OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 10 Maret 2017

Makanan Halal Kini Jadi Kebutuhan Non-Muslim Pula

10Berita, DUBAI -- Makanan halal kini tidak menjadi domain umat Muslim semata. Pasalnya kini banyak non-Muslim juga menggemari makanan halal karena faktor kesehatannya.

Makanan halal saat ini menjadi gaya hidup masyatakat global. Kepala Eksekutif Pusat Pengembangan Ekonomi Islam Dubai (DIEDC) Abdulla Mohammed Al Awar mengatakan makanan halal mampu menarik konsumen non-Muslim yang selama ini khawatir tentang keamanan makanan.

"Kesadaran adalah kunci bagi Muslim dan non-Muslim. Para ahli berharap masyarakat beralih ke makanan halal mengingat banyaknya makanan yang tidak higienis dan tidak sehat," ujarnya seperti dikutip dari FoodNavigation-Asia.com, baru-baru ini.

Dia meminta produsen halal menangani masalah-masalah seperti mempersiapkan peningkatan permintaan. Dia juga mendesak mereka untuk menemukan cara-cara mengurangi dampak produksi pangan pada perubahan iklim dan melindungi ekosistem global.

Saat ini, keamanan pangan, produksi pangan dan ketahanan pangan menduduki puncak agenda global. "Mempertahankan status quo tidak lagi menjadi pilihan," ujarnya.

Al Awar memperkiraan jumlah anak yang kelebihan berat badan telah meningkat dari 11 juta pada tahun 2000 lalu menjadi 42 juta orang di 2015. Sebaliknya, kenaikan harga pangan dan kelangkaan pangan yang berhubungan dengan konflik di negara-negara seperti Suriah dan rentan bencana bencana alam membuat jutaan anak-anak lain kekurangan gizi. Menurut dia, industri makanan memiliki tanggung jawab etika untuk mengatasi hal ini. 

"Sebagai budaya halal yang telah bertahan selama ribuan tahun, kita tidak perlu menciptakan roda. Kita hanya perlu memperbaikinya, menambah nilai dan memanfaatkan teknologi inovatif untuk memperluas jangkauannya," ujar Al Awar.

DIEDC dibentuk ketika sembilan negara yakni Amerika Serikat, Australia, Inggris, Mesir, Selandia Baru, Pakistan, Arab Saudi, Spanyol dan Uni Emirat Arab (UEA) sepakat membentuk sebuah forum akreditasi halal internasional yang berbasis di Dubai.

Berdasarkan laporan ekonomi Islam global tahun lalu, pasar halal global diperkirakan bernilai 3,7 triliun dolar AS pada 2019. Berdasarkan laporan sama (2013), Muslim Indonesia menjadi pasar utama konsumsi makanan halal dengan pasar senilai 190 miliar dolar AS. Disusul Turki dengan 168 miliar dolar AS dan Pakistan 108 miliar dolar AS. 

Sumber: Republika

Related Posts:

  • 10 Umat Islam Babel Menolak Penghinaan Terhadap Ulama “Apakah pernah setelah kedatangan Habib Rizieq di Babel ini terjadi keributan?” sergah Muhammad Kurnia yang lulusan dari Universitas Al-Azhar Mesir Perwakilan ormas Islam… Read More
  • 01 Ulama Minta Polisi Tangkap Pengibar Bendera Merah Putih Bertuliskan Mandarin 10Berita-  Ulama Banten mendesak pihak kepolisian mengusut dan menangkap pengedar bendera merah putih bertuliskan huruf mandarin yang dikib… Read More
  • 09Letjen TNI (Purn) Suryo Prabowo: Demo Selalu Ada Bila Pemerintah Dikelola Amati 10Berita-  Seringnya demonstrasi di Indonesia menandakan pemerintahan saat ini dikelola secara amatiran. “Demo akan selalu ada, bila nega… Read More
  • 08 Makin Hebat, Indonesia Juga Impor Ikan Asin 10Berita-Ikan asin impor "menyerbu" Pasar Tradisional Rengasdengklok Kabupaten Karawang, Jawa Barat, sejak sebulan terakhir. Hal ini menyusul berkurangnya pasokan ikan asin loka… Read More
  • 03 [CATATAN] Jakarta Dalam Rekayasa Opini Menuju Kecurangan 10Berita- Jakarta tampaknya menjadi pertaruhan hidup mati rezim Jokowi Widodo. Jakarta sepertinya menjadi kunci akhir kelangsungan berkuasanya rezim. Tidak dapat di… Read More