OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 25 Maret 2017

Sadis!
Warga Bekasi Peserta Aksi Dilempari Balok Berpaku


10Berita – Ribuan umat Islam Bekasi yang menamakan diri Majelis Silaturrahim Umat Islam Bekasi menolak pendirian gereja Santa Clara yang berlokasi di jalan Kaliabang Harapan Baru Bekasi Utara, Jumat, 24 Maret 2017.

Aksi penolakan tersebut berakhir dengan bentrokan fisik setelah para peserta aksi unjuk rasa ditembaki gas air mata dan dilempari balok berpaku.

“Kami ditembaki gas air mata dan balok berpaku,” ujar salah satu Koordinator Aksi Ahmad Syahidin, Lc kepada sejumlah awak media.

Aksi penolakan dilakukan karena lokasi pembangunan Gereja St. Clara berada di kawasan berpenduduk mayoritas muslim dan berada di antara dua pesantren besar.

Ustaz Aang Kunaifi, tokoh Islam Bekasi Utara selaku perwakilan dari pengasuh Pondok Pesantren At-Taqwa yang didirikan oleh Almarhum KH Noer Ali, pernah menjelaskan, bahwa pembangunan Gereja Santa Clara yang berada di tengah perkampungan Muslim dan pondok pesantren sangat meresahkan warga.

“Gereja Santa Clara itu terletak di antara pesantren At-Taqwa dan pesantren An-Nur, itu pesantren besar dan bersejarah di Bekasi Utara, di tengah-tengah bercokol gereja besar, itu yang membuat masyarakat gerah dan menolak, agar Santa Clara ini tidak diizinkan berdiri,” ujarnya.

Aksi yang dilaksanakan selepas Salat Jumat ini sudah diantisipasi oleh sejumlah petugas kepolisan yang telah berjaga sejak pukul 11.00 wib.

Aksi penolakan ini merupakan gelombang protes yang kesekian kalinya. Sebelumnya, pada tahun 2015, aksi unjuk rasa ini sudah pernah dilakukan. Surat penghentian pembangunan sementara pun sudah dikeluarkan. Namun pada tahun 2017, pembangunan kembali dilanjutkan.

Peserta aksi membubarkan diri setelah Kapolres Bekasi berjanji untuk mendinginkan suasana dengan menghentikan sementara pembangunan gereja ini.

Menurut seorang warga Paroki St. Clara, Juniwaty, gereja ini dibangun di atas tanah seluas 6.000 meter persegi dengan luas bangunan seluas 1.500 meter persegi. Namun tidak disinggung mengapa gereja harus dibangun di antara dua pesantren besar dan bersejarah serta di tengah pemukiman Muslim?

“Gereja ini memang agak besar karena harus menampung 12.500 umat, karena di Bekasi Utara belum ada Gereja Katolik,” tulisnya melalui pesan singkat. Entah, apakah warga Bekasi Utara juga ada pemeluk Katolik yang sangat banyak sehingga harus dibangun gereja besar di wilayah itu? Jika tidak, maka seperti daerah lainnya, akan ada jemaat impor lagi. (jk/pi)

Sumber: Eramuslim

Related Posts:

  • Ma'ruf Amin Dalam Bayang-bayang Jokowi Ma'ruf Amin Dalam Bayang-bayang Jokowi 10Berita, Kerja Wakil Presiden KH Maruf Amin selama 100 hari menjabat mendapat sorotan publik. Pasalnya, belum ada kinerja dari ketua Majelis Ulama Indonesia itu yang terlihat se… Read More
  • Penyebab Akhir Hidup Muslim Menjadi Su’ul Khatimah Penyebab Akhir Hidup Muslim Menjadi Su’ul Khatimah 10Berita – DISEBUTKAN Imam Asy-Syathibi dalam Kitab Al-Itisham (1:169-170), Abdul Haqq Al-Isybili rahimahullah berkata, Sesungguhnya suul khatimah (akhir hidup yang jele… Read More
  • Orang Terkaya China Sumbang 200 Miliar Demi Temukan Vaksin Coronavirus Orang Terkaya China Sumbang 200 Miliar Demi Temukan Vaksin Coronavirus 10Berita – China dan beberapa negara saat ini tengah diserang oleh wabah virus corona yang mematikan. Lebih parahnya lagi, hingga kini belum ada vaksi… Read More
  • Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Jadi Bumerang Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Jadi Bumerang 10Berita, Situbondo: Kebijakan BPJS Kesehatan menaikkan tarif iuran serta kewajiban membayar tunggakan tanpa adanya potongan, menjadi bumerang bagi BPJS sendiri. Terbukti, dar… Read More
  • Hajar Aswad Pernah Hilang 22 Tahun Hajar Aswad Pernah Hilang 22 Tahun Dalam sejumlah hadits disebutkan bahwa Hajar Aswad adalah batu yang berasal dari surga. Saat pertama kali diturunkan ke bumi, batu ini berwarna putih seperti susu. Namun, karena dosa-do… Read More