OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 06 November 2016

02 

Tokoh Tionghoa Bicara Soal Aksi Damai 4 November

Jutaan Massa melakukan aksi menuntut penegakan hukum atas kasus dugaan penistaan agama yang melilit Ahok. (fokusislam.com)
Jutaan Massa melakukan aksi menuntut penegakan hukum atas kasus dugaan penistaan agama yang melilit Ahok. (fokusislam.com)

10Berita – Jakarta.  Ketua Komunitas Tionghoa Antikorupsi (Komtak), Lieus Sungkharisma angkat bicara tentang aksi damai umat Islam terkait dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Lieus meminta pemerintah tidak mengait-ngaitkan aksi damai pada Jumat (4/11/2016) lalu dengan agenda politik tertentu, unjuk rasa tersebut murni dilakukan masyarakat untuk mendorong penegakan hukum.
“Gerakan itu enggak ada urusannya sama Pilkada DKI 2017. Mengapa mesti dipolitisasi dan diputar-putar seakan karena sekarang mau Pilkada? Enggak ada itu kaitannya,” ujar Lieus dikutip dari republika.co.id
Menurut dia, desakan untuk penuntasan kasus Ahok saat ini tidak hanya disuarakan oleh kalangan umat Islam semata. Masyarakat Tionghoa di Indonesia pun, kata dia, juga banyak yang menyuarakan aspirasi yang sama.
Oleh karena itu, Lieus meminta pemerintah bisa bersikap objektif dalam melihat gerakan massa pada 4 November lalu. Dia juga mengingatkan, pemerintah agar tidak menggiring opini masyarakat keluar dari konteks penegakan hukum.
“Ingat! Gerakan (demonstrasi 4 November) itu bukan gerakan rasialis, tapi murni soal penegakan hukum. Karena itulah saya juga ikut turun ke jalan (dalam aksi unjuk rasa Jumat lalu),” ucapnya.
Lieus menuturkan, umat Islam di Indonesia sudah berusaha menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah secara damai dan tertib sepanjang hari aksi massa itu digelar. Sayangnya, kata dia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak peka dalam membaca situasi tersebut, sehingga rakyat pun dikorbankan.
“Malah kesannya sekarang rakyat seperti diadu domba, cuma gara-gara satu orang bernama Ahok. Saya enggak mengerti, apa yang mesti dibelain dari si Ahok?” kecam Lieus.
Untuk itu, dia mendesak aparat hukum untuk segera menuntaskan kasus dugaan penistaan agama yang sedang melilit Ahok. Dia berpendapat, penegakan hukum terhadap mantan bupati Belitung Timur perlu dilakukan agar kasus serupa tidak terjadi lagi di kemudian hari.
“Umat Islam di Indonesia itu adalah umat yang paling damai. Tapi, jangan coba-coba menista masalah akidah mereka!” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Sa’adi yang mengatakan bahwa aksi damai yang dilakukan oleh berbagai komponen umat Islam adalah murni gerakan umat untuk menuntut dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
“Jadi MUI tidak memiliki kemampuan untuk menilai apakah demo tersebut ditunggangi oleh pihak tertentu atau tidak,” ujarnya. (baca: MUI Meminta Agar Jangan Membelokkan Tujuan Aksi 4 November dengan Isu Lain).
Zainut mengajak semua komponen fokus dengan tuntutan umat Islam yakni berkaitan dengan masalah penistaan Alquran. Pihaknya juga meminta pihak kepolisian segera memprosesnya sehingga umat Islam merasa mendapatkan keadilan yang sebagaimana yang menjadi tuntutannya.
“Jangan malah isunya dibelokkan ke hal lain sehingga bias dan akhirnya umat Islam lupa terhadap kasus yang sebenarnya,” kata Zainut. (SaBah/dakwatuna)
Sumber: dakwatuna



Related Posts: