OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 14 April 2017

Katibah Gonggong Rebus Meroket Singapura? Begini Cerita Sebenarnya

Katibah Gonggong Rebus Meroket Singapura? Begini Cerita Sebenarnya


10Berita- Jakarta – Katibah Gonggong Rebus pernah menjadi bahan pembicaraan di media massa. Aparat kepolisian menyebut kelompok ini sebagai kelompok radikal karena berencana ingin meroket Singapura.

Gigih Rahmat Dewa, salah seorang anggota Katibah Gonggong Rebus dalam sidang perdana kasus terorisme di PN Jakarta Timur pada Selasa, (12/04), menceritakan kepada majelis hakim perihal roket-meroket negara tetangga itu.

Di grup aplikasi Telegram, Katibah Gonggong Rebus (KGR) suatu kali akun bernama Abu Aisyah yang diduga milik Bahrun Naim berkata soal roket. Baca juga: Seseorang Diduga Bahrun Naim Berikan Perintah pada Katibah Gonggong Rebus

“BN kan cerita, di Suriah ada banyak roket enaknya diapain,” kata Gigih mengucapkan perkataan akun Abu Aisyah di grup KGR. Sayangnya, Gigih tak bisa mengingat waktu terjadinya perkataan itu disampaikan dalam grup.

Menurut Gigih, hanya dua terdakwa yang menanggapi celetukan akun Abu Aisyah yang dianggap sebagai Bahrun Naim, yaitu Gigih dan Trio. Sementara, yang lain mengaku tak pernah melihat percakapan tentang roket itu.

“Waktu itu saya nimpali gimana kalo ke Marina Bay (Singapura, red) saja roketnya,” kata Gigih. Dia mengaku ucapannya itu hanya spontanitas.

Sementara, anggota lainnya, Trio sempat menyampaikan pertanyaan terhadap celetukan akun Abu Aisyah. “Lalu bagaimana pembuatan roketnya,” ujarnya dalam persidangan.

Trio mengatakan langsung meninggalkan percakapan grup itu, karena menurutnya hal itu tidak mungkin dan hanya sebatas bercanda. Pasalnya, di bagian akhir obrolan muncul ekspresi tertawa di grup KGR.

“Tidak ada follow up,” tandas Trio.

Keenam terdakwa yang disebut bergabung dalam Katibah Gonggong Rebus saat menjalani sidang di PN Jaktim pada Selasa, (12/04).

Gigih Rahmat Dewa disebut menjadi pemimpin kelompok Kitabah Gonggong Rebus di Batam. Dia bersama lima kawannya ditangkap oleh tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Kepolisian RI dan Kepolisian Daerah Kepulauan Riau di sejumlah lokasi yang berbeda di Batam, Kepulauan Riau, Jumat pagi, 5 Agustus 2016.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Agus Rianto menuding, kelompok ini masih memiliki hubungan dengan jaringan Santoso dan Bahrun Naim.

“Yang bersangkutan bersama BN (Bahrun Naim) pernah merencanakan melakukan serangan teror ke negara tetangga kita, yaitu Singapura,” kata Agus di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan, Jumat, 5 Agustus 2016.

Agus menjelaskan, Gigih dan Bahrun ingin menyerang dengan menggunakan roket dari Batam ke Singapura. Namun Agus belum mengetahui alasan Gigih dan Bahrun menyerang Singapura. Menurut Agus, mereka merencanakan serangan itu sebelum Bahrun Naim berangkat ke Suriah.

Agus mengatakan kepolisian mendapatkan informasi awal soal rencana teror itu. “Kami punya data, peralatan, dan informasi,” ujarnya. Kelompok ini, kata dia, sudah diincar sejak lama melalui percakapan telepon.

Sementara itu, Arif SH, kuasa hukum Gigih, Eka, dan Tarmizi dari Tim Pengacara Muslim (TPM) pun menegaskan bahwa pembicaraan untuk meluncurkan roket ke Singapura bukan sesuatu yang serius.

“Hanya becandaan saja itu. Jadi tuduhan mengenai menyerang Singapura sudah terbantahkan ,” katanya kepada Kiblatnet seusai sidang.

Reporter: Imam S.
Editor: Fajar Shadiq

Sumber: Kiblat.net

Related Posts: