan, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid bereaksi. Dalam akun Twitter @hnurwahid dia menuliskan agar polisi dapat mengusut 'modus' tersangka yang mengalami sakit jiwa tersebut.

"InnaliLlahi...Belum sembuh KH Umar Basri dari penganiayaan org yg katanya “sakit jiwa”. Tadi Tokoh Umat dari Persis, HR Prawoto,SE, dianiaya olh yg katanya “sakit jiwa”, bahkan Beliau wafat krnnya. Smoga Allah terima sbg syuhada. Tapi Polisi perlu usut tuntas “modus” org gila ini," tulis Hidayat Nur Wahid seperti dikutip Liputan6.com, Jumat (2/2/2018).

Merespons hal tersebut, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jabar Kombes Umar Surya Fana, mengatakan bahwa penetapan sakit jiwa tersangka berdasarkan hasil observasi Rumah Sakit Jiwa Cisarua, Cimahi.

"Berkaitan adanya keraguan masyarakat tentang benar atau tidaknya dua pelaku penganiayaan di Jabar, saran saya sebagai Direktur Krimum, daripada berpolemik, silakan tunjuk ahli jiwa yang lain untuk second opinion, third opinion dan 4th opinion," kata Umar dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Jumat (2/2/2018).

Umar meminta pihak yang mempertanyakan dan meragukan hasil observasi dokter Rumah Sakit Jiwa Cisarua, agar mendatangkan ahli jiwa lain yang dianggap lebih hebat. 

"Silakan mengirimkan ahli jiwa lain yang dianggap lebih kredibel untuk ikut bersama-sama melakukan observasi terhadap pelaku-pelaku tersebut," ujar Umar.

Dia menambahkan, hasil observasi pihak-pihak yang nantinya dihadirkan masyarakat yang meragukan itu, nantinya akan digunakan dalam pemberkasan penyidikan.

"Nanti hakim yang akan menentukan hukuman apa yang akan dijatuhkan kepada pelaku-pelaku tersebut," ujar mantan Kapolresta Metro Bekasi ini.

Terkait bisa tidaknya hukuman bagi pengidap sakit jiwa, Umar mengatakan bahwa itu masuk pada ranah persidangan.

"Dibuka yang selebar-lebarnya dengan waktu yang tidak dibatasi untuk para ahli jiwa (dokter spesialiasi jiwa) untuk ikut berkolaborasi dan hadir melakukan observasi terhadap para pelaku," tegas Umar.

 

Kapolda Jawa Barat Irjen Agung Budi Maryoto menyebut pelaku penganiayaan terhadap Pimpinan Pondok Pesantren Al Hidayah, KH Emon Umar Basyri berinisial A (50). Pelaku ditangkap beberapa jam kemudian di sebuah Mushola Al- Fadhulah, Margahayu, Cicalengka.

Musala tersebut, kata dia, berjarak dua kilometer dari lokasi penganiayaan. Saat ini pelaku penganiayaan terhadap itu ditahan di Mapolda Jawa Barat guna proses pemeriksaan.

Saat ditangkap pelaku sedang tiduran di mushola tersebut," ujar dia, Minggu (28/1/2018) malam.

Agung Budi mengungkapkan, saat itu pelaku menganiaya korban setelah salat subuh berjamaah. Korban KH Emon Umar Basyri atau yang akrab disapa Ceng Emon sedang berzikir.

Di tengah korban berzikir, pelaku mendadak masuk masjid dan langsung menganiaya korban secara membabi-buta pada Sabtu 27 Januari 2018 sekitar pukul 05.30 WIB di Mesjid Al Hidayah Kampung Santiong RT.03/01 desa Cixcalengka Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Dia mengungkapkan, pelaku sengaja menunggu korban selesai wirid.

"Begitu selesai wirid, korban bertanya kepada pelaku 'Siapa Kamu? 'Saya orang sini, kamu berani sama saya,?' percakapan itu pakai bahasa Sunda setelah itu dianiaya," ungkap Agung Budi.

Sumber : Liputan6

Penganiayaan Ulama, Orang Gila dan Lima Kebetulan yang Mencurigakan

Penganiayaan Ulama, Orang Gila dan Lima Kebetulan yang Mencurigakan

10Berita, Penganiayaan Ulama, Orang Gila dan Lima Kebetulan yang Mencurigakan Hanya dalam rentang lima hari, dua orang ulama jadi korban penganiayaan. Yang terakhir bahkan berujung kematian. Banyak kebetulan yang terjadi dan membuat publik curiga.

Pertama, peristiwa penganiayaan berjarak dekat, kurang dari sepekan. Diawali terhadap KH Umar Basri, di Mushola Al Mufathalah, Cicalengka, Jawa Barat. Wajah ulama berusia 60 tahun itu berdarah-darah akibat kejadian tersebut, Sabtu (27/1/2018).

Lalu menyusul Ustadz HR Prawoto. Komandan Brigade Persis Pusat itu tiba-tiba saja diserang dan dianiaya orang tak dikenal pada Kamis, (1/2/2018). Setelah sempat dirawat, dia akhirnya meninggal dunia.

Kedua, kedua kejadian tersebut berlangsung di waktu yang sama yakni saat subuh.

Ketiga, yang menjadi korban adalah ulama, sosok panutan umat. Tak ada yang meragukan keulamaan KH Umar Basri dan Ustadz Prawoto.

Keempat, lokasi kejadian berada di Jawa Barat. Diketahui, tak lama lagi provinsi terbesar di Indonesia itu akan menyelenggarakan Pilgub pada Juni 2018. Dan Tanah Pasundan dikenal sebagai wilayah santri dan religius.

Kelima, para pelaku kedua kejadian tersebut disebut sebagai orang gila.

“Sementara dapat disimpulkan bahwa tersangka A ini alami gangguan jiwa berdasarkan pemeriksaan awal dari dokter spesialis kejiwaan,” kata Kapolda Jabar Irjen Agung Budi Maryoto soal pelaku penganiayaan KH Umar Bisri sebagamana diberitakan Tribun Jabar.

Hal serupa juga diucapkannya terkait kasus Ustadz HR Prawoto.

“Pelaku tetangga depan rumah almarhum. Pasien RS Jiwa,” kata dia seperti ditulis Republika.

Dalam politik, sebuah kebetulan adalah barang mewah. Lalu, jika ada lima kebetulan, tak bisa kita melarang publik untuk curiga. Setidaknya itu terlihat dari cuitan Pendiri INSISTS, Adnin Armas.

@armas_adnin: 2 kejadian sama waktunya subuh. 2 kejadian sama peristiwanya berdekatan waktunya. 2 kejadian sama pelaku diindikasikan gila. 2 kejadian sama yg menjadi korban adalah tokoh umat. 2 kejadian sama di Jabar. Mengapa ada kemiripan? Apa kebetulan kemiripan tsb atau bukan kebetulan?

Sumber :Ngelmu.com 

“Jika Larangan Terbang ke Bali saat Nyepi Bisa Mereka Didengarkan, Kenapa Tidak untuk Berpakaian Syar’i Ketika ke Aceh”

“Jika Larangan Terbang ke Bali saat Nyepi Bisa Mereka Didengarkan, Kenapa Tidak untuk Berpakaian Syar’i Ketika ke Aceh”



10Berita, Bupati Aceh Besar, Mawardi Ali, mengeluarkan surat yang memberikan kewajiban busana Muslim bagi para pramugari dari maskapai penerbangan yang masuk ke daerahnya.

Apabila ada yang tidak taat, kata dia, Waliyatul Jisbah—polisi Syariah—di area Bandara Sultan Iskandar Muda akan membagikan jilbab dan sarung kepada pramugari.

“Jika larangan untuk terbang ke Bali pada saat Nyepi bisa mereka dengarkan, kenapa tidak untuk berpakaian syar’i ketika datang ke Aceh,” ungkap Mawardi seperti dilansir BBC Indonesia.

Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan mendukung aturan Bupati Aceh Besar. Budi menilai usulan itu hanya berlaku di Aceh yang memang menerapkan syariat Islam serta tidak untuk daerah lain.

“Saya pikir itu usulan yang baik karena ini suatu syariat. Hanya saja, memang ini, kan, sektoral di daerah Aceh. Saya pikir, saya mendukung,” jelas Budi seperti dikutip Antara.

Surat edaran itu ditujukan kepada delapan maskapai penerbangan seperti Garuda Indonesia, Citilink, Lion Air, Air Asia, Batik Air, Sriwijaya Air, Wings Air, dan Firefly. Secara garis besar, kewajiban memakai busana muslimah berlaku untuk semua maskapai penerbangan yang mendarat maupun terbang dari Bandara Sultan Iskandar Muda, yang berlokasi di wilayah Aceh Besar.

Pihak maskapai penerbangan mengaku tak terlalu mempermasalahkan keberadaan surat edaran tersebut. Citilink, misal, menganggap permintaan itu bukan masalah besar meskipun belum mengetahui rinciannya. Lion Air, mengatakan masih akan membahasnya dengan bagian pelayanan. Dan Garuda Indonesia menyatakan mendukung imbauan Bupati Aceh Besar.

Sumber: bersamadakwah

Kawal Kasus Ustaz Prawoto, Persis Bentuk Tim Investigasi

Kawal Kasus Ustaz Prawoto, Persis Bentuk Tim Investigasi

Apalar kepolisian harus menegakkan hukum secara adil dan transparan.

10Berita , JAKARTA -- Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP Persis) akan membuat tim investigasi internal jamiyah untuk mengawal proses penyidikan atas kasus penganiayaan yang berujung meninggalnya Komandan Operasional Brigade PP Persis, Ustaz Prawoto. Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh Ketua Umum PP Persis, KH Aceng Zakaria, segenap lembaga dan pimpinan Persis merasakan duka yang mendalam atas kehilangan putra terbaik mereka, yang telah memberikan dedikasi luar biasa pada Jihad Jamiyah.

"Kami mengutuk dengan keras penganiayaan ini, dan kepada aparat penegak hukum (kepolisian) agar mengusut sampai tuntas, dan menegakkan hukum secara adil dan transparan," demikian pernyataan pimpinan Persis, dalam keterangan rilis yang diterima Republika.co.id, dari Sekum PP Persis, Haris Muslim, Jumat (2/2).

Selain itu, pimpinan Persis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada segenap keluarga besar Persis dan seluruh kaum Muslimin Indonesia atas do'a dan perhatian mereka yang besar terhadap kasus ini. Ustaz Prawoto dianiaya secara brutal oleh pelaku yang merupakan tetangga korban berinisial Mc pada pukul 6 pagi WIB, Kamis (1/2).

Penganiayaan brutal tersebut dilakukan dengan menggunakan senjata tumpul (linggis). Akibatnya, korban mengalami luka parah di bagian kepala dan tangan. Korban dilarikan ke Rumah Sakit Avicenna, kemudian dipindah ke RS Santosa Kopo. Hingga akhirnya, korban meninggal dunia pada Kamis sore.

Almarhum meninggal dalam usia 44 tahun dan meninggalkan seorang istri dan dua orang anak. Anak pertama berusia 13 tahun dan anak kedua masih bayi.

"Khusus kepada keluarga, terutama istri dan putra almarhum, kami menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya Semoga almarhum diterima amal ibadahnya dan diampuni khilafnya, keluarga diberikan kesabaran."

Sumber :Republika.co.id 

Efek Kartu Kuning: Pertemuan Jokowi dan BEM UI Batal!

Efek Kartu Kuning: Pertemuan Jokowi dan BEM UI Batal!

10Berita, Saat Presiden Jokowi berpidato dalam Dies Natalis ke-68 Universitas Indonesia (UI) di Balairung UI, Depok, Jawa Barat, Jumat (2/2/2018), ada aksi menarik, yaitu aksi pemberian kartu kuning oleh Zaadit Taqwa, Ketua BEM UI 2018. Aksi kartu kuning tersebut sontak menjadi perhatian ribuan tamu di sela khidmatnya acara tersebut.

Adapun aksi Zaadit memberikan kartu kuning untuk Jokowi saat acara Dies Natalis ke-68 UI, dilakukan karena Jokowi membuat tiga pelanggaran. Pelanggaran itu adalah kasus gizi buruk di Asmat, Papua; usulan jenderal Polri jadi Pj gubernur; dan Permendikti tentang Organisasi Mahasiswa.

“Isu gizi buruk di Asmat, dwifungsi Polri/TNI, dan peraturan baru ormawa merupakan isu yang mengkhawatirkan bagi masyarakat Indonesia di penutup tahun 2017 dan awal tahun 2018, sudah seharusnya Presiden Joko Widodo diberi peringatan untuk melakukan evaluasi di tahun keempatnya, kata Zaadit, menjelaskan aksi yang dilakukannya.

Aksi simbolik pemberian kartu kuning yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo, bermaksud untuk memberi peringatan Presiden karena masih banyak isu yang membuat masyarakat resah atas kondisi Indonesia.

Sebenarnya hari ini Presiden Jokowi akan menerima ketua Ketua BEM Universitas Indonesia selepas acara Dies Natalis. Namun, Aksi pemberian kartu kuning oleh Ketua BEM Universitas Indonesia, Zaadit Taqwa untuk Presiden Joko Widodo membuat rencana pertemuan kedua pihak batal. Menurut Juru bicara Presiden Jokowi, Johan Budi, pertemuan tersebut tadinya ingin membahas sejumlah isu yang ingin disampaikan pihak BEM UI.

“Sebenarnya sudah dijadwalkan Presiden menerima Ketua BEM selepas acara, karena katanya ada yang mau disampaikan dari BEM UI kepada Presiden. Tapi, tidak tahu tiba-tiba saat acara di dalam (Balairung UI), ada.mahasiswa yang mengacungkan buku berwarna kuning. Dari penjelasan yang ada, itu buku isinya lagu-lagu,” kata Johan seperti yang diliput oleh Kumparan.

Johan Budi menyatakan bahwa Jokowi tidak marah ataupun merasa tersinggung atas aksi mahasiswa MIPA itu.

“Terhadap aksi ini, Presiden Jokowi biasa aja, tidak tersinggung. Soalnya dari awal memang sudah ada agenda Presiden ketemu BEM UI itu selepas acara. Tapi acara itu batal karena aksi tersebut,” ungkap Johan.

Sumber : http://dakwahmedia.co

 

Ini Kata Fahri Soal Media Asing Sebut Jokowi Tukang Pencitraan

Ini Kata Fahri Soal Media Asing Sebut Jokowi Tukang Pencitraan


10Berita  – Kritikan yang dilontarkan wartawan asing senior, John McBeth disebut Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah sebagai tamparan keras bagi Presiden Jokowi.‎

Hal ini disampaikan Fahri saat menanggapi pernyataan John yang menyebut Jokowi pemimpin yang pandai melakukan pencitraan dalam menjalankan pemerintahan.

“Saya kira itu kritikan yang tajam ya.. Pak Jokowi harus mendengar dan menerimanya dengan baik. Karena memang banyak janji-janji (Jokowi) yang belum terlaksana,” kata Fahri di acara jumpa pers Mukernas KA KAMMI, Cikini Raya, Jakarta, Rabu (31/1/2018).

Menurut Fahri, sebagai wartawan yang dikenal memiliki reputasi baik di level internasional, kritikan John McBeth tidak bisa dianggap sepele.

“Pak Jokowi harus merespon kritikan itu dengan berbenah dan dengan kinerja yang lebih baik,” katanya.

Fahri mengingatkan, setidaknya petugas partai asal PDI-P itu masih punya waktu sekitar tujuh bulan untuk berbenah dan memperbaiki kinerjanya.

Hal itu merujuk pada keputusan KPU RI yang sudah menetapkan tahapan pendaftaran calon presiden yang akan dimulai pada 4-10 Agustus 2018 tahun ini.

“Ini penting, agar reputasi Pak Jokowi tetap terjaga sehingga berpeluang untuk kembali maju pada Pilpres 2019 mendatang,” ungkap Fahri.

Jadi, tujuh bulan lagi kita akan melihat apakah Pak Jokowi pantas atau tidak untuk maju lagi. Ini juga perjudian dia di depan pimpinan Parpol. Jika masih belum jelas, ya.. saya kira Jokowi done!,” pungkas Fahri.

Diketahui, sebelumnya Pemerintah Indonesia mendapat sorotan dari media internasional. Presiden Jokowi selama ini dinilai hanya pandai menampilkan pencitraan.

Asia Times tanggal 23 Januari 2018 menulis berita “Widodo’s Smoke and Mirrors Hide Hard Truths”. Penulisnya John McBeth, seorang jurnalis berusia 73 tahun kelahiran Selandia Baru dan kini bekerja sebagai kolumnis dan jurnalis lepas.

Dalam tulisan tersebut McBeth mengkritik proyek infrastruktur Jokowi sebagai pencitraan. McBeth menguliti sisi negatif pemerintahan Jokowi seperti megaproyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang ditaksir menghabiskan duit sebesar Rp70 triliun.‎

Dalam pemberitaan yang dipublkasikan mediaAsia Times berjudul “Widodo’s Smoke and Mirrors Hide Hard Truths” pada 23 Januari 2018, pemerintahan Joko Widodo disebut lihai bermain “meyakinkan orang lain bahwa berbagai urusan telah berjalan sukses, padahal sejatinya tidak”. (smoke and mirrors, Cambridge Dictionary).

Dalam artikel yang ditulis jurnalis senior John McBeth itu, Jokowi disebut banyak melakukan pencitraan seolah ‘banyak bekerja’ melalui capaian megaproyek infrastruktur.

Salah satu yang dikritisi adalah proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang ditaksir menghabiskan duit sebesar Rp70 triliun.

Proyek yang banyak dimodali enam perusahaan asal Cina itu dipandang sebagai proyek ambisius Jokowi untuk menggenjot pembangunan infrastruktur.

Namun, hingga saat ini proyek tersebut terkendala pembebasan lahan yang seharusnya beres sebelum Jokowi meletakkan batu pertama (groundbreaking) pada 26 Januari 2016, tiga tahun lalu.

Proyek pembangkit listrik di Batang juga disoroti McBeth. Proyek yang disokong investasi senilai US$4 miliar dari Jepang itu juga mengalami kendala yang sama, pembebasan lahan.

Selain itu, perubahan skema pengembangandari offshore menjadi onshore dalam proyek LNG Blok Masela juga menjadi sorotan. Minimnya infrastruktur untuk pengolahan offshore disebut sebagai kendala yang menyebabkan proyek ini tak berjalan mulus.

McBeth juga mengkritisi kebijakan Jokowi terkait impor pangan. Impor beras, daging, dan sejumlah kebutuhan pangan masyarakat di tengah persediaan lokal dinilainya sebagai kegagalan pemerintah dalam mewujudkan cita-cita swasembada pangan.(kl/ts)

Sumber : Eramuslim